Rabu, 13 Juni 2012

Bagaimana semen dibuat? (bagian1)

Seperti diceritakan sebelumnya, belum pernah terbersit sebelumnya oleh saya untuk berprofesi di industri semen. Sejak setahun yang lalu hingga sekarang, saya masih terus belajar tentang industri ini. Nah, untuk mempercepat akselerasi pembelajaran, saya mencoba menerapkan learning by doing dan learning by teaching. Hehe.

Oleh karenanya, tahun ini saya menargetkan untuk mulai rutin menulis tentang apa saja yang berhubungan dengan industri semen. Saya akan mencoba menulis dengan bahasa yang lebih mudah dipelajari. Semoga dengan menulis ini saya tertuntut untuk terus belajar, lebih rajin membuka koleksi file-file terkait Cement Industry dan tentu saja bisa belajar bersama-sama. 

Semen masih merupakan salah satu komoditi dengan tingkat permintaan yang sangat tinggi seiring dengan meningkatnya laju pembangunan. Proses pembuatan semen secara umum bisa dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu raw material extraction, blending and clinkerization, dan grinding and distribution.


Raw Material Extraction
Concern pada tahap ini adalah memperoleh bahan-bahan mentah pembentuk clinker, yaitu limestone (batu kapur), shale/clay (tanah liat), silica (pasir silika), dan iron sand (pasir besi). Secara umum proses yang terjadi di tahap penambangan bahan mentah sama dengan kebanyakan proses tambang lainnya.

Blending and Clinkerization
Pada tahap ini terjadi perpaduan antara proses mekanik dan kimiawi. Proses mekanik berlangsung saat proses grinding bahan mentah. Bahan mentah yang telah ditambang dan disimpan dalam sebuah storage. Setelah itu di blending dengan komposisi tertentu dan di grinding hingga halus seperti debu.

Campuran bahan mentah yang telah halus kita sebut raw meal. Selanjutnya raw meal disimpan di dalam silo sebelum diumpankan ke dalam pre heater. Di dalam pre heater terjadi proses pemanasan awal pada raw meal. Hingga kemudian di dalam calciner (salah satu equipment pada pre heater) terjadi proses kalsinasi. Yaitu reaksi kimia yang menguraikan CaCO3 menjadi CaO dan CO2.

Reaksi kimia terus berlanjut hingga raw meal yang telah mencair seperti lava mengalir di dalam rotary kiln (tanur putar). Di dalam rotary kiln reaksi kimia melibatkan semua senyawa pada bahan mentah, baik CaCO3 (Limestone), Al2O3 (Shale), SiO2 (Silica), dan Fe2O3 (Iron Sand). Kemudian raw meal yang cair tersebut di dinginkan secara cepat di dalam cooler hingga terbentuk senyawa baru yaitu 3CaO.SiO2 (C3S), 2CaO.SiO2 (C2S), 3CaO.Al2O3 (C3A), 4CaO.Al2O3.Fe2O3 (C4AF), dan CaSO4.2H2O (CSH2)

Material hasil pendinginan cepat inilah yang kita sebut sebagai clinker.
 

Grinding and Distribution
 Di tahap ini clinker yang berbentuk granular digiling/di grinding hingga halus seperti kebanyakan semen. Clinker yang telah disimpan di dalam clinker silo kemudian di grinding bersamaan dengan zat aditif lainnya, seperti gyspum (sebagai retarder atau pengawet). Setelah digiling hingga halus, campuran clinker dan zat aditif tersebut selanjutnya bisa kita sebut sebagai cement.

Distribusi semen bisa dalam bentuk bag/kantong dan bulk/curah. Khusus untuk bag, semen di alirkan ke dalam mesin packer untuk kemudian dikemas dalam kantong. Sedang untuk bulk, semen dimuat ke dalam truck langsung dari cement silo.

Demikian secara urutan proses produksi semen secara garis besar. Selanjutnya saya akan ceritakan tiap proses dalam uraian cerita yang lebih detail. Semoga bermanfaat.



Keep Learning, Keep Growing!!

1 komentar: