Selasa, 04 Februari 2014

Anomali Waktu (Semakin hari, waktu terasa makin singkat)

Beberapa tahun belakangan ini, terutama semenjak memasuki dunia kerja, waktu terasa lebih cepat. Rasanya baru kemarin mengawali aktivitas di hari Senin, tanpa terasa hari Juma't sudah tiba. Satu minggu serasa seperti satu hari. Satu bulan terasa seperti satu minggu, dan akhirnya satu tahun akan terasa seperti satu bulan.

*
Bila kita mengingat kembali materi fisika yang diajarkan di SMP tentang besaran pokok. Kita akan menemukan bahwa salah satu yang termasuk besaran pokok adalah "waktu". Besaran "waktu" tidak diturunkan dari besaran-besaran lainnya, melainkan berdiri sendiri. Hal ini dikarenakan satuan "waktu", 1 sekon,  memiliki standard yang tetap dalam menentukan besar 1 sekon.

Mulanya, 1 sekon ditetapkan sama dengan 1/86400 rata-rata gerak semu matahari dalam mengelilingi Bumi. Namun, dalam perkembangannnya, metode ini dinilai kurang tepat akibat adanya pergeseran. Hingga akhirnya, pada tahun 1956, ditetapkan bahwa 1 sekon adalah waktu yang dibutuhkan atom cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.

**
Kemudian bila kita melihat contoh sederhana dari hukum relativitas yang dipopulerkan oleh Albert Einstein. Bahwa sebenarnya kecepatan sebuah partikel bisa berbeda tergantung dari mana kita meninjaunya. Seorang penumpang kereta akan mengatakan bahwa orang-orang di luar kereta bergerak sangat cepat, padahal mereka sebenarnya diam. Sebaliknya orang-orang di luar kereta akan mengatakan bahwa penumpang kereta bergerak sangat cepat, padahal penumpang tersebut diam tak bergerak di dalam kereta.


Sumber : http://hdwallpapers4free.com/

***

Bahwa sejatinya waktu yang kita lalui tidaklah berubah. 1 sekon tetaplah 1 sekon sesuai dengan waktu yang dibutuhkan atom cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali. 1 menit tetaplah 60 sekon. 1 jam tetaplah 60 menit dan 1 hari tetaplah 24 jam. Semua tetap sesuai dengan ketentuannya, tidak berkurang dan bertambah sedikit pun.

Namun, mengapa waktu tetap saja terasa lebih cepat?

Pada umumnya, kita akan merasakan waktu berjalan lebih cepat bila kita melakukan hal-hal yang bersifat duniawi secara berlebihan. Bermain game on line, larut dalam rutinitas pekerjaan yang menumpuk atau berlibur ke sebuah tempat wisata.

Satu jam akan terasa sangat cepat, bila kita bermain game on line. Satu hari akan terasa sangat cepat bila hanya untuk menyelesaikan pekerjaan di kantor. Dan tentu saja satu minggu akan sangat kurang bila hanya untuk sekedar berkeliling dan berlibur di sebuah tempat.

Sebaliknya, untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan akhirat, waktu terasa sangat lambat. Meski normalnya hanya 5 menit yang dibutuhkan untuk membaca 1 halaman Al Quran, namun kita merasa sangat lama untuk membacanya. Begitu pula untuk sholat tarawih berjamaah, sholat jum'at, dan ibadah puasa. Waktu terasa sangat panjang bila dihabiskan untuk beribadah.

Inikah tanda-tanda kiamat yang diriwayatkan oleh Anas RA?

Rasulullah bersabda


"Hari Kiamat tak akan datang kecuali waktu semakin singkat. Penyingkatan ini terjadi sedemikian cara seperti satu tahun yang berlalu seperti sebulan, dan sebulan yang berlalu seperti seminggu, dan seminggu berlalu seperti satu hari dan satu hari yang berlalu seperti satu jam dan satu jam yang berlalu seperti secepat kilat.'' 
(Tirmidhi, Zuhd: 24, 2333).


 Urusan dunia memiliki kecenderungan untuk membuat kita "ketagihan", terus dan terus. Sebaliknya bila berurusan dengan akhirat, kita merasa sangat berat. Oleh karenanya kita tidak boleh lengah, marilah kita manfaatkan waktu yang tersisa dengan cerdas, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.

Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ 

(HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah 2/419 berkata : hadits hasan)



Dengan demikian, tidak ada lagi alasan untuk menghabiskan waktu dengan aktivitas yang sia-sia.
Mari kelilingi diri dengan lingkungan yang selalu mendukung kita untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan. Mari kita sibukkan diri kita dengan aktivitas yang selalu bernilai ibadah. :)



Keep Learning, Keep Growing!!


Referensi.
1. www.ittelkom.ac.id



Tidak ada komentar:

Posting Komentar