sumber : mbda.gov |
Alhamdulillah, akhirnya saya bisa kembali ke Narogong dengan selamat setelah menghabiskan long week end di kota kelahiran Cilacap. Saya pulang dan pergi ke Cilacap menggunakan bus umum. Selama 2 hari di Cilacap, saya banyak menghabiskan waktu dengan keluarga baik di rumah maupun rekreasi akhir pekan ke luar kota. Saya pun menyempatkan sedikit waktu untuk sekedar reuni dengan teman-teman "satu geng" semasa sekolah. Kami makan malam bersama, memainkan games,dan berbagi cerita hingga larut malam.
Hingga akhirnya waktu untuk kembali pulang ke Narogong pun tiba. Pukul 6 kurang beberapa menit saya bergegas berangkat ke terminal bus. Tiket yang telah saya beli 2 hari sebelumnya menunjukkan bahwa bus yang akan saya tumpangi berangkat pukul 6.30. Karena suatu hal, bus yang akan membawa saya ke Jakarta datang terlambat. Akhirnya saya dipindah ke bus yang berangkat pukul 6.
Selama perjalanan, saya duduk bersebelahan dengan seorang pria berumur sekitar 31 tahun. Logat bicaranya sangat khas, menunjukkan bahwa dia berasal dari Cilacap asli. Kami memiliki banyak persamaan, that's why we got closer easily. Awal pembicaraan kita seputar destination masing-masing, tanpa diduga ternyata kami menuju daerah yang sama, Cileungsi-Bogor! Bahkan tempat tinggal kami pun tak jauh. kami semakin cepat akrab, hingga akhirnya kami pun saling bertukar nomer handphone.
Perjalanan kemarin memberikan beberapa pelajaran. Kita harus pandai mengangkat topik pembicaraan pada orang yang baru dikenal. Orang akan semakin tertarik bila pembicaraannya menyangkut hobby atau hal-hal lain yang memang disukai. Kita pun sebisa mungkin menghindari topik yang dapat menimbulkan perbedaan pendapat. Bahasa dan sikap tubuh pun memiliki pengaruh yang signifikan. Usahakan untuk menyesuaikan bahasa, frekuensi bicara, dan intonasi suara dengan lawan bicara yang kita hadapi.
Saat pembicaraan semakin menarik dan salah seorang sudah menawarkan untuk bertukar nomor handphone, artinya perkenalan yang singkat ini bisa diteruskan menjadi sebuah persahabatan atau hubungan interpersonal yang lebih dekat. Kami berasal dari daerah yang sama, memiliki hobby yang sama (bermain PES), dan merantau di daerah yang sama. Tidak menutup kemungkinan bila di kemudian hari kami akan semakin banyak berinteraksi. Hari itu saya pun berhasil menambah satu orang ke dalam lingkaran networking yang sedang saya bangun.
Setelah perkenalan itu, kini yang harus saya lakukan adalah merawat tali silaturahmi. Karena membangun sebuah networking bukan hanya bagaimana kita mampu berkenalan dengan sekian banyak orang dalam waktu yang singkat (quantity), namun bagaimana kita mampu merawat dan memupuk silaturahmi yang telah terbangun menjadi sebuah hubungan yang banyak memberikan manfaat bagi setiap pihak (quality).
Keep Learning, Keep Growing!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar