Senin, 12 Desember 2011

Waktu yang ada Tak sebanyak Impian Kita

 "(Ibrahim berdoa), Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang saleh." QS : 26:83

Semalam ini hujan rintik-rintik mengguyur daerah Cileungsi dan sekitarnya. Saya menunggu kehadiran teman mentoring, Aziz, sembari memasukkan buku agenda dan Al Qur'an ke dalam tas. Sesaat kemudian dia datang, kami pun langsung meluncur ke kediaman Pak Hamim, tempat liqo kami malam ini. Kami menembus dinginnya udara Cileungsi, menerobos jalanan desa yang masih belum beraspal. Hujan membuat jalan semakin licin dan becek. Sekitar 20 menit kemudian kami tiba di tempat Pak Hamim. Liqo' sudah dimulai dengan tilawah secara bergiliran. Kedatangan kami membuat liqo' menjadi lengkap menjadi 14 orang. Kami pun "dugem"(duduk gembira melingkar) bersama.

Di tengah menunggu giliran tilawah, mata saya tertuju pada jam dinding sederhana yang bertuliskan "Waktu Yang Ada Tak Sebanyak Keinginan Kita". Kalimat mutiara yang sempat membuat saya sulit berkonsentrasi selama menunggu giliran tilawah. Saya mencoba sedikit merenung, betapa banyak impian-impian baik yang telah tertulis di buku blue print rencana hidup maupun yang belum. Sedang waktu saya saat ini sudah tidak sebanyak ataupun se-fleksibel seperti dulu. Selama 5 hari dalam seminggu, aktivitas saya praktis dihabiskan dari pagi hingga sore di dalam plant untuk mengamalkan ilmu yang telah saya dapat di bangku kuliah. Saya hanya punya waktu terbatas di malam hari dan tentu saja 2 hari libur tiap akhir pekan untuk mengejar impian-impian lainnya. For that reason, saya butuh katalisator untuk mengakselerasi usaha saya meraih impian yang begitu banyak.

Saya jadi teringat pesan Pak Jamil Azzaini dalam sebuah peluncuran buku di Surabaya. Beliau menyampaikan kisah tentang seekor nyamuk yang bisa terbang pulang-pergi dari Surabaya ke Malang dalam tempo satu hari. Bagi sebagian orang, cerita ini mungkin terdengar  mustahil, tapi tidak bagi Alloh. Nyamuk tersebut bisa terbang sejauh itu karena dia terjebak di dalam sebuah mobil yang bepergian dari Surabaya ke Malang. Lesson learn dari cerita itu adalah pesan untuk selalu berkumpul dengan orang-orang/komunitas yang bisa menunjang pencapaian mimpi kita, atau dalam lagu tombo ati ditunjukkan dengan penggalan lirik "Wong kang sholeh kumpulono". Sedang dalam Harvard Business Review edisi November 2011 disebutkan " Find and stay in touch with colleagues who can sharpen your thinking and connect your role to your organization's broader mission.

Afterall, saya seperti di-recharge, mengapa saya harus terus bersemangat untuk berangkat liqo' dan menjalani tiap program di dalamnya. Saya sadari bahwa lima hari dalam seminggu merupakan waktu yang sangat lama bila tidak diisi dengan hal-hal yang bernilai ibadah, sedang tingkat keimanan saya masih sangat jauh dari kata "bagus". That's why, saya sangat membutuhkan sebuah komunitas yang bisa terus membuat saya terjaga dalam hal ibadah dan masih banyak lagi komunitas lain yang saya butuhkan untuk meraih impian-impian lain yang telah menunggu.

Apapun profesinya, pastikan kita selalu mengelilingi diri kita dengan orang-orang hebat yang bisa mengakselerasi pencapaian impian-impian kita. Semoga Alloh selalu memberi kemudahan kepada kita dalam mencari ilmu dan selalu memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang shaleh.

Selamat mengawali awal pekan ini dengan semangat!!




Keep Learning, Keep Growing

2 komentar:

  1. trima kasih buat postingannya yang menginspirasi...

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah bisa memberi manfaat.:) sukses utk kita semua.

    BalasHapus