Sumber : http://www.spiritsnextmove.net |
Semasa kuliah dulu, ada sebuah cerita menarik tentang betapa hebatnya kekuatan
pikiran atau sugesti. Apa yang terjadi pada diri kita adalah apa yang kita pikirkan atau
sebaliknya, apa yang kita pikirkan, maka itulah yang akan terjadi pada kita .
Bahkan konon rasa sakit pun dapat dihilangkan hanya dengan menstimulus pikiran.
Nah, diceritakan
di sebuah stasiun terdapat petugas yang hendak memperbaiki pendingin ruangan
pada salah satu gerbong pengangkut barang. Entah bagaimana ceritanya, sang
petugas justru terjebak di dalam gerbong. Hingga kemudian dia menemukan
seberkas sinar matahari yang menerobos melalui celah-celah pintu. Dari sinar
tersebut dia melihat termometer menunjukkan angka -14 C dan sadar bahwa dirinya
terjebak di dalam gerbong es.
Keesokan
harinya sang petugas ditemukan meninggal di dalam gerbong tersebut dengan
secarik kertas di sampingnya. Sebelum meninggal dia menuliskan betapa
tersiksanya terjebak di dalam ruang sempit bertemperatur – 14 C. Setelah diusut
ternyata gerbong itulah yang hendak ia perbaiki.
Bila
bukan karena kekuatan pikiran, bagaimana mungkin sang petugas bisa merasa
tersiksa kedinginan pada gerbong yang pendingin udaranya rusak?
Berbicara
tentang kekuatan berpikir, saya punya cerita tentang pengalaman Latbintalsik
(Pelatihan dan pembinaan mental dan fisik) di sebuah kamp militer. Suatu hari
semua peserta dibangunkan tengah malam dan dibariskan di lapangan terbuka.
Kemudian kami digiring berjalan menuju sebuah tempat dengan mata tertutup.
Para
peserta pun mengikuti instruksi para pelatih. Kami berjalan melintasi parit,
melewati tanah berbatu, dan berujung pada sebuah sungai. Di sanalah para kami
diperintahkan untuk duduk dan berendam di sungai. Kami duduk berdekatan sesuai
dengan urutan barisan.
Saya memahami
betul konsep kekuatan berpikir atau sugesti. Mulai dari masuk ke sungai hingga
berendam, saya sekuat tenaga menciptakan sugesti bahwa air sungai ini hangat.
Saya terus memfokuskan pikiran saya bahwa air sungai ini sangat hangat.
Ternyata benar! Di detik-detik awal saya rasakan betapa air sungai sangat
hangat.
Waktu
berendam pun selesai. Masih dengan mata tertutup, kami dibariskan dan digiring
kembali menuju sebuah tempat. Kami pun
dipersilahkan untuk sejenak istirahat di sebuah tanah lapang. Sembari meminum
jahe hangat, saya berbincang dengan rekan sebelah yang sedari awal berendam di samping
saya. Di saat mayoritas peserta mengeluh kedinginan selama berendam, saya
ceritakan keberhasilan saya men-sugesti diri sendiri hingga air sungai terasa
hangat.
Sejurus
kemudian rekan saya buru-buru meminta maaf kepada saya,” Maaf sa, tadi saya
gak bisa nahan pipis..”@#$$#!##@!%@#!%....
Keep
learning Keep Growing!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar