Selasa, 03 Januari 2012

Tak Hanya Baju, Hati dan Harta pun Bisa Ternoda

Sumber : mmyard.com

Sudah 2 minggu ini seorang teman saya yang kebetulan sesama trainee menginap bersama kami. Akhir pekan lalu dia pulang ke Cilacap untuk berlibur dan menitipkan satu kantong kresek berisi pakaian kotor. Sebelum pulang, dia berpesan kepada saya untuk mencucikan pakaian kotornya di laundry terdekat. Singkat cerita saya terlupa untuk membawa pakaian tersebut ke laundry. Alhasil, karena Selasa ini dia akan datang dari Cilacap, akhirnya semalam saya mencucikan sendiri pakaian-pakaian tersebut, berharap sore ini semuanya kering dan besok pagi siap dipakai lagi.

Ada yang menarik saat saya mencuci pakaian miliknya. Saya cek di bagian kerah, bagian ujung lengan, dan bebeapa bagian rawan noda lainnya. Jarang sekali saya temui noda atau kotoran. Kalaupun ada, noda tersebut sangat mudah untuk dihilangkan. Berbeda dengan pakaian kerja saya yang penuh dengan noda oli, grease, debu, lumpur, dan sebagainya. Sebagai informasi, teman saya ini memang berbeda direktorat dengan saya. Dia bertugas di Marketing and Innovation Directorate, sedang saya di Manufacturing Directorate. Singkatnya dia banyak beraktivitas di perkantoran, sedang saya di lapangan.

Selama mencuci saya berpikir, andaikan baju itu merepresentasikan hati, rohani atau harta kita. Sudah tentu profesi /pekerjaan yang berbeda akan menimbulkan noda/kotoran yang berbeda pula pada hati atau harta yang kita dapat. Ada orang yang memiliki pekerjaan yang jauh dari kebathilan. Ada pula yang pekerjaannya kadangkala harus bersentuhan pada hal-hal yang kurang baik. Ada lagi yang pekerjaannya fully pada bidang yang benar-benar dilarang oleh Nya.

Bila diibaratkan dengan cucian, ada yang noda dengan mudah dihilangkan dan ada pula yang agak sulit untuk dibersihkan. Bahkan ada yang sama sekali tidak bisa dibersihkan sehingga bila kita ingin berpakaian yang bersih dan rapi, maka pakaian yang lama harus dibuang dan diganti dengan yang baru.

Bila kita memiliki pekerjaan yang relatively jauh dari kemungkaran, kita harus  tetap banyak bersyukur untuk membersihkan hati dari noda atau kotoran. Sedang bagi yang memiliki profesi yang menyerempet pada hal-hal yang kurang baik, hendaknya jangan pernah berhenti untuk bermuhasabah, mengevaluasi diri, dan  meminta ampun kepada Alloh. Khusus bagi yang berprofesi pada bidang yang benar-benar kurang baik, marilah untuk tidak berhenti meminta ampun dan berdoa agar diberi hidayah serta diberikan jalan keluar yang terbaik dari Alloh.

Secara khusus saya mengingatkan diri saya sendiri untuk terus mengevaluasi diri dan menghisab diri sendiri guna membersihkan hati dan rohani yang terlanjur kotor, serta meringankan tangan untuk menyisihkan harta di jalan Nya dan berzakat demi membersihkan harta yang dimiliki. Karena baik rohani maupun harta yang kita raih, akan berdampak kepada diri kita sendiri dan orang yang hidup dari harta kita. Semoga harta hasil kerja keras kita semakin berkah dan bermanfaat baik untuk keluarga maupun orang-orang di sekeliling kita.



Keep Learning, Keep Growing!!

2 komentar:

  1. bagus mas...semoga slalu istiqomah :)
    afwan banyak diskusi yang tertunda mengenai kopma dan adek2

    BalasHapus
  2. Aminn,,sama-sama nov.
    Iya, nanti kalo ada waktu bisa diskusi bareng lagi sama Putu, Umam, Tetty, Takim, dan lainnya.

    BalasHapus