Saya berkomitmen pada diri saya sendiri untuk secara rutin menulis tentang orang-orang telah menjadi inspirator untuk saya. Hari ini inspirator tersebut masih berasal dari teman kampus sekaligus teman dekat saya. Saya bertemu orang ini sekitar 5 tahun yang lalu. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika saya akan menjadi seakrab ini dengannya. Diawali perkenalan singkat saat mahasiswa baru, kemudian terus berlanjut ke intensitas yang lebih intim. Kami berdua banyak melewatkan waktu bersama-sama. Entah itu untuk hal akademik, non-akademik, atau sekedar untuk menghabiskan waktu di depan komputer lab. Inilah cerita saya tentang Fani Wicaksono.
Saya sudah bersamanya sejak proses pengkaderan. Kami saat itu berada dalam 1 kelompok magang laboratorium. Dari lab ke lab kami mengalami masa suka dan duka bersama. NRP kami yang berdekatan, 21 dan 23, membuat kami di kemudian hari banyak melewatkan proses akademik bersama-sama. Selama 9 semester, saya selalu bersamanya di kala perwalian dengan dosen wali. Bayangkan, setiap awal semester kami bersama-sama antri di depan ruang dosen, kadang kala sampai harus duduk lekaran di lantai, bersandar tembok. Betapa saat itu kami sangat romantis bukan (hehe). Kebersamaan kami tidak berhenti di perwalian, kerja praktik 1 hingga 2 pun kami lewati bersama. 1 bulan tinggal bersama di Kota Bandung. Kami mengontrak 1 kamar kos-kosan, menghabiskan malam yang dingin bersama-sama. Kerja praktik 2 di Cilacap pun kami lalui bersama.Tidak hanya KP, hingga dosen pembimbing PEM (Perencanaan Elemen Mesin) pun sama! Lagi-lagi kami pun harus selalu bersama saat proses asistensi. Hingga masa kuliah pun sama! Saat wisuda pun kami duduk berdampingan, ini karena NRP kami berdekatan. Nama kami disebutkan secara berurutan oleh Ketua Jurusan untuk menerima ijazah. Itu sebabnya saat saya difoto sedang berjabat tangan dengan Rektor, ada penampakan dia di belakang saya.
Itu baru cerita tentang kebersamaan saya di bidang akademik. Lepas dari itu, kami melewatkan banyak pelatihan kemahasiswaan bersama-sama. Mulai dari LKMM pra-TD, LKMM TD hingga ALT*. Tidak cukup di pelatihan, kesamaan di antara kami pun dapat dilihat dari tunggangan kami sehari-hari. Ya, bahkan sepeda motor kami pun identik!! Supra X berwarna dominan hijau, dipadu biru dan hitam, langsiran tahun 2002/2003. Masih kurang lagi? Bahkan untuk urusan tempat tinggal pun kami masih saja bersama. Saat menyelesaikan tugas akhir, kami pun tinggal seatap/kos sekamar, meski saat itu kami jarang tidur bersama di kos. Kami lebih sering tidur di lab. Semata-mata karena lab kami dilengkapi pendingin ruangan. :)
Perjalanan hidup kami pun terus berjalan beriringan. Sesaat setelah saya dipastikan lolos tes seleksi oleh sebuah perusahaan produsen semen, dia pun membubuhkan tanda tangan kontrak dengan sebuah perusahaan jasa perawatan pesawat terbang. Jadilah kami merantau ke Jakarta bersama-sama.
Selalu ceria. Itulah sifat yang paling menonjol darinya sepanjang kami bersama. Sesuai namanya Fani, atau dalam bahasa Inggris menjadi Funny. Dia pun bukan tipikal orang yang pelit dalam bercanda. Keceriaan dan sifat humornya yang tinggi membuat orang akan selalu nyaman bersamanya. Kedua hal tersebut membuatnya menjadi sosok yang mudah bergaul dan mingle dengan orang lain. Tidak heran bila semasa kuliah pergaulannya sangat luas. Mulai dari senior-senior yang sangat uzur sampai junior-junior yang masih bau kencur, semuanya pasti kenal Fani. Itu baru teman di kampus mesin, belum termasuk teman-teman sesama pengurus BEM ITS. Bahkan hingga kini, bidang pekerjaan yang ditekuni pun banyak mengeksplorasi keunggulannya dalam berhubungan dengan sesama.
Sepanjang saya melewati momen bersamanya, sifat kedua yang menonjol adalah ringan tangan. Siapa anak mesin yang belum pernah ditolong olehnya? Saya yakin seyakin-yakinnya, hampir semua teman yang dikenalnya pasti pernah ditolong olehnya. Meski pertolongan itu tergolong ringan, seperti sekedar menjawab pertanyaan. Selama dia mampu, pasti dia membantu. Pernah suatu ketika dimana dia sedang dibingungkan oleh tugas akhir yang terancam molor, dia masih menyempatkan diri pergi ke kampus lain membantu seorang rekan kami mengambil data untuk tugas akhir. Dan ini tidak terjadi satu-dua kali. Banyak teman-temannya yang telah dibantunya. Bila anda tidak percaya, pergilah ke ruang baca Teknik mesin dan coba periksa Laporan Tugas Akhir periode 2010/2011 satu per satu. Saya yakin anda akan banyak menemukan nama Fani Wicaksono di tiap lembar ucapan terima kasih.
Sejurus dengan sifatnya yang ringan tangan, dia pun orang yang sangat setia kawan dan teguh memegang janji. Satu hal yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Dia termasuk satu dari sekian banyak orang yang menolong saya saat amnesia setahun yang lalu (pada kesempatan lain akan saya ceritakan tentang peristiwa ini). Bersama rekan-rekan kami yang lainnya, dia membawa saya yang masih linglung karena amnesia ke unit gawat darurat RS.dr.Soetomo Surabaya, dan keesokan harinya dia rela ijin masuk kerja hanya untuk menemani saya check-up ke rumah sakit yang sama. Selama proses pemulihan, dia termasuk orang yang banyak menghabiskan waktu untuk menemani saya, karena dokter berpesan agar selama ingatannya belum pulih, saya harus banyak ditemani oleh orang lain. Hal ini membuat ingatan saya lebih cepat pulih dan kembali.
Pekerja keras, sebuah kata darinya yang menginspirasi saya. Pekerja keras, ya dia merupakan orang yang tidak segan tidur malam hanya untuk menyelesaikan pekerjaan. Mulai dari pengkaderan, kegiatan kemahasiswaan, tugas kuliah, kerja praktik, hingga tugas akhir. Sepanjang saya bekerja sama dengannya, jarang sekali saya melihatnya menyerah begitu saja bila menemui masalah pada pekerjaannya. Bila memang tidak selesai, setidaknya dia sudah berkali-kali mencoba menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Kreatif! Sebagai seorang pelaku seni, sebagai informasi Fani adalah seorang vocalist langganan acara wisuda, dia merupakan orang yang sangat kreatif. Kreatif pun seringkali lahir saat kita terdesak. Dari sekian banyak kreativitasnya, satu yang sangat membekas adalah dia merupakan satu dari sedikit mahasiswa yang mampu menyelesaikan kuliah tanpa harus memiliki sebuah komputer. Bayangkan, dengan begitu banyak tugas dan aktivitas kemahasiswaan yang membutuhkan komputer, dia mampu mencari akal agar tugasnya terselesaikan. Saya yakin tidak memiliki komputer bukan karena tidak bisa membeli, dia tidak memiliki komputer karena mungkin dia belum merasa begitu perlu untuk memilikinya dan tidak ingin merepeotkan kedua orang tuanya. Dia belum merasa begitu butuh komputer/laptop karena kreativitasnya sudah cukup untuk memenuhi tiap kebutuhannya. Andai ada mahasiswa yang sampai merengek-rengek kepada orang tuanya untuk dibelikan komputer/laptop, saya akan menjadi orang pertama yang menceritakan betapa inspiratifnya teman saya Fani Wicaksono.
Demikian cerita tentang figur yang sangat menginspirasi saya selama beberapa tahun terakhir. Semoga silaturahmi dan kedekatan kami selama ini bisa menjadi sebuah amal ibadah. Sukses terus Fani Wicaksono!
Keep Learning, Keep Growing
*LKMM pra-TD : Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa pra-Tingkat Dasar
LKMM TD : Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar
ALT : Advanced Leadership Training
Saya sudah bersamanya sejak proses pengkaderan. Kami saat itu berada dalam 1 kelompok magang laboratorium. Dari lab ke lab kami mengalami masa suka dan duka bersama. NRP kami yang berdekatan, 21 dan 23, membuat kami di kemudian hari banyak melewatkan proses akademik bersama-sama. Selama 9 semester, saya selalu bersamanya di kala perwalian dengan dosen wali. Bayangkan, setiap awal semester kami bersama-sama antri di depan ruang dosen, kadang kala sampai harus duduk lekaran di lantai, bersandar tembok. Betapa saat itu kami sangat romantis bukan (hehe). Kebersamaan kami tidak berhenti di perwalian, kerja praktik 1 hingga 2 pun kami lewati bersama. 1 bulan tinggal bersama di Kota Bandung. Kami mengontrak 1 kamar kos-kosan, menghabiskan malam yang dingin bersama-sama. Kerja praktik 2 di Cilacap pun kami lalui bersama.Tidak hanya KP, hingga dosen pembimbing PEM (Perencanaan Elemen Mesin) pun sama! Lagi-lagi kami pun harus selalu bersama saat proses asistensi. Hingga masa kuliah pun sama! Saat wisuda pun kami duduk berdampingan, ini karena NRP kami berdekatan. Nama kami disebutkan secara berurutan oleh Ketua Jurusan untuk menerima ijazah. Itu sebabnya saat saya difoto sedang berjabat tangan dengan Rektor, ada penampakan dia di belakang saya.
Itu baru cerita tentang kebersamaan saya di bidang akademik. Lepas dari itu, kami melewatkan banyak pelatihan kemahasiswaan bersama-sama. Mulai dari LKMM pra-TD, LKMM TD hingga ALT*. Tidak cukup di pelatihan, kesamaan di antara kami pun dapat dilihat dari tunggangan kami sehari-hari. Ya, bahkan sepeda motor kami pun identik!! Supra X berwarna dominan hijau, dipadu biru dan hitam, langsiran tahun 2002/2003. Masih kurang lagi? Bahkan untuk urusan tempat tinggal pun kami masih saja bersama. Saat menyelesaikan tugas akhir, kami pun tinggal seatap/kos sekamar, meski saat itu kami jarang tidur bersama di kos. Kami lebih sering tidur di lab. Semata-mata karena lab kami dilengkapi pendingin ruangan. :)
Perjalanan hidup kami pun terus berjalan beriringan. Sesaat setelah saya dipastikan lolos tes seleksi oleh sebuah perusahaan produsen semen, dia pun membubuhkan tanda tangan kontrak dengan sebuah perusahaan jasa perawatan pesawat terbang. Jadilah kami merantau ke Jakarta bersama-sama.
Selalu ceria. Itulah sifat yang paling menonjol darinya sepanjang kami bersama. Sesuai namanya Fani, atau dalam bahasa Inggris menjadi Funny. Dia pun bukan tipikal orang yang pelit dalam bercanda. Keceriaan dan sifat humornya yang tinggi membuat orang akan selalu nyaman bersamanya. Kedua hal tersebut membuatnya menjadi sosok yang mudah bergaul dan mingle dengan orang lain. Tidak heran bila semasa kuliah pergaulannya sangat luas. Mulai dari senior-senior yang sangat uzur sampai junior-junior yang masih bau kencur, semuanya pasti kenal Fani. Itu baru teman di kampus mesin, belum termasuk teman-teman sesama pengurus BEM ITS. Bahkan hingga kini, bidang pekerjaan yang ditekuni pun banyak mengeksplorasi keunggulannya dalam berhubungan dengan sesama.
