Selasa, 28 Februari 2012

Lika-Liku Keimanan


Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). QS.Al Imron:8


Seperti yang pernah saya baca dalam sebuah halaman di buku "Tuhan, Inilah Proposal Hidupku", karya  Jamil Azzaini, saya mendapatakan sesuatu yang berharga tentang arti pentingnya perencanaan dalam penyusunan sebuah proposal. Demi sebuah acara 17 Agustus yang hanya berlangsung beberapa hari, kita rela mati-matian membuat proposal jauh-jauh hari, bahkan beberapa bulan sebelumnya.

Hal yang sama tentu saja seharusnya diterapkan juga untuk kehidupan kita sehari-hari. Demi sebuah tujuan hidup atau perjalanan hidup yang akan berlangsung bertahun-tahun di dunia. Dan berujung di akhirat untuk selamanya. Tentu saja kita perlu sebuah perencanaan/proposal hidup yang salah satunya berwujud program kerja yang harus dijalani tiap harinya.

Namun aktivitas yang padat seringkali jadi alasan sehingga program kerja yang telah disusun rapi pun bisa rusak berantakan. Sudah bukan rahasia lagi bila kehidupan kita mengalir seperti halnya kurva sinusoida, ada saatnya naik dan ada waktunya turun.

Minggu malam saya dikejutkan oleh orang-orang yang selama 6 bulan terakhir ini selalu liqo' bersama. Kebanyakan dari beliau benar-benar rendah hati dan  bermuka polos. Penampilannya sangat sederhana. Raut mukanya pun jauh dari kesan seorang kyai. Sama seperti saya, kebanyakan hanyalah karyawan/buruh pabrik biasa.

Saya membayangkannya seperti tokoh-tokoh di film Shaolin Soccer. Bermimik datar dan berpenambilan sangat bersahaja, namun memiliki kekuatan dahsyat di baliknya. Meski secara pendidikan tidak setinggi saya, atau sebagainya, namun hati kecil saya berkata mereka memiliki nilai yang lebih dimata Alloh. Lebih segala-galanya di banding saya.

Semua berawal saat tahfidz bersama untuks salah satu surat di Juz 29 yang memang menajdi tugas bersama. Saat itu saya masih bisa mengikutinya. Namun giliran pindah ke surat di Juz 30, saya sama sekali tidak bisa mengikuti, sedang bapak-bapak ini sangat lancar melafalkan ayat demi ayat di Juz 30.Saya bahkan harus membuka Al-Quran karena memang belum hafal Juz 30.

Sepanjang perjalanan pulang dari liqo' saya terus berpikir, bagaimana mungkin orang yang kesibukannya lebih padat dari saya, memiliki keluarga dan beban yang jauh di atas saya. Belum lagi penghasilan per bulan yang mungkin juga bisa sama atau bahkan beberapa di bawah saya. Namun masih bisa menyisihkan waktunya untuk terus meningkatkan kualitas ibadah, hafalan Al Quran, dan ibadah sunnah lainnya.

Pada akhirnya saya diingatkan agar harus selalu bersyukur. Di tengah naik turunnya keimanan dan kualitas ibadah, saya masih diberi sebuah kemudahan untuk bergaul dan dikelilingi orang yang selalu mengingatkan kepada kebaikan. Lebih dari itu, mereka (beliau-beliau ini) telah menginspirasi saya dengan caranya masing-masing. Setidaknya, setelah mendapat petunjuk berupa inspirasi dari mereka, saya berdoa semoga tetap terjaga dari segala perbuatan yang dapat mengurangi kualitas diri maupun ibadah.

Semoga Alloh selalu mengelilingi kita dengan figur-figur yang bisa terus mengingatkan kita  ke arah kebaikan. Hingga kita bisa mewujudkan proposal hidup menjadi kenyataan. Selamat malam dan selamat istirahat. :)



Keep Learning, Keep Growing!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar