Minggu, 22 Juli 2012

Cilacap - Tuban - Surabaya - Jakarta - Singapore - Ho Chi Min City

Empat tahun lebih saya terbiasa melakukan perjalanan darat selama 10 jam. Namun belum pernah saya melakukan perjalanan sejauh dan selama yang saya lakukan akhir pekan lalu (12 Juli 2012). Berawal dari Hotel Mustika di pusat kota Tuban, tepat pukul 1 dini hari saya dan rombongan berangkat menuju bandara Juanda. Kami terbang dengan penerbangan paling pagi dari Surabaya menuju bandara internasional Soekarno-Hatta Jakarta.

Kami tiba sekitar pukul 8 pagi. Sembari menunggu check in untuk penerbangan selanjutnya pukul 10.30 siang, kami menyempatkan diri untuk sarapan, bersih-bersih, dan menukar sebagian uang rupiah ke dalam US Dollar. Pukul 11.30 waktu Indonesia, kami telah mengambil kursi masing-masing di dalam kabin Singapore Airlines.

Pukul 2 siang waktu Singapore, pesawat kami mendarat dengan mulus di landasan bandara internasional Changi. Beberapa dari kami harus menyetel ulang jam tangan karena waktu Singapore yang disengaja lebih cepat satu jam, meski masih dalam wilayah waktu yang sama dengan Indonesia. Banyak perasaan takjub melihat sebuah negara kecil dengan fasilitas umum se-bersih, se-modern, dan se-canggih ini. Andai fasilitas seperti ini pun tersedia di Indonesia.

Pukul 5.30 sore kami melanjutkan perjalanan menuju Ho Chi Minh City (HCM City). Lama perjalanan Singapore - HCM City setara dengan Jakarta - Singapore dan Surabaya - Jakarta. Kami pun tiba di HCM City pukul 6 waktu setempat. Tidak ada perbedaan waktu yang mencolok antara Jakarta dengan HCM City. Hany saja, pukul 6 sore disini masih sangat terang dibanding dengan Jakarta. Sebagai perbandingan, waktu sholat maghrib disini adalah pukul 6.30.

Setelah melewati rentetan pemeriksaan sebanyak total 10 loket dan menempuh penerbangan selama 3 kali 90 menit, kami masih harus menempuh perjalanan darat selama 10 jam ke arah selatan HCM City menuju provinsi Kiên Giang tepatnya distrik Kiên Lương. Tepat pukul 3 pagi kami sampai di tempat dimana kami akan tinggal selama 30 hari ke depan, An Hai Son Hotel.

Semoga banyak pelajaran yang berharga dari perjalanan ini. Bismillah.


Bismilllah, berangkat dari Surabaya menuju Jakarta.

Maaf sebelumnya, uang di atas hanya ilustrasi belaka. Bukan uang saya pribadi. Masing-masing dari kami diberi bekal dalam bentuk dollar untuk kemudian ditukarkan ke dalam mata uang lokal. Bismillah bekal cukup untuk satu bulan. Sedang buku tsb adalah bekal dari calon istri saya. Hehe. Semoga bisa membawa istri ke tanah suci. Aminn

Inilah suasana kabin Singapore Airilnes. Duduk di sebelah saya Pak Kun Syukroni. Lab Superitendent Tuban Plant

Alhamdulillah. Kami tiba di bandara internasional Changi, Singapore.

Betapa hecticnya suasana bandara Changi.

Inilah yang menarik dari Bandara Changi. Pihak pengelola menyediakan semacam transportasi umum berupa kereta listrik bernama Sky Train. Luasnya bandara tak akan jadi masalah selama ada fasilitas semacam ini.

Dari terminal 2 menuju terminal 3. Cabut mang!

Sangat rapi! Inilah kesan saya terhadap Bandara Changi. Foto ini saya ambil saat berada di atas Sky Train.

Sejenak istirahat sembari menunggu penerbangan selanjutnya. (Dede dan saya)

Saatnya tinggal landas menuju HCM City.

Saya kurang yakin pakah ini sungai mekong yang termasyhur itu. Namun dari udara terlihat bahwa begitu banyak sungai yang membelah daratan Vietnam. Inilah salah satu alasan mengapa pertanian di negeri ini cukup berkembang.

Cuaca di atas HCM City yang berawan.

Ini adalah loket pemeriksaan yang ke -9 dari 10 lapis pemeriksaan yang kami lewati selama perjalanan. Tampak di atas petugas imigrasi Vietnam.

Tidak ada satupun  dari kami yang dapat menyembunyikan keletihan. Meski tidak ada kursi tunggu, lantai pun jadi.

Tempat pertama yang kami kunjungi setelah mendarat, money changer!! Mata uang Vietnam adalah Vietnam Dong. 50.000 rupiah setara dengan 100.000 dong. woow..

Setibanya di HCM City, kami masih harus menempuh perjalanan darat selama 10 jam menggunakan bis, edann!

Inilah tampak pelataran hotel tempat kami tinggal. Konsep yang sempurna, Beach Hotel yang dibangun di lereng perbukitan.


**Saya masih punya banyak lagi koleksi foto yang sayang bila hanya saya simpan sendiri. So, tunggu artikel berikutnya, masih tetap di essaabubakar.blogspot.com..hehe

Keep Learning, Keep Growing!!

1 komentar: