Sepertinya, saya memang termasuk salah seorang korban dari
tayangan “sinetron”. Sinetron memberikan beberapa pemahaman yang menyesatkan kepada
saya.
Saya mengira bahwa seorang perempuan yang hamil akan muntah-muntah
di pagi hari setelah “jungkir-balik berakrobatik mengerahkan seluruh tenaga”
bersama suami pada malam harinya, persis seperti apa yang pernah saya saksikan
di sinetron “Pernikahan Dini”. Hehe. Hal ini yang membuat saya selalu harap-harap
cemas di pagi hari. Apalagi Jumat pagi. Berharap istri saya mual-mual dan
muntah-muntah
Pada kenyataannya, rentang waktu antara berhubungan badan dengan
gejala muntah-muntah tidaklah secepat yang saya bayangkan. Setiap perempuan
akan mengalami rentang waktu yang berbeda-beda.
Selain itu, gejala seorang perempuan hamil tidak selalu disertai
dengan muntah-muntah. Seperti yang dialami oleh istri saya. Gejala-gejala
kehamilan tanpa kami sadari sudah mulai tampak di akhir bulan Ramadhan tahun
lalu.
Diawali pembengkakan gusi sebelum mudik, hingga pegal-pegal di
seluruh badan saat Hari Raya Idul Fitri. Kami mengira setelah melakukan
perjalanan mudik sejauh ratusan kilometer dari Tuban-Surabaya hingga Cilacap,
sewajarnya badan akan kelelahan. Itu sebabnya kami sedikit menghiraukan gejala
tersebut.
Sekembalinya kami di Surabaya, istri saya masih saja mengeluhkan
gejala yang sama. Sekujur badan serasa lemas-pegal. Sampai di sini kami masih
berpikir bahwa ini akibat setelah melakukan perjalanan jauh. Kami baru mulai
gelisah ketika istri saya sadar bahwa sudah beberapa minggu dia telat datang
bulan. Ini saatnya kami mencoba lagi peruntungan test pack.
Ya, sayangnya ini bukan pertama kalinya istri saya telat datang
bulan. Itu sebabnya kami tidak terlalu berharap banyak. Istri saya memang
sering telat datang bulan. Hampir setiap telat datang bulan saya selalu membeli
test pack. Selama itu pula hasilnya
selalu negative. Itu sebabnya, saya tidak terlalu berharap
banyak pada hasil test pack.
Karena di Surabaya saat itu masih ramai sanak saudara dan orang tua, kami menunda pengecekan test pack sampai kami kembali di Tuban.
Karena di Surabaya saat itu masih ramai sanak saudara dan orang tua, kami menunda pengecekan test pack sampai kami kembali di Tuban.
Sampai suatu pagi, saat saya sudah mulai kerja. Sebuah panggilan masuk
ke HP saya. Saya yang masih berkutat di depan laptop mencoba mengalihkan
perhatian ke HP. Saya terima panggilan tersebut, sejurus kemudian terdengar
suara perempuan berteriak lantang di sana.
“BII…POSITIFF!”
“BII…POSITIFF!”
Setelah memastikan bahwa itu benar-benar suara istri sah saya, langsung saja saya merasakan surprise,
haru, dan senang. Semua bercampur menjadi satu. Saya speechless. Rasanya bumi berhenti berotasi selama 10 detik, persis
seperti pertama kali bertemu istri saya. Perfect!
bersambung
Keep Learning, Keep Growing!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar