Kamis, 25 Maret 2010

Teknologi Militer

Saya berdiri di depan panser Anoa. Foto ini diambil saat kerja praktik.
...Sejarah mencatat bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara yang mampu meraih kemerdekaan dengan keringat sendiri. Tidak banyak Negara yang mampu menyamai raihan Indonesia. Bayangkan saja bangsa yang terjajah selama 3.5 abad lamanya mampu melepaskan diri dari kungkungan penjajah, dan tampil sebagai bangsa merdeka... 

Hal yang menarik adalah, bangsa Indonesia tidak pernah mengandalakan kekuatan senjata, hanyalah semangat dan strategi yang akhirnya membawa bangsa ini mampu mengimbangi kekuatan militer bangsa lain. Berbagai pertempuran yang pernah terjadi, mulai dari perang kemerdekaan hingga perang revolusi, hampir dapat dipastikan kekuatan penjajah saat itu jauh lebih modern. 

Beberapa tahun kemudian, Presiden Soekarno mulai memperkuat armada militer dengan persenjataan dari Uni Soviet. Kala itu memang bangsa Indonesia belum sepenuhnya menguasai teknologi militer. 64 tahun kemudian setelah proklamasi dikumandangkan, bangsa Indonesia masih belum saja tampil dengan kekuatan militer yang maju dan mandiri. Bahkan bila dibandingkan pada saat Presiden Soekarno mengimpor persenjataan dari Uni Soviet, relative masih kalah jauh. Kalah jauh bukan berarti peralatan saat ini lebih buruk, namun bila dibandingkan dengan Negara tetangga saat itu peralatan militer Indonesia sangat disegani. 
Berlanjut ke Presiden Soeharto, teknologi militer mulai berkiblat ke Amerika Serikat. Namun hingga saat ini, kebijakan kebijakan tersebut belum mampu membawa alih teknologi yang signifikan. Setidaknya saat ini Indonesia masih dipandan sebelah mata bila berbicara tentang peralatan tempur.

Lalu apa yang membuat Indonesia masih saja belum mandiri dalam pengadaan teknologi militer? Berbicara tentang sumber daya manusia, saya meragukan jikalau Indonesia kekurangan tenaga ahli. Pemerintah selama ini telah mengirimkan putra putri terbaik bangsa untuk menuntut ilmu di berbagai Negara maju. Belum lagi putra putri banga yang menuntut ilmu di dalam negeri. Sumber daya alam pun sama. Kekayaan alam yang melimpah tak perlu lagi diragukan. Persoalannya adalah kemauan dan kepercayaan diri. Saat ini teknologi militer masih dianggap sebagai hal yang tertutup bagi umum. Padahal, bila kita mau memanfaatkan keberadaan lembaga penelitian dan lembaga pendidikan yang ada (Institut), kita bisa mengembangkan sebuah teknologi yang mandiri. Keberadaan guru besar di masing-masing institut ditambah darah segar para mahasiswa, saya yakin teknologi militer bukanlah sesuatu yang mustahil untuk ditaklukan. 

Teknologi yang harus dikejar tidak hanya militer, ada juga pertanian dan pertambangan atau energi. Hendaknya mulai saat ini pemerintah mulai mengarahkan segala penelitian ke arah bidang tersebut. Hal ini bertujuan agar tercipta sebuah keselarasan dalam pengembangan teknologi. Radar anti pesawat siluman, kapal selam siluman, pesawat tempur, panser, dan robot pengintai, bukan tidak mungkin kita produksi sendiri. Namun dengan syarat, pemerintah mampu menghimpun potensi yang ada menjadi sebuah kekuatan bersama. 

Bagi para mahasiswa, pemikiran bahwa Indonesia adalah bangsa yang terbelakang hendaknya jangan dilanjutkan ke arah rasa rendah diri. Justru hal ini dijadikan sebagai cambuk untuk bersama sama bangkit membangun bangsa menuju kemandirian teknologi.

Keep Learning, Keep Growing!!