Minggu, 07 Oktober 2012

Istri Salehah :)


.."Tidak ada anugerah yang didapatkan seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik baginya daripada memperoleh istri yang salehah.  


Yaitu, istri yang jika diperintahkan sesuatu kepadanya, ia menaatinya.
Jika suami memandangnya, ia menyenangkan.
Jika suami memberinya nafkah, ia menerima dengan baik. 
Dan jika suami pergi, ia menjaga diri dan harta suaminya."..

(Hadits Riwayat Bukhari Muslim)
dinukil dari buku "Kado Pernikahan-189" karya Syaikh Mahmud Mahdi al-Istanbuli


Keep Learning, Keep Growing!!

Kamis, 04 Oktober 2012

Kuliah Gratis di Pesawat


Akhir  minggu lalu saya terbang dari bandara Juanda menuju Soetta. Seperti halnya penerbangan sebelumnya saya terbang menjelang malam dan tiba di Bogor sebelum tengah malam. Namun yang berbeda dari penerbangan kali ini. Saya mendapat “training” gratis dari seorang trainer dan businesman selama perjalanan.

Awalnya saya tidak menaruh perhatian pada orang yang duduk di dekat saya. Hingga kemudian saya memergoki beliau sedang mengerjakan materi seminar dan sesekali membaca buku rangkuman HBR (Harvard Business Review). Saat saya melihat namanya, rasa-rasanya saya tidak asing dengan beliau.

Kemudian saya memberanikan diri bertanya kepadanya untuk memastikan bahwa beliau adalah orang yang sering saya dengar di radio. Singkat cerita obrolan kami pun semakin akrab saat saya tahu bahwa beliau adalah orang yang saya maksud.

Dari obrolan yang hanya berkisar masalah aktivitas masing-masing  hingga cerita keseharian beliau. Saya selalu mengusahakan untuk bertanya dengan pertanyaan terbuka. Secara umum, saya hanya melemparkan dua pertanyaan besar, yaitu bagaimana caranya hingga bsia menajdi trainer dan apa yang beliau lakukan saat berusia 25 tahun.

Dua pertanyaaan sederhana tersebut mebuat pembicaraan kami berkembang ke sana kemari. Hingga akhirnya saya serasa mendapat kuliah gratis selama 1 jam. Dari pembicaraan tersebut saya dapat merangkum pesan beliau menjadi 3 poin besar.

1.      Networking currency
Beliau banyak berpesan tentang pentingnya “memberi”. Memberi dalam hal ini berarti kita harus memiliki “sesuatu” yang bisa kita berikan kepada sekitar kita. Bisa materi maupun materi. Dalam bahasa lain kita harus memiliki semacam “valuable things” yang bisa kita kontribusikan. Beliau menyebutnya dengan “networking currency”, dengan demikian kehadiran kita selalu memberi manfaat.

2.      Zig Zag
Setelah mengetahui bahwa saya memulai karir dari posisi engineer, beliau berpesan agar saya tidak terlalu lama berkiprah di bidang pekerjaan yang banyak berhubungan dengan asepek teknis. Sebisa mungkin bila ada kesempatan untuk mencoba bidang lain, maka ambillah.

Karir tidak selalu harus diraih secara “vertical” (urut sesuai strata organisasi), namun bisa zig-zag (berpindah-pindah dari satu fungsi ke fungsi pekerjaan yang lain). Bila ingat petuah ayah saya, berpindah-pindah fungsi membuat pandangan kita akan semakin luas. Sehingga in case of kita dipercaya menjadi pemimpin, bisa mengambil keputusan dalam berbagai sudut pandang dan kepentingan.

3.      Stay hungry stay foolish
Seperti halnya kebanyakan orang sukses, beliau berpesan untuk terus belajar meski tidak lagi berstatus mahasiswa. Setidaknya setelah lulus saya belajar tanpa harus takut memperoleh nilai yang kecil. Hal-hal yang dipelajari pun bukan lahgi sesuatu yang secara fisik bisa dilihat. Bial dulu belajar kalkulus maka kini belajar teamwork. Bila dulu belajar mekanika fluida, maka kini bila tidak mempelajari communication skill, maka segalanya tampak lebih sulit.

 Pesan beliau mengingatkan saya kepada pesan dari mendiang Steve Jobs, stay hungry stay foolish

Meski ketiga poin di atas tidak asing bagi kita, namun conversation kemarin cukup me-refresh semangat saya. Di akhir cerita beliau mengejutkan saya, “Dik masa depan dunia training masih menjanjikan, sekali-kali cobalah”. 

Saya memang menyukai dunia training, namun bukan sekarang. Saat ini saya masih menikmati peran sebagai seorang engineer. Ya itulah perbincangan singkat saya dengan Tanadi Santoso.

Sumber : tanadisantoso.com


Keep learning Keep Growing!!

*Saya mulai mengenal Tanadi Santoso sejak SMP melalui program Business Wisdom yang disiarkan oleh sebuah jaringan radio komersil.
**Ingin mengenal beliau lebih dekat, silahkan kunjungi www.tanadisantoso.com



Rabu, 03 Oktober 2012

Inikah Kekuatan Berpikir dan Sugesti?



Sumber : http://www.spiritsnextmove.net
Semasa kuliah dulu, ada sebuah cerita menarik tentang betapa hebatnya kekuatan pikiran atau sugesti. Apa yang terjadi pada diri kita adalah apa yang kita pikirkan atau sebaliknya, apa yang kita pikirkan, maka itulah yang akan terjadi pada kita . Bahkan konon rasa sakit pun dapat dihilangkan hanya dengan menstimulus pikiran.

Nah, diceritakan di sebuah stasiun terdapat petugas yang hendak memperbaiki pendingin ruangan pada salah satu gerbong pengangkut barang. Entah bagaimana ceritanya, sang petugas justru terjebak di dalam gerbong. Hingga kemudian dia menemukan seberkas sinar matahari yang menerobos melalui celah-celah pintu. Dari sinar tersebut dia melihat termometer menunjukkan angka -14 C dan sadar bahwa dirinya terjebak di dalam gerbong es.

Keesokan harinya sang petugas ditemukan meninggal di dalam gerbong tersebut dengan secarik kertas di sampingnya. Sebelum meninggal dia menuliskan betapa tersiksanya terjebak di dalam ruang sempit bertemperatur – 14 C. Setelah diusut ternyata gerbong itulah yang hendak ia perbaiki.

Bila bukan karena kekuatan pikiran, bagaimana mungkin sang petugas bisa merasa tersiksa kedinginan pada gerbong yang  pendingin udaranya rusak?

Berbicara tentang kekuatan berpikir, saya punya cerita tentang pengalaman Latbintalsik (Pelatihan dan pembinaan mental dan fisik) di sebuah kamp militer. Suatu hari semua peserta dibangunkan tengah malam dan dibariskan di lapangan terbuka. Kemudian kami digiring berjalan menuju sebuah tempat dengan mata tertutup.

Para peserta pun mengikuti instruksi para pelatih. Kami berjalan melintasi parit, melewati tanah berbatu, dan berujung pada sebuah sungai. Di sanalah para kami diperintahkan untuk duduk dan berendam di sungai. Kami duduk berdekatan sesuai dengan urutan barisan.

Saya memahami betul konsep kekuatan berpikir atau sugesti. Mulai dari masuk ke sungai hingga berendam, saya sekuat tenaga menciptakan sugesti bahwa air sungai ini hangat. Saya terus memfokuskan pikiran saya bahwa air sungai ini sangat hangat. Ternyata benar! Di detik-detik awal saya rasakan betapa air sungai sangat hangat.

Waktu berendam pun selesai. Masih dengan mata tertutup, kami dibariskan dan digiring kembali menuju sebuah tempat.  Kami pun dipersilahkan untuk sejenak istirahat di sebuah tanah lapang. Sembari meminum jahe hangat, saya berbincang dengan rekan sebelah yang sedari awal berendam di samping saya. Di saat mayoritas peserta mengeluh kedinginan selama berendam, saya ceritakan keberhasilan saya men-sugesti diri sendiri hingga air sungai terasa hangat.

Sejurus kemudian rekan saya buru-buru meminta maaf kepada saya,” Maaf sa, tadi saya gak bisa nahan pipis..”@#$$#!##@!%@#!%....

Keep learning Keep Growing!!


Selasa, 02 Oktober 2012

Oktober Bangkit!


 Ini adalah postingan pertama saya sejak 14 Agustus 2012, atau tulisan pertama sejak kembali dari Vietnam. Bukan hal yang  mudah memang untuk menjaga konsistensi dalam menulis. Dan untuk memulainya lagi, saya pun butuh energi yang lebih besar. Bila diilustrasikan dengan usaha untuk mendorong benda diam apda bidang datar, saya memerlukan gaya yang lebih besar daripada gaya gesek (hasil perkalian antara konstanta gesek statis dan gaya normal) untuk membuatnya berpindah posisi.

 Kesibukan yang padat atau kekurangan ide sebenarnya tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak menulis. Terlebih bila hal ini sudah menjadi komitmen pribadi untuk terus mengembangkan diri.
Setelah bulan kemarin dihabiskan di kamp Militer Marinir Purboyo dan kampus ATMI Solo, bulan ini saya masih berkeliling ke Narogong dan Jakarta sebelum memulai hidup baru di Tuban.

Oleh karenanya bulan ini saya mem-push diri saya sekuat mungkin bertepatan dengan momentum kepindahan saya di Tuban. Saya ingin memastikan bahwa tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. 

1.      Menulis menulis menulis!
Setelah hampir satu bulan lebih blog ini tak terawat, saya bertekad untuk kembali menulis 5 kali dalam seminggu. Bulan ini saya akan banyak menampilkan galeri aktivitas selama di kamp Marinir Purboyo maupun training ATMI. Selain itu tentu saja inspirasi dan pelajaran yang saya dapat selama aktivitas tersebut.

2.      Membaca membaca membaca!
Seperti bulan-bulan sebelumnya, saya masih bisa meng-khatamkan minimal satu buku  dalam satu bulan. Setelah menghabiskan buku- buku bertema pra-nikah, bulan ini saya memfokuskan untuk melahap buku bertema investasi pasca pernikahan dan buku manajemen atau kepemimpinan.

3.      Pindahan
Setelah 1 tahun lebih berkeliling dari Narogong – Jakarta – Cilacap – Malang – Solo, akhirnya saya akan benar-benar beraktivitas di Tuban, tempat pabrik baru sedang dibangun.  Minggu kedua bulan ini saya akan mulai tinggal di Tuban. Mencari tempat tinggal baru, belanja perabot rumah, memindahkan barang, dan mengurus beberapa keperluan administrasi akan mendominasi aktivitas saya di awal keberadaan saya di Tuban.

 Kepindahan ini juga akan mendekatkan saya dengan lingkungan yang telah membesarkan saya selama kuliah di Surabaya.  Bukan tidak mungkin bila saya akan kembali mengisi training, seperti yang saya impikan selama ini. 

Secara garis besar itulah target saya bulan ini. Di luar itu masih banyak lagi yang harus selesaikan bersama calon pasangan saya terkait rencana pernikahan kami yang tinggal beberapa bulan saja.  Dan tentu saja beban pekerjaan yang sudah menunggu di Tuban, terutama menyiapkan banyak hal untuk membangun sistem perawatan pabrik baru.

Saya banyak berharap setelah melewati Latbintalsik di kamp Marinir Purboyo dan semangat hijrah di tempat baru, semoga bulan ini saya BANGKIT menjadi lebih PRODUKTIF dan KONTRIBUTIF. Target yang saya canangkan semata bukan hanya untuk mengisi waktu luang, namun lebih untuk meningkatkan kapasitas diri. 

Sumber : forum.viva.co.id


Keep learning Keep Growing!!

Selasa, 14 Agustus 2012

Bayi Vietnam :)

Secara fisik tidak banyak yang berbeda antara orang Indonesia dengan Vietnam. Hanya saja mereka nampak lebih putih dan sipit. Justru orang Indonesia harusnya banyak bersyukur karena memiliki karakteristik yang lebih beragam, ada yang berkulit putih, sawo matang, hingga hitam. Sedang di Vietnam mayoritas berwajah oriental. Termasuk seorang batita yang saya temui kala membeli bubur ketan hitam.
Menggemaskan!










Keep Learning, Keep Growing!!

Sabtu, 11 Agustus 2012

Bubur ala Vietnam

Sejujurnya saya tidak tahu banyak seluk beluk tentang makanan. Terlebih lagi saya termasuk anak yang susah sekali untuk makan. Namun semenjak sulit untuk mendapatkan makanan khas Indonesia, timbul ketertarikan saya untuk mengabadikan makanan yang jarang saya temui. Hehe.\

Selama puasa, bagi kita orang Indonesia terbiasa berbuka dengan takjil atau makanan pembuka yang manis seperti kolak. Namun berhubung kolak tidak begitu populer di Vietnam, akhirnya kami mencari makanan pengganti. Hingga bertemulah kami dengan bubur. Saya tidak seberapa yakin bagaimana rasa bubur ini. Hehe. Namun tambahan kacang, jelly, santan yang sangat kental, dan dipadu dengan agar-agar rumput laut membuat bubur ini tidak kalah lezat dengan bubur kacang hijau ala Indonesia.





Keep Learning, Keep Growing!!

Jumat, 10 Agustus 2012

Mimpi saya 4 tahun silam

Empat belas tahun silam saya tidak pernah berpikir sebelumnya bahwa saya bisa pergi ke Jakarta. Karena bagi keluarga saya, sangat sulit bisa pergi ke ibu kota. Selain karena tidak ada saudara dan handai taulan yang bisa dikunjungi, kami pun tidak punya banyak uang untuk sekedar berlibur ke Jakarta. Namun nyatanya berkat doa dari ibu saya, akhirnya saya berangkat juga ke Jakarta. Saya pergi bukan hanya untuk bersenang-senang, namun untuk berlomba bersama teman-teman saya lainnya.

Hingga beberapa tahun kemudian dan lulus SMA, itulah prestasi "ter-amazing" yang pernah saya ukir. Saya tidak membayangkan bisa berkenalan dengan teman-teman dari luar Kabupaten Cilacap. Semua keluarga saya lahir, besar, berkembang, hidup, dan berdomisili di Cilacap.

Tidak heran saya begitu girang bisa berteman dengan anak dari Semarang, Pati, Demak dan Magelang. Saat itu kami sama-sama membawa nama Jawa Tengah di Lomba Mata Pelajaran tingkat Nasional. Meski gagal meraih emas, namun saya masih bangga karena bisa berkontribusi dengan mengamankan juara V di mata pelajaran Seni Rupa hingga Jawa Tengah menjadi Juara Umum kala itu.

Kini, saya sudah tidak terlalu ingat siapa saja teman-teman saya saat itu. Namun ada kebanggaan tersendiri bisa memiliki teman-teman di luar kota saya. Pertemanan ini lahir bukan sekedar asal kenal, namun kenal karena dipertemukan melalui sebuah ajang kompetisi.

Tujuh tahun setelah peristiwa fenomenal itu, saya pun kembali dipersatukan bersama 180 teman lainnya dalam satu angkatan Jurusan Teknik Mesin. Saya banyak memiliki teman mulai dari Sumatera hingga Nusa Tenggara Timur. Sesaat saya merasa seperti de javu, berkenalan dan bergaul dengan orang-orang baru dari daerah yang masih asing bagi saya.

Hingga kemudian di suatu hari saat training pengembangan diri di Pesma SDM IPTEK, seorang trainer (Pak Ahmad Guntar) menyampaikan sebuah konsep self development  yang diilhami dari pidato mendiang Steve Jobs saat seremoni kelulusan di Harvard University. Pak Guntar membakar semangat kami lewat connecting the dots principle. Persis seperti apa yang disampaikan Steve Jobs.

Alam bawah sadar saya menggiring saya ke medio 97 saat saya berlomba di Jakarta. Kemudian lari lagi ke masa pengkaderan Maba Mesin 2006 (POROS 2006). Saya kemudian berpikir sedikit liar. Bila di usia 10 tahun saja saya bisa melebarkan pergaulan ke level provinsi, kemudian usia 18 tahun merambah level nasional. Maka selambat-lambatnya 10 tahun lagi saya harus sudah bisa menembus level regional atau internasional.

Sedikit terkesan muluk saat itu. Namun bila kita tidak berani bermimpi bagaimana kita bisa meraih sesuatu yang istimewa. Saya teringat quotes yang sangat popular dari Walt Disney, "if you can dream it, you can do it".

Belum juga 4 tahun sejak saya bermimpi seperti itu, Alloh telah membukakan jalan-Nya. Meski hanya merupakan bagian kecil dari tim Tuban Plant Benchmarking, namun saya harus banyak bersyukur bisa menembus hingga level ini. Banyak teman-teman baru dari negeri tetangga yang bisa saya kenal dan menjadi rekan kerja yang baru. Banyak hal dan budaya baru yang telah saya pelajari disini. Dan kesempatan untuk mengembangkan diri di level internasional pun semakin terbuka lebar.

Terus terang kesempatan saya ke Vietnam membuat saya semakin kecil di hadapan Nya. Saya takkan mampu berbuat dan meraih segalanya tanpa pertolongan Nya. Saya langsung teringat impian saya 4 tahun yang lalu akan mimpi ke luar negeri. Sekali lagi, saya membuktikan bahwa kita memang harus berani bermimpi. Bila memang sudah bermimpi maka berusaha dengan keras dan banyak-banyaklah meminta doa. Dan untuk meng-akselerasi doa, jangan lupa meminta doa restu dari ibu kita tercinta.

Sampai jumpa di Indonesia.

Kien Luong District, Vietnam 2012




Keep Learning, Keep Growing!!