Selasa, 17 Juli 2012

Senin, 16 Juli 2012

Setelah melewati 3 kali penerbangan dari Surabaya-Jakarta, Jakarta-Singapura, dan Singapura-Ho Chi Minh City, kami pun menuju Kun Luong, sebuah kota kecil di selatan Ho Chi Minh City yang berjarak kira-kira 10 jam perjalanan darat.

Kami memiliki satu hari untuk beristirahat setelah melewati perjalanan yang panjang dan melelahkan. Tempat penginapan kami cukup nyaman, meski hanya hotel berbintang 2. Karena tidak mudah memang menemukan penginapan yang sekelas Hotel Kartika Chandra di daerah sekitar sini. 

Dan hari ini (Senin, 16 Juli 2012) adalah hari pertama bagi kami, 11 orang engineer dan 7 orang manager, untuk mulai beraktivitas menjalankan agenda yang telah disusun di tanah air. Kami akan menghabiskan 2 minggu pertama di Han Tien Plant (sebuah perusahaan semen milik pemerintah Vietnam) dan Hon Chong Plant (Holcim Groups). Kedua plant tersebut hanya dipisahkan jarak sejauh kira-kira 10 km saja.

Agenda utama kami adalah melakukan benchmarking dalam rangka persiapan commisioning untuk plant yang sedang dibangun di Tuban. Kami berkunjung ke kedua plant di atas karena equipment yang mereka gunakan identik dengan equipment yang akan dibangun di Tuban.

Seperti halnya membeli sebuah sepeda motor, sebenarnya saat hand over dari project team kepada operation team akan diserahkan pula semacam buku panduan atau manual book. Namun agaknya Plant Manager kami ingin lebih siap dari hanya sekedar  belajar dari manual book. Terlebih alat yang akan kami gunakan, baik secara proses maupun cara kerja, jauh berbeda dari alat terdahulu. 

Oleh karenanya, saya menyebutnya ini seperti misi spionase. Tujuan kami jelas, menggali, mengambil, mengunduh, dan kata kerja lainnya yang se-makna dengan  meng-copy segala bentuk informasi teknis dan non-teknis terkait alat yang bekerja di kedua plant tersebut. Tentu semua dilakukan dengan cara-cara yang patut dan wajar.

Sejauh ini salah satu tantangan terbesar bagi kami saat ini adalah bahasa! Kami tentu tidak akan menggunakan bahasa Ibu kami. Bahkan bahasa kedua pun (bahasa Inggris) tidak bermanfaat banyak. Kami lebih banyak menggunakan kombinasi antara bahasa tubuh, gambar, tulisan dan segala aneka ragam cara komunikasi yang memungkinkan untuk dimengerti. Karena memang penguasaan bahasa Inggris (terutama Han Tien Plant) di kawasan ini sangatlah terbatas.

Namun begitu, meski banyak hal yang harus dipelajari, baik budaya, cara kerja, makanan, dan dengan segala keterbatasan, tidak akan berkurang sedikitpun antusiasme.

"Success is going from failure to failure without losing enthusiasm."
(Winston Churchill)




Akhirnya, selamat menjalankan aktivitas di hari ini. Saya masih akan menyelesaikan beberapa urusan sebelum berangkat kerja di pukul 2 siang nanti dan pulang setelah pukul 10 malam waktu setempat.



Keep Learning, Keep Growing!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar