Jumat, 30 Desember 2011

Perpustakaan Mini

Sumber : harvestbooks.com

Semasa masih berstatus mahasiswa baru, saya diminta menuliskan beberapa hobi pada selembar formulir open recruitment sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa di kampus. Saya tuliskan "melukis dan sepak bola". Saya lihat-lihat lagi, adakah yang kurang? Iseng saya tambahkan disampingnya "membaca", meski yang saya tahu hanya koran-lah bacaan favourite saya kala itu. Di kemudian hari saya kembali merenung, apakah sya benar-benar suka membaca.Ya, inilah aktivitas yang tak pernah saya sadari.

Saya kembali teringat saat TK dimana kali pertama saya bisa membaca. Hampir semua tulisan yang saya jumpai, baik itu di jalan, di tempat umum, hingga koran bekas pun saya baca. "Membaca" seakan menjadi multipurpose tool untuk memuaskan rasa ingin tahu saya.

Jam istirahat kala SD banyak saya habiskan untuk 2 hal, bermain bola atau berkunjung ke perpustakaan. Buku yang saya cari adalah buku-buku ensiklopedia. Selain sampulnya yang menarik, gambar dan informasi di dalamnya pun sangat menggoda saya untuk membacanya. Kebiasaan ini tanpa saya sadari berlanjut terus hingga ke bangku kuliah. Selain makin akrab dengan susunan rak-rak buku, saya pun menjadi dekat dengan pustakawan. Saya masih hafal dengan pustakawan dari SD hingga SMA.

Bu Mawarni, pustakawan perpustakaan SD YKPP 02, nampaknya hafal kelakuan saya yang telat masuk kelas hanya gara-gara terlalu lama di perpustakaan.Bu Djumini, pustakawan SLTP N 1 Cilacap, tidak seberapa dekat dan kenal dengan saya, namun beliau hafal segerombolan siswa yang selalu berburu harian Suara Merdeka tiap jam istiahat. Saya termasuk di dalam gerombolan itu. Mbak Nus, begitu saya menyebut pustakawan SMA 1 Cilacap. Bukan hanya dekat sebagai pustakawan, saya punya hubungan yang sangat dekat dengan beliau. Saya sering curhat tentang berbagai masalah kepada beliau. Beliau lah yang selalu mempromosikan koleksi buku baru, tiap kali saya datang ke perpustakaan. Pak Toto, pustakawan  ruang baca Teknik Mesin, paling hafal kalau saya jarang mengembalikan buku teks tepat waktu. Saya lebih sering memperpanjang masa pinjam ketimbang membaca di perpustakaan. Begitu pun di perpustakaan ITS.

Dari sekian banyak perpustakaan, selain perpustakaan ITS saya sangat terkesan dengan kondisi perpustakaan SD dan SMA. Selain koleksi bukunya yang lengkap, tata ruang dan lounge yang ada di kedua perpustakaan itu membuat saya betah berlama-lama untuk membaca buku di dalamnya. Tidak heran perpustakaan termasuk tempat yang saya sambangi bila ada kesempatan berkunjung ke sekolah.

Semasa kuliah, aktivitas membaca lebih banyak saya lakukan di kamar kos. Saya lebih tertarik pergi ke bursa buku atau pasar buku bekas di Jalan Semarang Surabaya ketimbang pergi ke mall. Semakin hari saya makin gemar membeli dan mengoleksi buku. Buku yang paling seirng saya baca adalah buku yang berisi tentang pengembangan diri, komunikasi, manajemen, atau biografi tokoh. Kamar saya pun hampir penuh karena kumpulan buku-buku yang tersimpan rapi di rak buku, meski kadang berantakan di atas lantai.
  
Segala aktivitas membaca itu membuat saya* terinspirasi untuk membuat perpustakaan keluarga / perpusatkaan pribadi, kelak bila telah menetap dan berkeluarga. Saya bercita-cita untuk membudayakan membaca. Karena bagi saya membaca adalah kunci awal untuk membuka cakrawala dunia. Inilah salah satu harta berharga dan paling sustain yang akan saya tularkan kepada orang-orang yang saya sayangi.



Keep Learning, Keep Growing!


* : Bukan hanya saya yang terinspirasi, lebih tepatnya saya dan partner saya. Inilah cita-cita kami berdua.:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar