Jumat, 10 Februari 2012

Lupa Hari, Tanda Saya Menikmati Hidup :)

Kemarin adalah hari ke 6 berada di proyek overhaul Electrostatic Precipitator 424 EP 1 NAR 2. Bukan kebetulan pula bila hari itu adalah hari dimana saya pulang paling larut. Saya baru sampai rumah pukul 10 malam lebih. Lelah? pasti, letih? apalagi, badan pegal-pegal? sudah tentu.

Namun sampai detik ini, semua tetesan keringat dan kerja keras selama ini terbayar lunas dengan ilmu dan pengalaman yang saya raih. Bukan hanya senang, saya pun sangat menikmati aktivitas selama 6 hari terakhir. Setelah sekian lama saya menjadi peserta GDP, baru kali ini saya benar-benar lupa hari! Sebelumnya hal ini terjadi saat saya masih beraktivitas di Kopma dr.Angka ITS dan Pesma. Saya benar-benar merindukan dan memimpikan saat-saat seperti dulu, dimana saya lebih menikmati hari kerja dibanding hari libur.

Bagi saya ada 2 kemungkinan mengapa kita lupa hari. Pertama, karena kita benar-benar terjebak rutinitas yang membosankan. Atau kedua, karena kita benar-benar menikmati aktivitas kita. Hingga Sabtu-Minggu menjadi sesuatu yang biasa, bukan hari yang selalu ditunggu-tunggu. Karena kita menganggap Senin hingga Jumat serasa Sabtu dan Minggu saja.

Kali ini, apa yang saya rasakan lebih condong ke alasan yang kedua. Bila bukan karena jam saya yang memiliki kemampuan menunjukkan hari dan jam, atau kebiasaan saya menulis dengan topik berbeda tiap harinya, bukan tidak mungkin saya benar-benar lupa hari.

Banyak alasan mengapa hal ini bisa terjadi kepada saya, salah satunya karena saya berhasil menemukan orang-orang yang cocok, klop, tune in, dan mau mengemong/mendidik/men-develop saya. Seperti halnya Kamis dan Jumat sebelumnya, berikut ini saya ceritakan orang-orang yang memberi inspirasi bagi saya sekaligus membantu saya menemukan kembali impian saya untuk menikmati aktivitas hingga lupa waktu.


1. Mang Eman
Saya memanggilnya dengan sebutan akrab ala sunda, Mang atau lengkapnya Mang Eman. Beliau sudah 8 tahun lebih memperbaiki EP di berbagai tempat. Tidak mengherankan bila dia begitu menguasai aspek operasional dalam perbaikan EP. Pendapat saya, beliau lebih dari rajin, pandai, dan humoris. Setiap kali saya mengunjunginya, beliau selalu tersenyum. Beliau salah seorang yang sangat telaten mengajarkan saya mengenai proyek ini. Setiap detail pergantian atau perbaikan EP, dia paham dan hafal luar kepala. Seakan-akan dia memang dilahirkan di bawah EP yang sedang diperbaiki. Hehe.




2. Pak Gun (Putera Gunawan)
Pertama kali saya bertemunya, persepsi tentang beliau adalah serius dan tegas. Tapi belakangan saya perlu meninjau kembali persepsi saya. Tiap kali saya bertemunya, logat Lampungnya yang khas selalu menyapa saya. Bila sedang serius atau sibuk, dia hanya tersenyum pada saya. Selebihnya, beliau selalu bercanda dengan saya. Kemarin,Pak Gun bukan saja bercanda namun sudah berhasil membuat muka saya merah.
Saat itu saya berdiri persis di dekatnya. Dengan suara yang kurang jelas karena menggunakan respirator beliau mengacungkan tangan ke arah kaki saya sembari berteriak seperti meminta diambilkan sesuatu. Refleks, saya pun meraba-raba lantai dan berusaha mengambilkan  barang yang beliau maksud. Setiap kali saya berusaha mengambilkan atau menunjuk barang, setiap itu pula Pak Gun menggelengkan kepala tanda bukan itu yang beliau maksud. Akhirnya beliau pun melepas respirator dan berteriak, itu apa bengkak di (maaf) antara kakimu!! Sontak semua orang disitu pun tertawa. Saat itu saya memang sedang menggunakan Full Body Harness yang sedikit lebih ketat dan membuat beberapa lekuk tubuh saya terlihat sangat jelas. Ah Pak Gun ada-ada saja.


3. Pak Asril (Yuhasril)
Bila dua orang teratas yang saya ceritakan adalah seorang ketua regu, maka orang yang akan saya ceritakan ini adalah supervisor di proyek ini. Beliau adalah Pak Asril. Perawakannya kecil, ramping, dan berkulit legam. Suaranya lantang dan mantap membuat beliau begitu nampak gagah meski bertubuh lebih kecil. Setiap komando yang diberikannya selalulugas dan tegas. Beliau adalah seorang pemegang sertifikat dari FLSmidth, sebuah vendor EP terkemuka. Meski demikian, kesan sombong atau angkuh sangat jauh darinya. Beliau sangat ngemong. Saya banyak diajari tentang EP. Tak jauh berbeda dengan Mang Eman, EP benar-benar sudah begitu melekat di kepalanya, seakan-akan masa kecilnya dihabiskan utnuk bermain dengan EP. Hampir semua pabrik semen di Indonesia pernah dilayaninya. Bagi saya, belaiu adalah mentor yang baik, mau berbagi ilmu, tegas, lugas, dan humoris.


3. Mas Joni (Joni Wahyudi)
Dari sekian banyak coach saya di lapangan, beliau lah yang berpendidikan paling tinggi. Mas Joni, saya memanggilnya, adalah seorang lulusan Teknik Sipil ITB angkatan 2004 dan Master di bidang yang sama dari NTUST Taiwan. Beliau adalah seorang expert/ahli EP dari sebuah perusahaan vendor spare part EP. Kini beliau berdomisili di Taipei, Taiwan. Sedang coverage area kerjanya meliputi beberapa negara di Asia Tenggara.
Awal pertemuan kami berlangsung sangat cair. Hal ini tak lepas dari kebiasaan saya untuk mencari kesamaan setiap kali bertemu dengan orang baru. Kami banyak menemukan topik pembicaraan yang klop. Kami berasal dari rumpun yang sama, "ngapak-ngapak". Saya dari Cilacap sedang beliau dari Kebumen. Bukan kebetulan juga bila saya hafal nama beberapa dosen yang kuliah di NTUST, dan ternyata Mas Joni pun berteman akrab dengan beliau-beliau tersebut. Alhasil kami pun semakin merasa dekat.
Mas Joni sangat murah ilmu. Beliau banyak sekali mengajarkan saya tentang seluk beluk EP. Berbeda dengan Mang Eman maupun Pak Asril yang banyak menerangkan sisi practical, Mas Joni mampu menggabungkan sisi teoritical maupun practical. Ini membuat saya lebih mudah memahami EP dari perspective yang seorang Engineer. Semoga bila suatu waktu nanti saya berkesempatan ke Taipei, saya bisa mampir ke rumahnya.Hehe


Demikianlah ke empat orang di luar karyawan Holcim yang membantu saya menikmati aktivitas selama overhaul. Selanjutnya saya akan menceritakan orang-orang dari Holcim yang tidak kalah penting perannya dalam membantu saya.

Bagi saya, bisa menikmati setiap detail aktivitas yang kita lakukan adalah sebuah anugerah yang sulit tergantikan dengan apapun juga. Semoga hari-hari berikutnya saya bisa tetap (bahkan lebih) menikmati aktivitas ini hingga saya lebih mudah meraih ilmu dan pengalaman.

Semoga semakin banyak lagi sisi-sisi menarik yang bisa ditemukan dari aktivitas kita, hingga kita makin menikmati hidup ini.



Keep Learning, Keep Growing!!

3 komentar:

  1. dan saya pun lupa hari kapan terakhir ditelpon..*mecucu*

    BalasHapus
  2. Iyaa..tar diluangkan waktu buat telepon ya..:)

    BalasHapus
  3. suka yang ini, "Bagi saya, bisa menikmati setiap detail aktivitas yang kita lakukan adalah sebuah anugerah yang sulit tergantikan dengan apapun juga"

    BalasHapus