Jumat, 06 April 2012

Bupati (Cilacap) Wannabe!

Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi)

Saya mengawali masa kuliah dengan sebuah proses orientasi dan kegiatan organisasi yang sangat menantang. Sejak itu saya selalu ditanya tentang mimpi. Dibanding teman-teman lainnya, saya merasa sangat kecil. Saya sebenarnya sangat sederhana, menjadi engineer. Meski di kemudian hari saya merasa tidak terlalu yakin  untuk profesi ini.

Saya pun berpikir apa jawaban yang kira-kira terdengar unik dan wah. Akhirnya, entah bisikan darimana, saya menemukan jawaban yang "sedikit" idealis. Setiap kali saya mengikuti proses rekrutmen organisasi atau pelatihan, saya hampir pasti akan mengatakan "Bupati Cilacap" sebagai impian saya. Dan berhasil!! Saya hampir pasti selalu sukses melewati proses screening saat mengeluarkan jurus tersebut. Termasuk saat rekrutmen anggota Kopma dr.Angka ITS dan SDM IPTEK.

Seiring berjalannya waktu saya seperti tersihir oleh ucapan saya sendiri. Saya perlahan tertarik membaca dan mengamati kiprah para Kepala Daerah bertalenta, mulai dari Bupati Lamongan, Walikota Surabaya, hingga Walikota Solo. Inilah yang menginspirasi saya. Sesaat dada ini seperti terbakar aura semangat untuk membangun tanah leluhur. Hal ini juga tak terlepas dari terpilihnya kembali kakek saya sebagai Kepala Desa.

Meski hanya seorang Kepala Desa, bagi saya ini lebih dari cukup untuk menginspirasi saya. Di usia yang menginjak 70 tahun, semangat dan energinya tetap membara tak surut dimakan waktu, dan yang terpenting beliau masih dipercaya untuk memimpin. Di saat teman-teman lain mengusung tokoh-tokoh pemimpin internasional sebagai inspirasinya, cukuplah kakek untuk saya. Bahkan saya pun memasang poster foto beliau di kamar asrama saya. Pembawaannya yang kharismatik dan tenang membuat saya semakin kagum.

Kini situasinya sedikit sulit dan rumit untuk saya. Meski memiliki segudang ide dan pemikiran untuk tanah kelahiran saya, sejujurnya saya sendiri belum secara jelas memetakan peta perjalanan ke arah sana. Saat ini saya berprofesi sebagi seorang engineer, bisa dibayangkan betapa jauhnya hubungan antara engineer dan Kepala Daerah.

Saya benar-benar menyerahkannya kepada Alloh. Karena saya menyadari sepenuhnya bahwa membangun daerah tidak berarti harus menjadi Kepala Daerah, menjadi pemimpin bukanlah perkara jabatan. Berbicara tentang pemimpin atau Kepala Daerah akan berujung pada amanah, bukan ambisi. Pada akhirnya, masyarakat atau ummat akan memilih orang yang paling tepat untuk memimpin mereka.






Keep Learning, Keep Growing!!

Kamis, 05 April 2012

BBM Naik, Bisa Apa?


Masih teringat jelas saat terjadi gelombang unjuk rasa menolak kenaikan BBM. Berbagai elemen masyarakat menunjukkan aspirasinya dalam berbagai cara. Ada yang aksi turun ke jalan, pemblokiran jalan, dan (saya yakin ini yang paling banyak) berkomentar lewat social media, entah Twitter, Facebook, dsb. Sebagian besar menolak, meski beberapa ada pula yang mendukung.

Beberapa orang mendukung didasari oleh disparitas harga antara minyak dalam negeri dengan minyak luar negeri. Selama ini pemerintah memesan BBM ke Pertamina. Pertamina membeli minyak ke pemerintah sejumlah 237,615 juta barel, dan dijual dalam bentuk premium dengan harga jual 4500 IDR per liter. Padahal biaya produksinya lebih dari itu (Pertamina merugi). Oleh karenanya Pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat. Mengingat tingkat konsumsi yang sangat tinggi 396,226 juta barel dan melebihi kapasitas produksi minyak dalam negeri (237,615 juta barel), akhirnya Pertamina mengimpor minyak dari luar negeri sebanyak 158,611 juta barel. Sehingga pemerintah pun kembali harus memberikan subsidi kepada Pertamina.

Pembebanan inilah yang dianggap mengancam APBN, sehingga diusulkan supaya subsidi dikurangi atau dengan kata lain harga BBM dinaikkan. Namun menaikkan harga BBM bukan tidak tanpa resiko. Kenaikkan harga BBM tentu akan diikuti oleh kenaikkan harga berang kebutuhan pokok. Kenaikan inilah yang kemudian dinilai akan menyengsarakan rakyat kecil. 

Belum lagi perbedaan pandangan dari sebagian pihak yang menyatakan bahwa sebenarnya Pemerintah tidak kekurangan uang justru kelebihan uang  sebesar 97 triliyun yang berasal dari selisih antara uang yang dibayarkan Pertamina (untuk membeli minyak ke Pemerintah sejumlah 237,615 juta barel) dengan subsidi yang dibayarkan oleh Pemerintah.

Di tengah kemelut dua pandangan yang berseberangan ini, saya melihat ada sebuah fakta yang tak terbantahkan, tingkat konsumsi  BBM kita sangatlah tinggi. Hal inilah yang menurut saya memberatkan Pemerintah. Begitu banyak dana digelontorkan untuk mensubsidi para pengguna kendaraan bermotor. Saya hanya mengajak untuk bersama-sama mengevaluasi gaya hidup kita. Bila memang kita masih bisa bepergian dengan menggunakan kendaraan umum atau bersepeda, mengapa harus menggunakan kendaraan pribadi. Saya yakin bila kita bisa mengurangi sampai 15 persen jumlah konsumsi BBM untuk kendaraan pribadi kita, maka impact yang dihasilkan akan sangat terasa. Dana yang yang disediakan untuk subsidi BBM bisa dialihkan untuk pembangunan infrastruktur dan biaya pembangunan lainnya.

Kemudian, terkait dengan kenaikan BBM, marilah kita sikapi dengan peran masing-masing. Bila memang berani dan yakin untuk melakukan aksi turun ke jalan, maka lakukanlah! Saya hanya mengingatkan untuk sama-sama menjaga diri selama aksi, jangan smapai terpancing untuk melakukan tindakan anarkis. Aksi turun ke jalan yang mengarah ke tindakan anarkis justru akan mencederai aksi itu sendiri. 

Terakhir saya berpesan kepada mahasiswa sebagai agent of change, untuk tidak sekedar turun ke jalan. Namun juga bekerja keraslah untuk menemukan solusi konkret terkait permasalahan ini. Kita dikaruniani begitu banyak kelebihan dan kesempatan. Berlomba-lombalah bereksperimen di bidang energi, baik itu tentang penggunaan energi alternatif, konversi energi terbarukan atau bahkan alat penghemat energi.

Percayalah, langkah kecil yang dilakukan bersama-sama hari ini akan menjadi lompatan yang sangat panjang di kemudian hari.





Keep Learning, Keep Growing!!

Selasa, 03 April 2012

Dekat dengan Rabb, Kunci Kesuksesan Putu Aditya

..Bila kita sibuk dengan urusan agama Alloh, maka Alloh akan memudahkan urusan kita..


Senin kemarin saya kedatangan seorang teman kuliah yang selalu menjadi teman diskusi yang menyenangkan, Putu Aditya Setyawan (Putu-red). Semasa kuliah kami beraktivitas di organisasi yang sama. Bahkan dalam beberapa hal kami memiliki banyak kesamaan, termasuk asal daerah . Kami sama-sama merantau dari daerah yang terkenal dengan dialek “ngapak-ngapak”.

