Rabu, 03 September 2014

Cerita Pasca Menikah #10 : Kebahagiaan yang dinanti-nanti


Hari ini, tepat lima bulan yang lalu – 3 April 2014, saya dan istri diliputi kebahagiaan yang luar biasa. Kebahagiaan yang juga dirasakan oleh kedua orang tua kami di Cilacap dan Bontang. 

Sulit digambarkan betapa bahagianya saat itu. Kebahagiaan yang sebenarnya pernah dirasakan sebelumnya oleh kedua orang tua dan kakek-nenek kami. Semangat akan datangnya seorang anggota baru dalam keluarga besar. Kebahagiaan yang diiringi dengan tumbuhnya harapan yang membuncah tinggi dari sang calon penerus perjuangan.

Generasi penerus yang kelak didambakan bisa membawa peradaban ke arah yang jauh lebih baik. Generasi penerus yang tidak pernah melupakan dan selalu mendoakan para pendahulunya.   
Kebahagiaan ini telah membawa kami ke dalam fase kehidupan berikutnya. Kami bisa merasakan apa yang dahulu orang tua kami rasakan. Orang tua kami bisa merasakan apa yang dirasakan oleh kakek-nenek kami dulu kala. Pada akhirnya, semua merasakan hal yang pernah dirasakan oleh para pendahulu kami.

Semua kebahagiaan ini telah membawa perubahan dalam hidup kami sehari-hari. Terbangun di tengah malam karena tangisan bayi. Rasa cemas bila terlalu lama meninggalkan si kecil di rumah. Rasa lelah yang seketika hilang selepas pulang kerja saat melihat senyuman sang kecil.

Meski “kerepotan” kami sedikit bertambah saat bepergian ke luar kota. Namun di sisi lain, kami harus bersyukur. Kini kami bukan lagi berdua. Sekarang kami bertiga! Tak ada lagi sepi yang dirasakan istri, saat saya pergi bekerja di siang hari.

So much things which has changed our living life. Sejujurnya,that’s  so much things that wanna be shared. Sayangnya waktu berjalan sangat cepat, dan we both even don’t have any time to keep on desk and update the stories. Kami terlalu larut pada detil kebahagiaan yang tersurat dalam perubahan hidup kami.

Anyway, I found another reason to keep the stories updated. It’s not to keep the blog fresh, but to keep the story to be history for the future.

Semoga saya dan istri selalu diberi kesabaran untuk terus belajar dan saling mengingatkan. Hingga bisa sama-sama tumbuh menjadi orang tua yang bisa membesarkan buah hati kami menjadi pribadi sesuai dengan do’a yang tersirat dalam namanya, Umar Azka Al Faruq Wahid.

 
Foto ini diambil selepas sholat Ied saat Hari Raya Idul Fitri 1435 H.




Keep Learning, Keep Growing!!