Minggu, 03 November 2013

Kisah Penebang Kayu


Konon dahulu kala, ada sebuah kerajaan yang sedang berencana membuka hutan seluas 2 hektar untuk memperluas ibu kotanya. Maka dicarilah tim penebang kayu terhebat seantero negeri. Setelah melakukan pencarian ke sana kemari, didapatlah 2 tim penebang kayu yang siap dibayar untuk membuka hutan dalam waktu singkat.  

Kedua tim diberikan hutan dengan luas wilayah yang sama, masing-masing 1 hektar. Barang siapa yang berhasil membuka hutan paling cepat, akan diberi hadiah atau bonus yang menggiurkan. Alhasil kedua tim saling bersaing sengit untuk beradu cepat dalam menebang pohon dan membuka hutan.

Di minggu pertama, tim 1 berhasil mengungguli tim 2. Mereka sudah berhasil membuka 1/3 dari luas hutan yang harus dibuka. Sedang tim dua hanya berhasil membuka ¼ dari luas hutan yang harus dibuka.

Di minggu kedua dan ketiga, tim 1 mulai menunjukkan penuruan produktivitas. Selama 2 minggu, mereka hanya berhasil menambah 1/3 dari luas hutan. Sedang tim 2 berhasil mempertahankan performanya tiap minggunya. Hingga sampai minggu ketiga mereka berhasil membuka ¾ dari luas hutan yang harus dibuka. Tersisa ¼ lagi dari total luas hutan yang harus dibuka.

Hingga akhirnya, sebelum minggu ke-empat berakhir, tim 2 berhasil menuntaskan pekerjaannya. Semua pohon di hutan seluas 1 hektar berhasil ditebang oleh mereka. Sedang tim 1 yang terus menurun peformanya di akhir minggu ke-4 masih menyisakan lahan seluas 1/6 dari total hutan yang harus dibuka. Alhasil tim 2 berhasil meraih bonus yang dijanjikan oleh kerajaan.

Saat memberikan bonus di depan rakyatnya, Sang Raja yang merasa kagum pun bertanya kepada tim 2, apa yang telah menjadi rahasia mereka hingga berhasil membuka lahan dalam waktu singkat.

Perwakilan tim 2 pun menuturkan rahasia yang tidak dilakukan oleh tim 1. Mereka secara rutin mengasah kapaknya hingga untuk memastikannya tetap tajam saat dipakai. Kecakapan dan ketangkasan dalam menebang pohon memang penting untuk mengejar target. Namun bila tidak didukung dengan kapak yang tajam maka secakap apapun si penebang pohon, hasilnya tetap tidak akan memuaskan.

Inilah yang tidak dilakukan oleh tim 1. Mereka terlalu fokus dalam menebang pohon dan membuka hutan, tanpa mempedulikan kondisi kapak yang mereka pakai. Oleh karenanya, tanpa mereka sadari, produktivitas mereka terus menurun secara perlahan seiring menumpulnya kapak mereka.

 
Sumber : flexmedia.co.id


**
Hal seperti ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering larut dalam rutinas dan kesibukan untuk mengejar target yang dipatok oleh atasan. Kita terus tenggelam dalam kompetisi untuk terus berlari mencapai hasil yang terbaik. Hari demi hari kita terus bekerja dengan keras tanpa memberikan waktu kepada diri sendiri untuk sejenak istirahat, berintropeksi atau evaluasi diri.

Lingkungan sekitar yang terus berubah juga membuat kita mau tidak mau untuk terus meng-up grade diri. Oleh karenanya, up grading/training yang rutin, silaturahmi/memperluas relasi dan jaringan, hingga hal paling sepele seperti membaca buku-buku di luar bidang pekerjaan kita, akan memperluas wawasan dan meningkatkan daya saing kita.

Pada akhirnya, proses pengembangan diri yang terus dilakukan tanpa henti akan menjadi kunci agar kita bisa tetap survive dan competitive.



Keep Learning, Keep Growing!!