Senin, 21 Februari 2011

dari masa kecil kemudian berlanjut ke masa depan

..."Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri"... (Ir.Soekarno)...

Qoute diatas sejujurnya ndak terlalu nyambung sama isi postingan ini,,hahaha,,tapi mungkin ada benarnya juga si. Jadi seperti ini, semalam saya berkesempatan menghabiskan malam dengan partner berkomitmen. Cerita bermula ketika beliau menjemput saya dari stasiun Gubeng. Saya hari itu (kemarin) baru saja menempuh perjalanan dari Cilacap ke Surabaya. beliau dengan murah hati menjemput saya, mengantar saya ke ITS. Malam harinya kami menyantap mie kocok Bandung di Jalan Walikota Mustajab Surabaya. Selepas makan, kami pun meluncur ke Coffee Corner Surabaya.

*
Singkat cerita kami pun terlibat perbicangan hebat ala politikus senayan. Topik cerita mengalir panjang lebar dan deras ala jeram di kali kromong pacet mojokerto. hahahaha,,,Sampai akhirnya, tibalah saat paling konyol. saya memberinya cokelat. Jangan bayangkan cokelat dengan national branded, apalagi international branded. Bukan cokelat dengan harga selangit, tapi saya memberinya cokelat jago!!!hahah*tapi lebih baik jangan ditiru,,jauh dari kata romantis..ya memang sih ini cuma buat lucu lucuan.Saya hanya ingin membangkitkan memori masa kecil..;)

Ya cokelat jadul nan vintage yang akrab di kalangan anak gaul jaman TK dulu. Nah, untungnya partner berkomitmen saya itu berkepribadian oke, jadi gara gara cokelat ini topik pembicaraan berlanjut ke jajanan jaman TK. Beliau menceritakan betapa tergila-gilanya ke anak mas dan krip krip..hahaha. Dan selanjutnya beliau memberikan tantangan kepada saya untuk membawakan keduanya ke hadapannya.(disaat wanita lain memberikan tantangan untuk dibawakan ini itu, beliau malah minta dibawakan anak mas dan krip-krip hahha-antik)

                                                        *taken from perusakpesta.blogspot.com

**
Sejujurnya masih banyak lagi jajan jaman kecil yang belum saya ungkap(seperti chiki, cheetos, jet-Z,taro,cilok,cireng,siomay maplu,choki-choki, permen yosan, jagoan neon, mr.sacramento, dan sebagainya), meski jajan-jajan itu cukup menggoda, bagi saya agar-agar dan donat buatan orang tua masih tetap yang terlezat.:)

Pada akhirnya saya berpikir bahwa...
 .."Orang besar adalah orang yang tidak pernah melupakan sejarah masa kecilnya, karena masa depan selalu bermula dari masa kecil" :)..
Karena masa kecil-lah kemudian sedikit banyak mempengaruhi masa remaja. Masa kecil yang bahagia akan banyak membantu perkembangan di masa remaja. Dari masa remaja yang baik, besar kemungkinan masa depan yang cerah akan lebih mudah diraih..:)

Hingga akhirnya, berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa tetap menjadi kunci rahasia dalam meraih kesukesan di tiap masa kehidupan..:)




Senin, 07 Februari 2011

Tentang Tugas Akhir (1)

Finally I did it!
First of all, Alhamdulillah atas segenap karuniaNya sehingga seminar*yang secara tidak sengaja direncanakan tepat pada 10 Nopember 2010 dan sidang tugas akhir berjalan cukup lancar. Saya akan mengulas beberapa hal tentang tugas akhir (pertama dan terakhir saya)*kelak thesis amin. Kali ini tentang seminar tugas akhir.

Untuk seminar ini, saya mencoba menggarapnya sebaik mungkin dan seunik mungkin (ya mungkin seperti Yoris Sebastian kala mendesain sesuatu)..hahah*kayaknya kali ini sebagai sarjana teknik saya agak berlebihan

                                                   *thanks to Niken for the poster

Gambar diatas merupakan poster yang tersebar via facebook. Agak aneh mungkin, disaat kebanyakan orang menghindari jumlah audience yang banyak, saya justru tanpa malu mengundang orang2 untuk berduyun-duyun menghadiri seminar saya, seolah seminar ini adalah resepsi pernikahan..hahhaha..ya bukan karena ingin pamer atau apa, tapi memang kehadiran orang banyak justru membuat saya tidak merasa sendiri ketika "dihujani pertanyaan" oleh para dosen penguji

Ya, saya mencoba mengambil posisi yang sedikit berbeda dalam melihat arti SEMINAR PROPOSAL TA. Bagi saya, seminar proposal TA itu :
1.     Bukan ajang pembantaian apalagi pembunuhan. Bagi saya, ini adalah ajang diskusi antara mahasiswa dan dosen. Jadi, sejak awal saya tanamkan untuk tetap berpikir terbuka atas segala masukan yang diberikan. Cara berpikir ini (yang saya anggap cara berpikir positif) banyak membantu saya dalam menyelesaikan setiap pertanyaan dan menjauhkan debat kusir. Alhamdulillah, saya dimudahkan dalam memberikan penjelasan, sehingga tidak terjadi perdebatan yang berlarut-larut.

 d                                          Jadi seminar ini dilatarbelakangi oleh.............

2.     Ajang untuk menampilkan karya kita. Saya memiliki keyakinan dan idealisme bahwa setiap umat manusia dianugerahi karunia dan bakatnya masing2. Dengan bekal itu kita bisa mencipta atau berkreasi untuk dinikmati oleh orang banyak. Tidak heran bila saya benar-benar memposisikan diri selayaknya penyanyi solo yang sedang menghibur para audiens. Atau lebih pas-nya saya sedang memerankan seorang tokoh pelawak yang sedang mengocol di depan audiens. Trik ini membuat saya sedikit lebih enjoy dalam membawakan materi.

3.     Sekali seumur hidup! Harga mati bagi saya, seminar proposal TA cukup sekali. Selebihnya saya berharap akan dilanjutkan seminar proposal tesis. Prinsip saya kemudian membawa saya untuk berpikir bahwa ini adalah momen langka yang cukup special. Bahkan saya samakan dengan momen khitan, dimana saya pun dikhitan sekali seumur hidup*lebai ni kayaknya haha. Atau bisa juga saya samakan dengan momen pernikahan*ya saya berniat menikah sekali seumur hidup dan dikenal sebagai suami yang sayang istrinya (macam baharudin jusuf habibie) Maka dari itu saya pun mengunggah poster untuk menarik massa. Hal ini kemudian berimplikasi pada banyak hal. Pembuatan poster sendiri memiliki banyak arti yang merepresentasikan jalan berpikir saya secara umum. Disamping itu, pemilihan tanggal pun tidak lepas dari perencanaan. Pemilihan 10 Nopember merupakan hasil perenungan yang cukup singkat, mengingat saya hanya diberi tenggat waktu dalam satuan minggu, bukan satuan hari.

4.     Momen silaturahmi. Tanpa penyelenggaraan seminar ini, bisa jadi saya tidak akan kenal lebih dekat dengan para dosen. Ini sebabnya saya selalu tersenyum tiap kali berdiskusi dengan pra dosen penguji, karena saya memposisikan diri sebagai seseorang yang hendak menjalin sebuah persaudaraan.belum lagi kehadiran teman2 satu angkatan dan adik angkatan. Munafik kalo saya bilang : "saya lebih sering di mesin daripada di luar mesin". Sudah hampir 3 tahun (mulai tahun kedua kuliah) saya lebih sering menghabiskan waktu di Kopma atau di Asrama sdm iptek. Itu sebabnya kemunculan teman-teman akan membangkitkan memory saya ketika menghadapi sekumpulan SC yang tampan (dan menyeramkan tentunya).

                       Dari kiri ke kanan : Pak Indra "Leles" Sidharta (salah inspirator) dan Bu Kis "Iting" Agustin (dosen pembimbing sekaligus inspirator)

         Dari kiri ke kanan : Aditya Alif "Suneo" (M50), Irfan "Budheng" Affandi (M50), Brian Nanda Sagara (M51), dan Dhanny "Dancir" (M50)

4 point diatas saya rasa cukup untuk  menggambarkan betapa saya menikmati  seminar Tugas Akhir. Kelak inilah yang akan saya ceritakan pada adik dan anak-cucu saya..:)

                                                         ..senyum dan pose kelegaan..Alhamdulillah
*bersambung