Selasa, 05 Juni 2012

Salam, Senyum, dan Sapa

Sumber : have-a-nice-day.org

Sejak kembali tinggal di Cilacap, saya menemukan banyak pengalaman unik dan berharga. Salah satunya adalah yang saya ceritakan pagi ini. Sudah 2 bulan lebih saya tinggal bersama orang tua di perumahan dinas sebuah perusahaan minyak terbesar di Cilacap. Kompleks perumahan ini dilengkapi beragam fasilitas, mulai dari fasilitas olah raga, swalayan, hall, dan tentu saja petugas keamanan yang bekerja secara bergiliran selama 24 jam.
 
Sebagai penghuni yang baik, setiap kali keluar maupun masuk kompleks, kami selalu melemparkan senyum dan menyapa petugas keamanan. Para petugas dengan keramahannya pun membalas senyum. Terkadang mereka lah yang melemparkan senyum dan menyapa kami para penghuni.

Cerita bermula ketika saya hendak berangkat maupun pulang seusai kerja. Setiap kali saya menyapa dan memberikan salam, sebagian besar para petugas yang saya temui terlihat lebih acuh tak acuh. Bahkan terlihat lebih cuek. Berhari-hari saya mengalami hal ini, meski tidak semua petugas.

Saya beranggapan apakah karena saya memakai seragam perusahaan semen? Hehe. Karena kejadian ini hanya saya alami ketika akan berangkat dan saat pulang kerja. Ya, saya mencoba berpikir positif jikalau beliau-beliau ini mengira bahwa saya bukan penghuni kompleks. Karena memang tugas utama mereka adalah melayani para penghuni kompleks perumahan, sedang saya dikira bukan penghuni kompleks.

Bahwa tidak semua senyum atau keramahan yang kita peroleh semata-mata dilandasi ketulusan atau keihklasan. Sebab beberapa pihak  melakukannya karena tuntutan profesionalisme. Sedang ada lagi yang ramah kepada kita semata-mata karena kita memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari mereka. Dan alasan-alasan lainnya. 

Saya serasa diingatkan untuk tidak menjadi salah satu bagian dari golongan yang saya sebutkan di atas. Bila memang kita harus melemparkan senyum atau ramah, bukan didasarkan karena tuntutan profesionalisme semata, karena orang yang kita hadapi lebih tinggi kedudukannya, atau karena ada maksud lain yang kurang baik, namun lebih karena kita murni ingin menyebarkan energi positif melalui senyuman.

Karena seperti halnya hukum aksi-reaksi,  setiap kali kita menyebarkan energi positif, kita pun akan merasakan imbas energi yang sama dari orang lain. Bila semuanya dilakukan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan, kita pun akan menerima keramahan yang penuh ketulusan. Semakin banyak energi positif yang kita sebarkan, semakin banyak energi positif yang kita terima.


Keep Learning, Keep Growing!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar