Jumat, 16 Desember 2011

Mimpi Besar Berawal dari Safety Helmet


theofficedealer.com

Banyak anak yang terinspirasi orang tuanya, termasuk saya. Semasa kecil saya memiliki kebiasaan unik yang kembali terulang di masa kini, yaitu membantu bapak menyiapkan alat kerja beliau. Saya masih ingat bagaimana bersemangatnya saya bila menyemir safety shoes bapak sebelum bekerja sembari mengenakan safety helmet yang selalu kedodoran di kepala saya, melepaskan sepatu dan kaos kaki sata pulang, melipat jas hujan dan memasukkannya ke dalam tas, bahkan menyiapkan mi instan berikut telur,bawang putih untuk bekal makan di pabrik.

Sebelum berangkat kerja, bapak selalu pamit dan saya pun mencium tangannya. Bapak selalu pergi berangkat kerja dengan muka penuh semangat. Siang-malam, panas maupun hujan tak pernah meyurutkan semangat bapak untuk mencari nafkah. Saat itu bapak selalu mengayuh sepeda federal tiap kali berangkat kerja. Bapak yang saya kenal adalah orang yang sangat mencintai profesinya. Beliau selalu bercerita kepada saya tentang apa-apa saja yang ditemui selama di pabrik. Tak hanya bercerita, bapak pun menggambar. Saya banyak diajarkan bagaimana menggambar tanki minyak, kapal tanker, cerobong, furnace, dan pipa-pipa yang mengular. Lebih dari itu, beliau pun selalu menanamkan nilai-nilai positif yang ada di pabrik, seperti leadership, teamwork, kedisiplinan dan safety.

Interaksi yang sangat dekat dengan bapak, memberikan saya banyak inspirasi. Banyak hal yang membuat saya bercita-cita menjadi insinyur, meski di kemudian hari saya mengerti bapak bukanlah insinyur. Beliau hanyalah seorang karyawan biasa yang bekerja sangat keras. Tak jarang di tengah terik maupun dinginnya malam dan hujan, bapak harus naik turun belasan bahkan puluhan tanki minyak tiap harinya.Satu hal yang saya banggakan dari beliau, bapak tidak pernah mengeluh. Bapak selalu bersyukur dan  bangga dengan profesinya. Saya semakin terinspirasi dan bertekad kuat menjadi seorang insinyur. Inilah cita-cita saya saat masuk kuliah, menjadi seorang yang lebih baik dari bapak.  

Sudah 6 bulan ini saya merasakan apa-apa yang telah membuat saya dulu terinspirasi dari bapak. Kini kepala saya pun mengenakan safety helmet seperti bapak, sebuah hal yang saya impikan sejak kecil.  Sepasang safety shoes selalu menemani kemanapun saya melangkah dan tentu saja sebuah safety google yang memberikan keamanan bagi kedua mata saya. Meski bukan di industri minyak dan gas seperti bapak, saya harus tetap bersyukur dan bangga. Seperti halnya bapak yang selalu bersyukur meski hanya seorang low floor employee.

Seiring berjalannya waktu dan berbagai program self-development yang saya alami semasa kuliah, cita-cita saya pun terus berkembang. Segenap kemampuan yang telah dianugerahkan kepada saya lebih dari cukup untuk sekedar menjadi insinyur biasa dan harus lebih baik dari bapak, saya yakin! Saya dilahirkan sebagai sulung dari lima bersaudara, saya yakin bahwa saya dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin. Apapun bentuknya, sudah banyak tanggung jawab besar yang telah menanti saya di masa depan. Dengan segenap kerendahan hati, saya masih memiliki mimpi untuk bisa berpartisipasi bahu-membahu membangun negeri ini dengan memimpin sebuah perusahaan kelas dunia, seperti halnya Pak Dahlan Iskan.

Satu hal yang saya selalu pegang dimanapun saya berada, selama itu halal apapun profesinya kita harus bangga. Bila kita bangga dan cinta, saya yakin kita pasti akan enjoy dan nikmat dalam menjalaninya. Bila kita enjoy, saya yakin kita bisa berbuat dan berkontribusi lebih untuk peradaban ini. Semangat untuk hari ini.



Keep Learning, Keep Growing!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar