Saat saya mencari foto antara saya dan Takim untuk ditampilkan di postingan blog kemarin, saya menemukan banyak foto saat kami mengikuti Pemilihan Pemuda Penggerak Koperasi Jawa Timur 2009. Saya kembali teringat akan sebuah impian gila yang cukup menggelikan. Mimpi yang bermula saat saya masih tergabung dalam klub teater di SMA dimana saya begitu mudah terinspirasi oleh aksi panggung para selebritis, khususnya saat menerima award. Saya sering membayangkan diri saya mendapatkan sebuah penghargaan (hehe), mengucapkan ucapan terima kasih di depan ratusan audience, menyebutkan satu per satu sosok yang berperan dalam kesuksesan saya, dan melemparkan senyum sembari melambaikan tangan. Saya tak bisa membayangkan bagaimana bahagianya bisa membahagiakan dan membanggakan orang-orang di sekitar saya.
Beberapa tahun kemudian, datanglah sebuah undangan untuk mengikuti Pemilihan Pemuda Penggerak Koperasi jawa Timur, atau biasa disebut Duta Koperasi. Ini bukanlah kompetisi yang lazim bagi saya dan kebanyakan mahasiswa lainnya. Kami lebih akrab dengan PKM, Business Plan Competition, Mahasiswa Berprestasi, dan kompetisi ilmiah lainnya. Namun mengingat Kopma dr.Angka ITS belum banyak memiliki prestasi yang bisa dibanggakan, maka saya mendorong semua pengurus dan anggota Kopma untuk berpartisipasi. Alhasil, Kopma ITS menjadi penyumbang peserta terbanyak.
Setelah melalui proses seleksi yang melelahkan, akhirnya saya bersama 4 pengurus dan anggota Kopma dr.Angka ITS (Ahmad Mustakim, Putu Aditya, Novi Rahmawati dan Novianti Ika Sari) lolos ke tahap karantina dan tampil di final 10 besar. Setelah masa karantina selama 3 hari, tibalah malam penganugerahan Pemuda Penggerak Koperasi Jawa Timur 2009. Kami berlima adalah satu-satunya wakil dengan latar belakang Teknik yang harus berhadapan dengan kontestan lain yang mayoritas berlatar belakang Ekonomi.
Lampu sorot dan tata panggung tidak menyurutkan nyali kami. Penuh percaya diri kami berjalan ala model, melemparkan senyum ke arah penonton. Meski dalam hati kami tertawa geli, karena sekali lagi ini kami tidak terbiasa berlenggak-lenggok seperti model. Kalau bukan alasan profesionalitas dan keinginan yang kuat untuk memberikan prestasi bagi Kopma dr. Angka ITS dan ITS, mungkin kami berlima tidak akan beraksi penuh percaya diri seperti malam itu.
Seperti halnya Pemilihan Puteri Indonesia, kami pun ditantang untuk menjawab pertanyaan dari dewan juri. Alhamdulillah kami berlima berhasil menjawab setiap dengan mantap, meski hanya 2 orang yang lolos ke babak 3 besar termasuk saya. Di babak final, kami pun kembali diberi sebuah pertanyaan. Lagi-lagi kami pun berhasil menjawab dengan cerdas.
Akhirnya tiba saatnya pengumuman pemenang. 3 pasang calon Pemuda Penggerak Koperasi berdiri gagah berani dan anggun di atas panggung. Sorot lampu yang sangat terang membuat saya kesulitan melihat penonton. Saat itu waktu terasa berputar sangat lambat membuat imajinasi saya terbang jauh ke beberapa tahun sebelumnya.
Saya teringat mimpi untuk tampil di sebuah panggung yang sangat megah. Kemudian memegang sebuah trophy atau award dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang-orang yang selalu sayang kepada saya. Saya berimajinasi seakan-akan inilah panggung Indonesia Idol dan saya sedang menanti hasil voting hehe. Meski belakangan saya sadar imajinasi saya terlalu berlebihan. Hehehe.
Otak saya mendadak berubah seperti layar proyektor yang sedang menampilkan slide show wajah-wajah orang yang menyayangi saya. Mulai dari kedua orang tua saya, ke empat adik saya, berlanjut ke teman-teman, kakak senior sesama anggota Kopma dr. Angka ITS, karyawan dan pembina Kopma dr.Angka ITS, teman-teman sesama penghuni asrama dan pembina SDM IPTEK, teman-teman dan kakak senior di Jurusan Teknik Mesin.
Meski tidak seorang pun keluarga yang datang, saya sama sekali tidak bersedih. Saya memiliki banyak keluarga baru di Surabaya karena hampir seluruh pengurus dan pengawas Kopma dr.Angka ITS hadir, bahkan karyawan dan pembina Kopma pun datang. Satu yang membuat saya bangga adalah kehadiran pengurus Yayasan SDM IPTEK.
Suara lantang dari MC membuat saya segera bangun tersadar dari lamunan. Dengan lantang MC menyebutkan bahwa Runner Up jatuh ke tangan saya. Hall Empire Palace Surabaya mendadak menjadi sangat meriah dengan tepuk tangan dan teriakan semua pendukung Kopma dr.Angka ITS yang mendominasi penonton. Tak terluliskan betapa bahagianya saya melihat senyum dan tawa kebanggaan setiap pendukung saya. Ya, seperti halnya adegan lambat sebuah pertandingan sepak bola, saya melihat senyum dan tangis haru semua pendukung saya dengan jelas.
Saya pun kemudian menerima trophy dari mantan menteri koperasi Adi Sasono. Saya acungkan tingi-tinggi ke udara, tanda bahwa prestasi ini saya persembahkan untuk semua pendukung saya, untuk anggota, pengurus, dan pembina Kopma, untuk SDM IPTEK, dan tentu saja untuk institut kebanggaan saya, ITS!!
Malam itu menjadi malam yang takkan terlupakan oleh saya. Mimpi yang selama ini bersemayam di imajinasi saya akhirnya berhasil terwujud. Kesuksesan malam itu embuat saya semakin percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin, terlebih bila Alloh sudah berkehendak. Dan yang terpenting, saya menjadi ketagihan untuk bermimpi yang lebih tidak masuk akal. Bila saya mampu tampil di level provinsi/nasional, saya bemimpi suatu hari nanti bisa berbicara mewakili bangsa dan negara di depan forum internasional. Aminn..
Pada akhirnya, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh teman, kolega, pembina, karyawan, dan orang-orang yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, yang telah mendukung saya hingga saat ini.
Keep Learning, Keep Growing!!
Beberapa tahun kemudian, datanglah sebuah undangan untuk mengikuti Pemilihan Pemuda Penggerak Koperasi jawa Timur, atau biasa disebut Duta Koperasi. Ini bukanlah kompetisi yang lazim bagi saya dan kebanyakan mahasiswa lainnya. Kami lebih akrab dengan PKM, Business Plan Competition, Mahasiswa Berprestasi, dan kompetisi ilmiah lainnya. Namun mengingat Kopma dr.Angka ITS belum banyak memiliki prestasi yang bisa dibanggakan, maka saya mendorong semua pengurus dan anggota Kopma untuk berpartisipasi. Alhasil, Kopma ITS menjadi penyumbang peserta terbanyak.
Setelah melalui proses seleksi yang melelahkan, akhirnya saya bersama 4 pengurus dan anggota Kopma dr.Angka ITS (Ahmad Mustakim, Putu Aditya, Novi Rahmawati dan Novianti Ika Sari) lolos ke tahap karantina dan tampil di final 10 besar. Setelah masa karantina selama 3 hari, tibalah malam penganugerahan Pemuda Penggerak Koperasi Jawa Timur 2009. Kami berlima adalah satu-satunya wakil dengan latar belakang Teknik yang harus berhadapan dengan kontestan lain yang mayoritas berlatar belakang Ekonomi.
Lampu sorot dan tata panggung tidak menyurutkan nyali kami. Penuh percaya diri kami berjalan ala model, melemparkan senyum ke arah penonton. Meski dalam hati kami tertawa geli, karena sekali lagi ini kami tidak terbiasa berlenggak-lenggok seperti model. Kalau bukan alasan profesionalitas dan keinginan yang kuat untuk memberikan prestasi bagi Kopma dr. Angka ITS dan ITS, mungkin kami berlima tidak akan beraksi penuh percaya diri seperti malam itu.
Seperti halnya Pemilihan Puteri Indonesia, kami pun ditantang untuk menjawab pertanyaan dari dewan juri. Alhamdulillah kami berlima berhasil menjawab setiap dengan mantap, meski hanya 2 orang yang lolos ke babak 3 besar termasuk saya. Di babak final, kami pun kembali diberi sebuah pertanyaan. Lagi-lagi kami pun berhasil menjawab dengan cerdas.
Akhirnya tiba saatnya pengumuman pemenang. 3 pasang calon Pemuda Penggerak Koperasi berdiri gagah berani dan anggun di atas panggung. Sorot lampu yang sangat terang membuat saya kesulitan melihat penonton. Saat itu waktu terasa berputar sangat lambat membuat imajinasi saya terbang jauh ke beberapa tahun sebelumnya.
Saya teringat mimpi untuk tampil di sebuah panggung yang sangat megah. Kemudian memegang sebuah trophy atau award dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang-orang yang selalu sayang kepada saya. Saya berimajinasi seakan-akan inilah panggung Indonesia Idol dan saya sedang menanti hasil voting hehe. Meski belakangan saya sadar imajinasi saya terlalu berlebihan. Hehehe.
Otak saya mendadak berubah seperti layar proyektor yang sedang menampilkan slide show wajah-wajah orang yang menyayangi saya. Mulai dari kedua orang tua saya, ke empat adik saya, berlanjut ke teman-teman, kakak senior sesama anggota Kopma dr. Angka ITS, karyawan dan pembina Kopma dr.Angka ITS, teman-teman sesama penghuni asrama dan pembina SDM IPTEK, teman-teman dan kakak senior di Jurusan Teknik Mesin.
Meski tidak seorang pun keluarga yang datang, saya sama sekali tidak bersedih. Saya memiliki banyak keluarga baru di Surabaya karena hampir seluruh pengurus dan pengawas Kopma dr.Angka ITS hadir, bahkan karyawan dan pembina Kopma pun datang. Satu yang membuat saya bangga adalah kehadiran pengurus Yayasan SDM IPTEK.
Suara lantang dari MC membuat saya segera bangun tersadar dari lamunan. Dengan lantang MC menyebutkan bahwa Runner Up jatuh ke tangan saya. Hall Empire Palace Surabaya mendadak menjadi sangat meriah dengan tepuk tangan dan teriakan semua pendukung Kopma dr.Angka ITS yang mendominasi penonton. Tak terluliskan betapa bahagianya saya melihat senyum dan tawa kebanggaan setiap pendukung saya. Ya, seperti halnya adegan lambat sebuah pertandingan sepak bola, saya melihat senyum dan tangis haru semua pendukung saya dengan jelas.
Saya pun kemudian menerima trophy dari mantan menteri koperasi Adi Sasono. Saya acungkan tingi-tinggi ke udara, tanda bahwa prestasi ini saya persembahkan untuk semua pendukung saya, untuk anggota, pengurus, dan pembina Kopma, untuk SDM IPTEK, dan tentu saja untuk institut kebanggaan saya, ITS!!
Malam itu menjadi malam yang takkan terlupakan oleh saya. Mimpi yang selama ini bersemayam di imajinasi saya akhirnya berhasil terwujud. Kesuksesan malam itu embuat saya semakin percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin, terlebih bila Alloh sudah berkehendak. Dan yang terpenting, saya menjadi ketagihan untuk bermimpi yang lebih tidak masuk akal. Bila saya mampu tampil di level provinsi/nasional, saya bemimpi suatu hari nanti bisa berbicara mewakili bangsa dan negara di depan forum internasional. Aminn..
Mungkin karena ITS hanya memiliki dua buah lift hingga mereka begitu antusias berpose di dalam lift. |
Berpose sebelum memasuki hall Empire Palace Surabaya. |
Joko berpose dengan seorang model..ck8 |
Berfoto bersama Gubernur Jawa Timur merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami para mahasiswa. |
Kami (terlebih saya) sangat menikmati momen-momen membahagiakan seperti ini dan saya akan merindukannya. |
Senyum dan tangis haru berpadu menjadi satu. |
Kami bersama pembina Kopma dr.Angka ITS, Bu Murtijas Sulistijowati (berbaju putih). |
Joko Pambudianto, saya, Mbak Mimin (karyawan Kopma), Novi Rahmawati, dan Tety Dewi Novita Sari. Lebih mirip pemilihan Kepala Desa ketimbang Pemilihan Pemuda Penggerak Koperasi. Hehe |
Pada akhirnya, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh teman, kolega, pembina, karyawan, dan orang-orang yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, yang telah mendukung saya hingga saat ini.
Keep Learning, Keep Growing!!