Sejauh saya berhubungan dengannya, dia termasuk orang yang dikaruniani banyak kemudahan, atau dalam bahasa yang lebih familiar, keberuntungan. Siapa yang menyangka bila seorang lulusan pondok pesantren di pinggiran Kabupaten Banyumas, bisa mendapatkan beasiswa (full cover) untuk meneruskan kuliah di ITS-Surabaya? Siapa yang mengira bahwa aktivitas yang padat di organisasi tidak menghalanginya untuk lulus tepat waktu dengan IP yang sangat memuaskan?

Siapa yang menyangka bila selama kuliah dia bisa bersprestasi sedemikian sehingga dengan mudah bertatap muka dengan Walikota Surabaya, pejabat Pemprov Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur, jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dan kini, di saat banyak lulusan Fresh Graduate harus berjibaku untuk meraih pekerjaan. Putu tidak perlu menunggu waktu lama untuk memperoleh pekerjaan. Bahkan sekarang dia langsung diberi kepercayaan untuk menangani sebuah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi di Dieng. Jarak tempuh dari Dieng ke Banyumas hanya sekitar 2.5 jam perjalanan.

Ada satu hal yang menarik perhatian saya. Mengapa Putu dengan gampangnya bisa mendapatkan berbagai kemudahan? Amalan apa yang telah membedakannya dengan orang lain?

Saat kemarin kami berdiskusi, saya menemukan ada satu amalan yang selalu dia kerjakan sejak duduk di bangku SMA. Dia mengingatkan saya untuk selalu menyibukkan diri dengan segala macam urusan yang terkait dengan agama Alloh. Maka Alloh pun akan memudahkan segala macam urusan kita. Inilah yang menjadi kunci kesuksesannya selama ini. Di saat kebanyakan siswa/mahasiswa hanya memfokuskan diri pada urusan akademis, Putu memiliki aktivitas lain yang menjadi pembeda dengan teman-temannya. Sejak SMA dia telah dipercaya untuk menjadi Ketua OSIS. Hingga kuliah pun Putu dipercaya untuk menjadi Direktur Humas Kopma dr.Angka ITS.

Diskusi ini mengingatkan diri saya sendiri. Pola hidup yang selama ini saya jalani ternyata masih jauh dari apa yang pernah dijalani oleh Putu. Sebagian besar Fresh Graduate yang baru memasuki dunia kerja memiliki aktivitas yang sangat rutin. Diawali dengan bangun tidur di pagi hari, berangkat kerja hingga sore, kemudian pulang istirahat,aktivitas malam pun sangat terbatas karena kelelahan setelah seharian beraktivitas. Hal ini selalu berulang dari hari ke hari. Praktis tidak banyak added value yang dilakukan, jauh berbeda ketika masih beraktivitas sebagai aktivis mahasiswa.

Maka dengan segala keterbatasan yang ada, kita (khususnya saya) perlu melakukan extra mile activities. Kita perlu mengalokasikan waktu khusus untuk mengisinya dengan aktivitas yang berkaitan dengan agama Alloh. Bila memang masih terasa berat, maka langkah paling mudah adalah menyisipkan niat untuk beribadah di tiap aktivitas yang kita geluti.

Di akhir diskusi Putu pun kembali mengingatkan saya, bila kita mendekat kepada Alloh dengan berjalan, maka Alloh akan mendekat dengan berlari. Dan akhirnya, semoga segala aktivitas yang kita lakukan bisa menjadi sebuah amalan ibadah yang akan menjaga kita agar selalu dekat dengan Rabb pemilik alam semesta.

Putu saat perayaan Hari Koperasi Nasional 2010.



Keep Learning, Keep Growing!!







Minggu, 01 April 2012

Welcome Aprill!!!

Seperti halnya sebuah perusahaan publik yang selalu melaporkan kondisinya secara rutin. Maka saya mencoba untuk melakukan hal yang sedikit mirip. Hanya saja lingkupnya lebih sempit. Hal ini semata-mata saya lakukan untuk memotivasi diri agar selalu semangat dalam berkarya.

Bulan lalu, seperti yang telah saya tulis (di sini) pada awal bulan Maret, ada 5 hal yang menjadi stress point. Berikut ini coba saya tuliskan secara singkat apa-apa yang telah saya peroleh di bulan Maret.

1. Poin pertama yaitu tentang sebuah acara besar dalam hidup saya dan teman bekomitmen saya. Tepat tanggal 24 Maret 2012, bertempat di Surabaya, saya beserta keluarga resmi meng-khitbah Tyzha Inandia. Berkat ridlo Alloh SWT acara tersebut berlangsung lancar dan khidmat. Kami berdua masing-masing memuat sebuah postingan terkait hari spesial tersebut. Bisa dilihat di sini maupun di blog pribadi Tyzha. Selanjutnya kami mohon doa agar selalu diberi kemudahan dalam melangkah ke jenjang berikutnya.


2. Peristiwa besar lainnya di bulan ini adalah pindahnya saya ke Cilacap. Alhamdulillah mulai tanggal 19 Maret 2012 saya mulai resmi melaksanakan dedicated OJT di Plant Cilacap. Meski saya berasal dari Cilacap, pada awalnya saya tetap mengalami semacam culture shock. Kini menginjak minggu ketiga,saya mulai nyaman dengan kondisi dan ritme kerja disini. Satu hal yang paling saya takutkan adalah ancaman "zona nyaman". Sampai sekarang saya terus berbenah mencari pola hidup yang tepat agar tidak terjebak dalam "zona nyaman".
3. Dari 2 buku yang saya targetkan, hanya satu yang khatam. Sedang satu sisanya (buku karya Quraish Shihab) akan saya prioritaskan untuk dibaca bulan ini selain buku Five Minds for Future dan 80/20.

4. Setelah sempat memiliki pola tidur yang teratur selama beberapa waktu, saya kembali harus beradaptasi dengan pola hidup di Cilacap. Alhamdulillah kini saya kembali bisa tidur dan bangun dengan waktu yang lbih teratur. Berjamaah shubuh pun bukan lagi hal yang sulit bagi saya. Semoga bulan ini semakin baik!

5. Inilah yang terberat, saya masih belum menyelesaikan Al Mulk. Perkembangannya tidak lebih baik dari bulan sebelumnya. Saya hanya menyelesaikan 50% dari yang ditargetkan. Tidak ada alasan, bulan ini harus selesai! :)
 
 
Berdasarkan hasil di bulan Maret, ada beberapa hal yang memang harus saya benahi lagi di bulan ini dan saya tambahkan di bulan ini.
 
1. Semasa di Cileungsi - Bogor, saya memiliki beberapa kegiatan rutin pekanan maupun bulanan. Di antaranya kebiasaan untuk bermain futsal seminggu sekali. Target saya bulan ini adalah kembali berolah-raga secara rutin. Entah bermain futsal, berlatih sepak bola, maupun meneruskan latihan Tae Kwon Do yang sudah berhenti lebih dari 1 tahun. Insya Alloh akses untuk berolah raga di sini lebih mudah dibanding Cileungsi. Selain itu saya akan mengaktifkan kembali kegiatan pekanan dan bulanan lainnya.
 
2. Final Project!! Inilah misi utama saya di Cilacap. Saya hanya memiliki waktu 2 bulan untuk menyelesaikan. FYI, hingga kini saya bahkan belum menemukan judul yang tepat. Target saya bulan ini menemukan judul dan menyelesaikan separuh dari Final Project tersebut. Setidaknya presentasi fase 1 dan 2.
 
3. Buku yang harus saya selesaikan bulan ini yaitu buku karya Quraish Shihab, Five Minds for Future, dan 80/20.
 
4. Sebagai seorang cement engineer sudah seyogyanya menuliskan satu dua artikel tentang semen. Bulan ini saya akan memulai menulis proses pembuatan semen dengan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami. Semoga bermanfaat!

5. Hafal Al Mulk!! (Harga mutlak)

Demikianlah 5 hal yang menjadi concern utama saya bulan ini di samping beberapa poin lain yang tidak saya publish di blog ini. Semoga apa yang telah saya tuangkan dalam blog ini mampu memotivasi saya untuk selalu berkarya dan berkontibusi lebih dari apa yang telah saya lakukan sebelumnya.




Keep Learning, Keep Growing!!