Sepanjang saya melewati momen bersamanya, sifat kedua yang menonjol adalah ringan tangan. Siapa anak mesin yang belum pernah ditolong olehnya? Saya yakin seyakin-yakinnya, hampir semua teman yang dikenalnya pasti pernah ditolong olehnya. Meski pertolongan itu tergolong ringan, seperti sekedar menjawab pertanyaan. Selama dia mampu, pasti dia membantu. Pernah suatu ketika dimana dia sedang dibingungkan oleh tugas akhir yang terancam molor, dia masih menyempatkan diri pergi ke kampus lain membantu seorang rekan kami mengambil data untuk tugas akhir. Dan ini tidak terjadi satu-dua kali. Banyak teman-temannya yang telah dibantunya. Bila anda tidak percaya, pergilah ke ruang baca Teknik mesin dan coba periksa Laporan Tugas Akhir periode 2010/2011 satu per satu. Saya yakin anda akan banyak menemukan nama Fani Wicaksono di tiap lembar ucapan terima kasih.
Sejurus dengan sifatnya yang ringan tangan, dia pun orang yang sangat setia kawan dan teguh memegang janji. Satu hal yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Dia termasuk satu dari sekian banyak orang yang menolong saya saat amnesia setahun yang lalu (pada kesempatan lain akan saya ceritakan tentang peristiwa ini). Bersama rekan-rekan kami yang lainnya, dia membawa saya yang masih linglung karena amnesia ke unit gawat darurat RS.dr.Soetomo Surabaya, dan keesokan harinya dia rela ijin masuk kerja hanya untuk menemani saya check-up ke rumah sakit yang sama. Selama proses pemulihan, dia termasuk orang yang banyak menghabiskan waktu untuk menemani saya, karena dokter berpesan agar selama ingatannya belum pulih, saya harus banyak ditemani oleh orang lain. Hal ini membuat ingatan saya lebih cepat pulih dan kembali.
Pekerja keras, sebuah kata darinya yang menginspirasi saya. Pekerja keras, ya dia merupakan orang yang tidak segan tidur malam hanya untuk menyelesaikan pekerjaan. Mulai dari pengkaderan, kegiatan kemahasiswaan, tugas kuliah, kerja praktik, hingga tugas akhir. Sepanjang saya bekerja sama dengannya, jarang sekali saya melihatnya menyerah begitu saja bila menemui masalah pada pekerjaannya. Bila memang tidak selesai, setidaknya dia sudah berkali-kali mencoba menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Kreatif! Sebagai seorang pelaku seni, sebagai informasi Fani adalah seorang vocalist langganan acara wisuda, dia merupakan orang yang sangat kreatif. Kreatif pun seringkali lahir saat kita terdesak. Dari sekian banyak kreativitasnya, satu yang sangat membekas adalah dia merupakan satu dari sedikit mahasiswa yang mampu menyelesaikan kuliah tanpa harus memiliki sebuah komputer. Bayangkan, dengan begitu banyak tugas dan aktivitas kemahasiswaan yang membutuhkan komputer, dia mampu mencari akal agar tugasnya terselesaikan. Saya yakin tidak memiliki komputer bukan karena tidak bisa membeli, dia tidak memiliki komputer karena mungkin dia belum merasa begitu perlu untuk memilikinya dan tidak ingin merepeotkan kedua orang tuanya. Dia belum merasa begitu butuh komputer/laptop karena kreativitasnya sudah cukup untuk memenuhi tiap kebutuhannya. Andai ada mahasiswa yang sampai merengek-rengek kepada orang tuanya untuk dibelikan komputer/laptop, saya akan menjadi orang pertama yang menceritakan betapa inspiratifnya teman saya Fani Wicaksono.
Fani Wicaksono dan saya saat wisuda. |
Demikian cerita tentang figur yang sangat menginspirasi saya selama beberapa tahun terakhir. Semoga silaturahmi dan kedekatan kami selama ini bisa menjadi sebuah amal ibadah. Sukses terus Fani Wicaksono!
Keep Learning, Keep Growing
*LKMM pra-TD : Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa pra-Tingkat Dasar
LKMM TD : Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar
ALT : Advanced Leadership Training
Tidak ada komentar:
Posting Komentar