Setelah melewati 3 kali penerbangan dari Surabaya-Jakarta,
Jakarta-Singapura, dan Singapura-Ho Chi Minh City, kami pun menuju Kun Luong,
sebuah kota kecil di selatan Ho Chi Minh City yang berjarak kira-kira 10 jam
perjalanan darat.
Kami memiliki satu hari untuk beristirahat setelah melewati perjalanan yang
panjang dan melelahkan. Tempat penginapan kami cukup nyaman, meski hanya hotel
berbintang 2. Karena tidak mudah memang menemukan penginapan yang sekelas Hotel
Kartika Chandra di daerah sekitar sini.
Dan hari ini (Senin, 16 Juli 2012) adalah hari pertama bagi kami, 11 orang
engineer dan 7 orang
manager, untuk
mulai beraktivitas menjalankan agenda yang telah disusun di tanah air. Kami
akan menghabiskan 2 minggu pertama di Han Tien Plant (sebuah perusahaan semen
milik pemerintah Vietnam) dan Hon Chong Plant (Holcim Groups). Kedua plant tersebut hanya dipisahkan jarak sejauh kira-kira 10 km saja.
Agenda utama kami adalah melakukan
benchmarking
dalam rangka persiapan
commisioning untuk
plant yang sedang dibangun di Tuban. Kami berkunjung ke kedua plant di atas
karena
equipment yang mereka gunakan
identik dengan
equipment yang akan
dibangun di Tuban.
Seperti halnya membeli sebuah sepeda motor, sebenarnya saat
hand over dari
project team kepada
operation
team akan diserahkan pula semacam buku panduan atau
manual book. Namun agaknya
Plant
Manager kami ingin lebih siap dari hanya sekedar belajar dari
manual book. Terlebih alat yang akan kami gunakan, baik secara
proses maupun cara kerja, jauh berbeda dari alat terdahulu.
Oleh karenanya, saya menyebutnya ini seperti misi spionase. Tujuan kami
jelas, menggali, mengambil, mengunduh, dan kata kerja lainnya yang se-makna
dengan meng-
copy segala bentuk informasi teknis dan non-teknis terkait alat
yang bekerja di kedua plant tersebut. Tentu semua dilakukan dengan cara-cara
yang patut dan wajar.
Sejauh ini salah satu tantangan terbesar bagi kami saat ini adalah bahasa! Kami tentu
tidak akan menggunakan bahasa Ibu kami. Bahkan bahasa kedua pun (bahasa
Inggris) tidak bermanfaat banyak. Kami lebih banyak menggunakan kombinasi antara bahasa tubuh, gambar, tulisan
dan segala aneka ragam cara komunikasi yang memungkinkan untuk dimengerti.
Karena memang penguasaan bahasa Inggris (terutama Han Tien Plant) di kawasan
ini sangatlah terbatas.
Namun begitu, meski banyak hal yang harus dipelajari, baik budaya, cara kerja, makanan, dan dengan segala keterbatasan, tidak akan berkurang sedikitpun antusiasme.
"Success is going from failure to failure without losing enthusiasm."
(Winston Churchill)
Akhirnya, selamat menjalankan aktivitas di hari ini. Saya masih akan menyelesaikan beberapa urusan sebelum berangkat kerja di pukul 2 siang nanti dan pulang setelah pukul 10 malam waktu setempat.
Keep Learning, Keep Growing!!