Jumat, 04 November 2011

Melatih Sepak Bola



Dua hari yang lalu tepatnya pada rabu malam telepon genggam saya berdering. Tidak ada nama yang tampak pada layar hanya tulisan privat number calling.  Kemudian saya angkat seraya mengucapkan salam dan terdengar suara pria paruh baya. “Mas Essa apa kabar?”, beliau memulai pembicaraan.”Alhamdulillah baik, maaf ini siapa ya”, tanya saya. “Ini Babeh”, beliau menjawab. Pembicaraan pun berlanjut ke topik topik berikutnya.

Ya, itulah Babeh. Sebutan akrab untuk beliau di Tunas Mesran FC*. Beliaulah yang mengajari saya bagaimana cara bermain sepak bola dengan baik dan benar. Selama bertahun-tahun setiap hari minggu pagi saya dilatih bagaimana menendang bola dan mengumpan bola, Beliau mengajari saya bagaiman keluar dari tekanan, mencari peluang, memainkan tempo, dan strategi-strategi permainan lainnya. Uniknya, meski sama –sama telah berlatih serius dalam jangka waktu yang tidak sebentar, perkembangan grafik permainan saya tidak terlalu bagus dibanding teman-teman lainnya.

Meski secara permainan dan skill individu kurang bisa diandalkan, namun harus saya akui rutinitas ini memberikan banyak efek positif untuk saya. Melalui latihan rutin, secara tidak langsung saya telah mengisi transisi masa anak-anak ke remaja dengan sebuah hal positif. Aktifitas bermain sepak bola ini telah sukses membangun karakter pribadi saya. Bermain sepak bola dalah bermain tim. Saya belajar bagaimana memposisikan diri dalam kumpulan orang, bagaimana memenuhi ekspetasi tim, dan tentu saja saya belajar bagaimana memiliki mental juara. Dari semua itu, hal paling penting yang saya dapat adalah belajar bagaimana menjadi pribadi yang berjiwa besar dan bersikap sportif.

Saya menyadari bahwa diri saya begitu tergila gila pada sepakbola, namun saya harus realistis bahwa  tidak mungkin saya menjadi seorang pemain TOP dunia. Mungkin (sekali lagi mungkin) secara fisik saya tidak jauh beda dengan David Beckham atau Filippo Inzaghi, tapi secara skill nanti dulu, untuk lebih baik dari pemain PSCS** saja saya tidak bisa :D. Jadilah kegemaran bermain sepak bola saya wujudkan dengan melatih sebuah klub sepak bola anak-anak. Bersama teman-teman yang dulu pernah diasuh Babeh, saya ingin mengisi beberapa hari dalam seminggu dengan membantu anak-anak kecil yang secara finansial kurang mampu mengisi masa mudanya.

Mengapa anak-anak kurang mampu? Saya ingin memberikan semangat untuk berjuang dalam hidup melalui sepak bola. Sebuah permainan tim yang mengandung banyak nilai-nilai filosofis. Saya ingin membantu mereka untuk tumbuh menjadi pribadi yang kuat, tangguh, kreatif, tidak mudah menyerah, dan bermanfaat bagi rekan-rekannya.
Inilah salah satu mimpi saya, mengelola sebuah klub sepak bola bagi anak-anak yang kurang beruntung, sehingga mereka memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan dalam hidupnya kelak.



Ini mimpi saya, apa mimpimu kawan?
Keep learning Keep Growing!!


*Sebuah klub sepak bola , tempat saya belajar menjadi seorang striker .
**Klub lokal kebanggaan daerah saya yang bermain di Divisi Utama Liga Indonesia.

2 komentar:

  1. ''Mungkin (sekali lagi mungkin) secara fisik saya tidak jauh beda dengan David Beckham atau Filippo Inzaghi..''

    Istighfar anak muda..hihihihi

    BalasHapus
  2. Hehe,,ya maka dari itu saya tegaskan (sekali lagi mungkin),,:)

    BalasHapus