Menjelang akhir tahun 2011 saya berhasil menyelesaikan sebuah buku karya Rene Suhardjono yang berjudul Your Job isn't Your Career. Disebutkan olehnya passion bukan hanya sekedar hobby atau pekerjaan yang disukai. Lebih dari itu passion adalah aktivitas yang bila kita lakukan, mampu membuat kita merasa sangat nyaman (enjoy) hingga lupa waktu.
Berbicara passion, saya sempat berpikir apakah passion itu menular? Apakah passion bersifat genetis yang bisa diturunkan secara biologis?Ayah saya adalah orang yang begitu passionate kepada tanaman dan hewan ternak. Aneka tanaman hias dan hewan ternak pernah beliau kembang biakan.
Hampir setiap pulang kerja atau ada waktu senggang, sudah pasti beliau selalu ada di pekarangan rumah. Beliau sangat rajin membersihkan kandang, mencabut rumput liar. Hingga pekarangan kami pun selalu bersih dan jauh dari bau yang tidak sedap.
Sedari kecil saya sudah terbiasa untuk membantu beliau, entah itu hanya menyirami tanaman, menanam bibit baru, memberi makan ayam, membersihkan kandang, hingga bersepeda pergi ke sawah membawa satu karung kosong dan mencari rumput untuk kelinci atau marmut. Tidak hanya merawat, saya pun terbiasa memotong dan mengolah dagingnya.
Aktivitas itu secara tidak langsung mengasah kecerdasan saya terhadap hewan dan tanaman. Meski saya akui, saya lebih tertarik ke hewan ternak. Selepas SMA atau saat memulai kuliah, aktivitas tersebut praktis jarang saya lakukan. Saya tidak pernah lagi berkutat dengan aktivitas yang berkaitan dengan hewan ternak.
Hingga suatu hari, saat sedang istirahat di quarry shale (tambang tanah liat), saya melihat sekumpulan ayam. Seketika saya terbawa ke masa 5-10 tahun yang lalu saat saya sedang gila-gilanya merawat ayam.Sesaat kemudian, saya pun beranjak dari tempat duduk dan mulai mendekati sekumpulan ayam tersebut.Saya berjalan pelan sembari mengeluarkan suara-suara aneh. Hehehe.
Perlahan saya pun semakin dekat dengan mereka, tanpa rasa takut dan curiga, mereka pun mendekati saya. Yee,,dengan ayunan tangan yang pelan, saya pun berhasil menangkap seekor ayam jantan/jago. Senang rasanya bisa merasakan kembali sensasi yang telah lama hilang. Hehe. Bersamaan dengan itu otak saya seperti menghasilkan hormon endorfin yang cukup banyak. Sepertinya kecerdasan saya dengan hewan (ayam) masih belum hilang.
Berbicara passion, saya sempat berpikir apakah passion itu menular? Apakah passion bersifat genetis yang bisa diturunkan secara biologis?Ayah saya adalah orang yang begitu passionate kepada tanaman dan hewan ternak. Aneka tanaman hias dan hewan ternak pernah beliau kembang biakan.
Hampir setiap pulang kerja atau ada waktu senggang, sudah pasti beliau selalu ada di pekarangan rumah. Beliau sangat rajin membersihkan kandang, mencabut rumput liar. Hingga pekarangan kami pun selalu bersih dan jauh dari bau yang tidak sedap.
Sedari kecil saya sudah terbiasa untuk membantu beliau, entah itu hanya menyirami tanaman, menanam bibit baru, memberi makan ayam, membersihkan kandang, hingga bersepeda pergi ke sawah membawa satu karung kosong dan mencari rumput untuk kelinci atau marmut. Tidak hanya merawat, saya pun terbiasa memotong dan mengolah dagingnya.
Aktivitas itu secara tidak langsung mengasah kecerdasan saya terhadap hewan dan tanaman. Meski saya akui, saya lebih tertarik ke hewan ternak. Selepas SMA atau saat memulai kuliah, aktivitas tersebut praktis jarang saya lakukan. Saya tidak pernah lagi berkutat dengan aktivitas yang berkaitan dengan hewan ternak.
Hingga suatu hari, saat sedang istirahat di quarry shale (tambang tanah liat), saya melihat sekumpulan ayam. Seketika saya terbawa ke masa 5-10 tahun yang lalu saat saya sedang gila-gilanya merawat ayam.Sesaat kemudian, saya pun beranjak dari tempat duduk dan mulai mendekati sekumpulan ayam tersebut.Saya berjalan pelan sembari mengeluarkan suara-suara aneh. Hehehe.
Perlahan saya pun semakin dekat dengan mereka, tanpa rasa takut dan curiga, mereka pun mendekati saya. Yee,,dengan ayunan tangan yang pelan, saya pun berhasil menangkap seekor ayam jantan/jago. Senang rasanya bisa merasakan kembali sensasi yang telah lama hilang. Hehe. Bersamaan dengan itu otak saya seperti menghasilkan hormon endorfin yang cukup banyak. Sepertinya kecerdasan saya dengan hewan (ayam) masih belum hilang.
Ayam, inikah salah satu passion saya?Hehe |
Kelak saat saya mulai mendirikan rumah pribadi, akan saya sisihkan sebagian lahan untuk memelihara ayam. Saya akan mengoleksi berbagai macam ayam, mulai dari ayam bekisar, ayam bangkok, ayam arab, hingga ayam cemani atau ayam hutan. Saya akan buat rumah saya ramai dengan kokokan ayam di pagi hari. :)
Keep Learning, Keep Growing!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar