Selasa, 21 April 2015

Narasi Bebas 20/04 : Teruntuk Anakku Umar

Well, inilah gambar untuk narasi bebas malam ini (20/04/15).



Tren te teng..dan di dalam kereta Taksaka Malam, perjalanan dari Kroya menuju Jakarta, lahirlah karya ini (dengan beberapa perubahan).



TERUNTUK ANAKKU UMAR

Usia kandungan Ummimu sudah masuk bulan ke 7 sewaktu kau berulang kali menendang perut Ummimu.Tak sekali dua kali kau tendang perut Ummimu. Seiring bertambahnya usia, intensitasmu menedang Ummi makin tinggi.Abimu hanya bisa nyengir kegirangan, sementara Ummimu meringis kesakitan.

Sebenarnya bola bukanlah hal baru di keluarga besar kita. Kakek buyutmu pernah kehilangan sebagian besar giginya karena bermain bola. See, betapa hebohnya masa muda kakek buyutmu dulu.

Belum lagi Abimu ini nak. Meski tak jago (baca : tidak bisa) menggiring bola dengan baik dan benar, tapi kemampuan Abimu mencetak gol tak boleh dipandang sebelah mata. Soal positioning di depan gawang, Abimu bisa disamakan dengan Filippo Inzaghi.

Saat tim lawan bergerak maju menyerang, Abimu tetap bertahan di garis pertahanan lawan. Hingga waktunya kawan berhasil mencuri bola dan mulai menyerang balik, Abimu menjadi orang pertama yang ada di daerah pertahanan lawan. Selangkah lebih maju kan (Hehe).

Tapi itu cerita dulu, saat Abimu belum menikah. Saat bola memiliki daya tawar untuk berkompromi dengan urusan lain. Sekarang semuanya agak sulit bagi Abi. Bukan karena kemampuan Abimu yang menurun. Bukan karena fisik Abi yang tak seprima dulu. Bukan pula karena berat badan dan lingkar perut yang mulai melebar. Tapi karena kesempatan untuk bermain bola yang makin terbatas.

Di luar sana, banyak orang yang menutupi ketidakmampuannya bermain bola dengan jalan memindahkan impiannya ke anak. Mereka sekolahkan anak-anaknya ke dalam sekolah sepakbola bergengsi. Mereka begitu terobsesinya agar anaknya pandai bermain bola dan menjadi superstar di kemudian hari.

Tapi Abi tidak. Sama sekali tidak nak. Tak perlu kau mahir bermain bola. Tak perlu kau menguasai teknik mengumpan ala David Beckham. Tak perlu kau jago menggiring bola seperti Zinedine Zidane. Tak penting juga kau menendang seperti C. Ronaldo.

Bagi Abi, cukuplah kau suka pada bola. Cukuplah bola menjadi hobi beratmu nak. Supaya Abi punya alasan ke Ummimu untuk kembali bermain bola.

“Mi Ummi, Umar nangis minta ditemenin main bola nih. Kita berdua keluar dulu ya.”

Atau paling tidak,

“Mi, Ummi, malam ini  MU main. Abi nemenin Umar nonton ya.”

 

Keep Writing, Keep Growing!!

Selasa, 14 April 2015

One Week One Paper, Gardu Energi Yang Selama Ini Kami Cari

Salah satu penulis dan trainer kondang, Jamil Azzaini, pernah menulis dalam bukunya. Bahwa untuk mengakselerasi dan mempertahankan spirit, kita perlu mendekat atau selalu terkoneksi dengan orang-orang yang memiliki semangat dan energi yang lebih besar. Mereka disebutnya Gardu Energi.

Sama seperti yang saya pahami dengan hukum energi. Bahwa energi akan mengalir dari potensial energy tinggi ke potensial energi yang lebih rendah. Persis dengan semangat. Kita perlu mendekat atau bergabung dalam komunitas yang berisi orang-orang yang memiliki semangat tinggi supaya kita bisa tetap terus semangat. Setidaknya ada tangan-tangan yang akan membantu kita bangkit saat kita terjatuh.

Komunitas ini memiliki 3 agenda rutin tiap minggunya, selain setor artikel. Senin malam kita ada “Narasi Bebas”. Salah seorang akan upload sebuah gambar di grup, lalu dalam waktu yang terbatas kita berlomba-loma membuat narasi bebas dari gambar tersebut. Ini mengingatkan saya saat masih tergabung  di Teater Kretta. Kita terbiasa berpikir keras di sempitnya waktu untuk membuat sebuah pementasan.

Lain lagi di Selasa malam. OWOP memiliki thematic challenge. Salah seorang akan menyampaikan sebuah challenge, biasanya membuat sebuah karya sastra berdasarkan topik yag telah ditentukan. Bagi karya yang terbaik akan mendapakatkan hadiah ekslusif.

Lalu di Jumat malam, kita ada agenda sharing bersama penulis. Ini adalah sesi dimana kita kedatangan tamu yang bisa kita gali ilmu dan pengalamannya. Agenda-agenda ini membuat kita terus semangat yang seringkali

Itulah alasan kami berdua (saya dan istri) untuk bergabung dalam komunitas One Week One Paper (OWOP). Sebuah komunitas lintas usia, lintas kota, namun berisi orang yang memiliki kesamaan semangat dan passion, menulis.

Kami belumlah mahir dalam tulis menulis. Kami hanyalah dua insan yang masih terus belajar sembari meyelipkan inspirasi di tengah susunan kata yang kami rangkai dalam sebuah tulisan.

Tertarik bergabung di OWOP? Langsung saya kunjungi situsnya www.oneweekonepaper.com
Mari bersama berkumpul, menyatukan semangat, mengalirkan energi, dan melahirkan karya.

"Sederhana dalam hidup, Kaya dalam Karya". (Sheila on 7)
 




Keep Writing, Keep Growing!!

Jumat, 03 April 2015

Happy Milad Umar Azka AW

Teruntuk Pemimpin Masa Depan, Umar Azka

Tanggal 3 April 2015 ini, tepat Azka ulang tahun yang pertama. Satu tahun sudah Azka hadir mewarnai hidup Abi dan Ummi. Inilah salah satu periode pendewasaan diri yang bersejarah dalam perjalanan hidup Abi dan Ummi.

Pada awalnya, Azka dan Ummi tinggal bersama eyang uti di Surabaya, sementara Abi tetap di Tuban. Rencana awal, Azka dan Ummi boyongan ke Tuban setelah usia satu bulan. Namun, belum sampai sebulan, Azka dan Ummi sudah Abi bawa ke Tuban. Saat itu eyang kung harus operasi di Surabaya, sementara eyang uti pulang ke Bontang menjaga aunty.

Di sinilah tantangan Abi-Ummi untuk merawat dan membesarkan newborn baby tanpa bantuan eyang uti. Kita tidak punya sanak famili yang tinggal di Tuban, kalaupun ada itupun sangat jauh dari tempat tinggal Abi-Ummi. Alhamdulillah banyak tetangga yang membantu. Mereka sudah seperti orang tua sendiri bagi Abi-Ummi.

Minggu awal-awal di Tuban, Abi-Ummi sering terbangun di tengah malam karena Azka menangis. Bila bukan karena buang air atau haus, ya kepanasan. Urusan buang air, Abi-Ummi bergantian mengganti popok. Urusan haus, Alhamdulillah ASI Ummi mengalir lancar. Kapanpun Azka menangis, ASI dari Ummi selalu siap untuk Azka. Tidak heran jika Azka gampang terlelap setiap kali minum ASI. Kamar kontrakan kita waktu itu memang tidak terlalu nyaman. Bila jendela dibuka, banyak nyamuk yang masuk. Sedang kalau jendela ditutup, Azka yang kepanasan.

Hari hari berikutnya, tiada hari tanpa cerita tentang Azka.  Ada saja yang membuat Abi-Ummi takjub dengan Azka, terlebih bila melihat perkembangan Azka dari waktu ke waktu. Mulai dari awal tengkurap, menengadahkan kepala, duduk, mbajul (merangkak dengan perut-red), merangkak, merambat, mulai berjalan tertatih, hingga Azka bisa mengucap Aaabiii.

Belum lagi betapa terobsesinya Ummimu dalam urusan me-maintain berat badanmu. Satu ons saja berat Azka turun, saat itu juga Ummi bisa langsung turun mood-nya. Sebaliknya bila berat Azka terus naik, Ummi bisa teriak-teriak kegirangan. Masih banyak lagi kebahagiaan yang Abi-Ummii rasakan. Terlalu banyak bila harus dituliskan satu per satu.

Bila dibandingkan Abi-Ummi sewaktu kecil, kondisi Azka saat ini jauh lebih baik. Alhamdulillah Eyang dan Mbah bisa menyekolahkan Abi-Ummi hingga lulus sarjana. Hingga Abi-Ummi bisa mencari nafkah yang lebih baik. Bila dibandingkan dengan anak-anak seusia Azka saat ini pun, kita harus banyak bersyukur. Di luar sana masih banyak anak-anak yang tidak seberuntung Azka, memiliki keluarga besa dan lingkungan yang sangat mendukung kebutuhan Azka.

Di sisi lain, Azka lahir pada era dimana bangsa kita sedang membutuhkan banyak pemimpin berkualitas dan berakhlak mulia di segala bidang. Ummat ini membutuhkan pemimpin-pemimpin yang bisa tampil menjadi teladan, inspirator sekaligus pelindung bagi orang-orang lemah.

Oleh karenanya, Abi-Ummi berikan nama Umar Azka Al Faruq Wahid. Nama ini terinspirasi dari sosok Umar bin Khattab RA.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Wahai Ibnul Khattab, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan bertemu dengannmu di suatu jalan melainkan ia akan mengambil jalan yang lain dari jalanmu.” (HR. Bukhari, no.3480)

Doa Abi-Ummi, semoga kelak pada masanya, Azka bisa tumbuh menjadi pemimpin yang mewarisi karakter Khalifah Umar RA. Pemimpin yang ditakuti oleh lawan (bahkan syetan sekalipun). Pemimpin yang mampu menegakkan dan membedakan antara haq dan bathil. Pemimpin yang bersih hingga menjadi inspirasi dan panutan bagi generasi selanjutnya. Pemimpin yang mampu membawa peradaban ini menuju ke arah yang lebih baik.

Bila datang masa dimana Abi-Ummi semakin tua dan tak berdaya, terus doakanlah kami berdua agar selalu istiqomah di jalan Allah.Sayangilah Ummimu tiga kali melebihi sayangnya Azka untuk Abi. Pengorbanan yang telah Ummi keluarkan jauh melebihi apa-apa yang telah Abi berikan untuk Azka. Karena tak ada yang bisa menandingi besarnya pengorbanan mengandung selama 9 bulan dan sakitnya saat melahirkan.

Dua hal yang tak akan pernah Abi rasakan seumur hidup. Terus tumbuh anakku. Terus berkembang anakku.

Salam sayang selalu untuk Azka.



Keep Learning, Keep Growing!!