Kamis, 30 Mei 2013

Pesan Untuk Masa Depan

Seorang Jamil Azzaini pernah berujar,"bila ingin memiliki sebuah kebiasaan yang positif, maka lakukanlah aktivitas tersebut secara rutin selama  90 hari". Jika hal ini bisa dipertahankan, selanjutkan akan sangat mudah bagi kita untuk mempertahankannya.

**
Saya punya teman yang sangat luar biasa. Produktivitasnya dalam menulis tidak perlu diragukan lagi. Dia rela keluar dari pekerjaan sebelumnya dan mundur sebagai engineer, demi untuk lebih serius menjadi penulis. Alhasil, setelah resign, dia bisa lebih serius menulis. Setelahnya, beberapa buku pun berhasil dia terbitkan. Dialah teman semasa kuliah, teman 1 dosen wali, teman 1 kelompok POROS, teman Mahasiswa Inspiratif ITS 2010, dia Ahmad Rifa'i Rifan (Rifa'i).

***
Dalam sebuah buku biografi tentang Affandi, sang maestro seni lukis Indonesia, diceritakan sebuah kesaksian menarik tentang beliau setelah melukis. Setelah mengerahkan seluruh kemampuan pikiran dan fisiknya dalam bentuk karya di atas kanvas, beliau akan terlihat sangat lelah. Dituliskan bahwa Affandi seperti baru saja melakukan pekerjaan yang sangat berat.

****
Bukan kali ini saja saya absen cukup lama dalam menulis. Merujuk nasihat Jamil Azzaini, saya harus sejenak berhenti dari pusaran aktivitas yang padat, kembali duduk dengan serius, dan mulai berlatih menulis secara rutin. Sama halnya dengan melukis, menulis bukan aktivitas yang bisa dipandang sebelah mata. Aktivitas ini membutuhkan pikiran dan fisik yang prima.

Betul apa yang pernah dikatakan teman saya Muhammad Ersyad (Presiden BEM ITS 2009), bukan kita menunggu waktu luang (untuk berkarya), namun kita lah yang meluangkan waktu. Inilah yang telah dilakukan oleh sahabat saya Rifa'i.
Meski demikian, bukan berarti saya akan mengikuti jejak Rifa'i mentah-mentah he..he..he.
Saya masih nyaman menjadi seorang engineer (untuk sementara waktu). Menulis, bagi saya, adalah akvititas yang mengkondisikan saya agar tetap berpikir kreatif dan inovatif. Saya akan sekuat tenaga mempertahankan kebiasaan untuk menulis.

Di sisi lain, saya ingin meninggalkan jejak untuk anak-anak saya di masa depan. Saya tidak ingin menutup-nutupi kondisi yang pernah saya alami. Bahwa  jatuh-bangun, low motivation, atau bahkan futur sekalipun adalah realitas nyata yang bisa dialami oleh siapapun. 

Meski demikian, selama masih ada semangat dan tekad, semua itu bukanlah hal yang tidak bisa diatasi. Karena seperti kata mantan presiden Afrika Selata, Nelson Mandela, "The greatest glory in living lies not in never falling, but in raising everytime we fall".  Dan semuanya akan bermuara pada sebuah harapan agar anak-anak saya bisa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang memimpin generasinya menuju arah yang lebih baik.




Keep Learning, Keep Growing!!