Rabu, 19 Juni 2013

Testimonial 25 tahun

Waktu memang tidak pernah ingkar. Inilah yang selalu tepat, baik saat datang dan pergi. Tidak pernah terlalu awal dan tidak pernah terlambat. Seperti apa yang pernah saya dengar dari pepatah Arab, waktu adalah pedang. Waktu akan menjadi senjata yang berguna bila kita mampu memanfaatkannya secara benar. Sebaliknya, bila kita tidak pandai memanfaatkannya, bisa-bisa kita sendirilah yang terhunus olehnya.  

Tidak terasa, 25 tahun sudah sejak pertama kali kedua orang tua saya memancarkan rona bahagia di mukanya atas kelahiran buah hatinya. Hari ini, 25 tahun yang lalu, seorang anak manusia yang telah dinantikan selama 2 tahun pernikahan akhirnya lahir di dunia. Seorang anak yang menjadi investasi untuk amal yang tidak pernah putus. Seorang anak yang menjadi harapan dan tumpuan bagi orang tua serta adik-adiknya.




**
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Sang Pemilik Bumi dan Langit, Alloh SWT. Atas segala nikmat yang tidak pernah bisa saya hitung. Kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kondusif. Kesempatan untuk menuntut ilmu hingga perguruan tinggi. Kesempatan untuk bertemu dan berkenalan dengan figur-figur inspiratif. Hingga kesempatan untuk berpetualang, menjelajah, dan berbagi cerita serta inspirasi dengan sesama.

Serta sholawat untuk tokoh paling inspiratif sepanjang masa, pembawa kabar gembira, pemimpin ummat sekaligus utusan Alloh, Nabi Muhammad SAW.

Kepada pasangan Endi Suwandi dan Siti Amanah, orang tua kandung saya, kepadanya rasa hormat dan sayang selalu saya curahkan. Beribu maaf atas segala kesulitan, halangan, dan rasa malu yang diakibatkan karena ulah saya selama mendidik dan membesarkan saya. Bila hingga saat ini saya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, semua semata karena izin Alloh serta peran bapak dan mama. Oleh karenanya, jutaan terima kasih saya ucapkan.

Hormat dan terima kasih saya ucapkan kepada pasangan Moch. Hatta dan Ifat Fariza, yang telah mengikhlaskan putri sulungnya untuk menghabiskan sisa usianya bersama saya, Tyzha Inandia. Serta mohon maaf atas segala kekeliruan dan kesalahan selama ini. 

Kepada partner hidup, Tyzha Inandia, terima kasih atas rasa cinta, kasih sayang, inspirasi, motivasi, kepercayaan, dan kesempatan untuk berlari bersama mengejar impian menjadi pribadi dan keluarga yang lebih berkualitas dan bermanfaat. 

Kepada keempat adik-adik saya. Tumbuh dan berkembanglah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari kakak kalian. Di pundak kalian jugalah nama baik dan masa depan negeri ini bertumpu. Bersama-sama kita saling bahu-membahu membangun peradaban yang lebih baik. Bila banyak hal yang kurang dari saya, jangan ragu untuk menegur dan saya mohon maaf atas semua itu. Ambil dan tirulah hal-hal yang sekiranya bermanfaat dan berguna.

Serta saudara, teman, guru, dosen, rekan kerja, dan semua orang yang berada di sekeliling saya. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekeliruan. Terima kasih atas kerja sama, saran, inspirasi, dan motivasinya selama ini. Tidak ada seorang yang berhasil dan sukses, melainkan karena kerja keras dan dukungan orang-orang di sekitarnya. 

Hari ini saya genapkan usia saya 25 tahun. Inilah waktu yang sudah saya habiskan di dunia. Bila usia normal kebanyakan manusia adalah 65 tahun, maka saya hampir mencapai setengahnya. Meski demikian, saya tetap tidak tahu berapa lagi waktu dan kesempatan saya yang tersisa untuk mencari bekal untuk kehidupan selanjutnya. 

Tidak hanya saya, anda dan kita semua, tidak akan pernah tahu berapa lama lagi hidup di dunia ini. Oleh karena itu, untuk sisa usia yang lebih berkualitas dan bermanfaat, mari sama-sama berdoa agar selalu diberi kesempatan untuk terus belajar, berkembang, beramal dan berbagi, serta dijauhkan dari segala penyakit hati yang merusak semua lini kehidupan. 

Demikian, terima kasih. :)



Keep Learning, Keep Growing!!

Senin, 17 Juni 2013

Cerita Pasca Menikah #5 : Seminar Online Sang Juara school "Dahsyatnya Percepatan Karir dengan Menikah di Usia Muda"

Adalah Miftakhul Falah, seorang sahabat-saudara-entrepreneur-alumni Teknik Kimia ITS, yang menghubungi saya minggu lalu. Beliau menawarkan sesuatu yang sulit saya tolak, yaitu kesempatan untuk berbagi cerita dalam acara Seminar Online yang rutin digelar oleh Sang Juara school. 

To be honest, saya merasa begitu tersanjung saat diminta untuk berbagi cerita. Terlebih topik yang diangkat pun sangat eye catching (terutama bagi pemuda/i berusia 20-an), apalagi jika bukan tentang pernikahan. Meski sebenarnya, saya bukanlah ustadz/da'i yang pandai berapi-api dalam mengorasikan ceramah, pandai membawakan opini, serta kaya akan referensi dan ilmu, meski demikian saya tetap tegakkan kepala dan kokohkan niat untuk berbagi. Tentu saya bukanlah orang yang lebih pandai atau, namun setidaknya saya sudah terlebih dulu merasakan apa dan bagaimana pernikahan itu. 

Saya makin tersanjung karena yang mengundang adalah Sang Juara School. Inilah "pasar" (yang disebut oleh Jamil Azzaini dalam bukunya Kubik Leadership) dimana akan banyak orang-orang dengan tingkat intelektualisme di atas rata-rata bisa temui. Kesempatan saya untuk berkumpul dan mengelilingi diri dengan orang-orang inspiratif. 

Alhasil, setelah bernegoisasi tentang waktu, saya sanggupi permintaan Falah untuk menjadi narasumber dalam acara yang akan dipandu langsung olehnya.
 



 


Inilah kesempatan untuk berbagi kebahagiaan dan motivasi. Saya tidak berada dalam posisi yang lebih tinggi atau rendah daripada para pendengar yang saya pandu. Saya memposisikan diri dalam level yang sama. Kami sama-sama belajar. Satu hal yang membedakan diantara kami hanyalah "posisi".

Saya seakan-akan berada di dalam sebuah ruangan, dimana untuk memasukinya haruslah melewati serangkaian acara ijab kabul (menikah). Sedang yang menjadi pendengar, mayoritas masih di luar "ruangan" (dalam bahasa sederhana : belum menikah). 

Saya menceritakan dan menggambarkan apa-apa saja yang saya alami di dalam "ruangan" tersebut. Sehingga para pendengar yang berada di luar memperoleh gambaran dan bisa merasakannya, hingga semakin bersemangat untuk beramai-ramai memasuki "ruangan" tersebut (dalam bahasa sederhana : makin bersemangat untuk menikah).

Bila anda tertarik untuk membaca apa saja yang telah kita diskusikan melalui seminar online singkat ini, silahkan berkunjung ke link berikut ini. Semoga ada manfaatnya.

Pada akhirnya saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan. Meski acara tersebut cukup singkat, namun inilah nikmat yang tidak saya duga-duga sebelumnya. Karena bagi saya "kesempatan" adalah nikmat yang tidak ternilai harganya. Kesempatan untuk berbagi kebahagiaan, pengalaman, cerita, inspirasi, motivasi, kesempatan untuk terus belajar, kesempatan untuk terus berkembang, dan tentu saja kesempatan untuk tumbuh lebih tinggi lagi. 

Danke Schoon Sang Juara school!!



 
Keep Learning, Keep Growing!!


Note : Sang Juara School, bagi saya, bukan hanya sebuah unit bisnis. Lebih dari itu, inilah buah dari hasil idealisme, pengejawantahan passionate dan kreavitas tanpa batas. Dirintis saat masih berstatus mahasiswa dan eksis hingga kini. Doa saya selalu untuk kesuksesan teman-teman saya di Sang Juara school. :)