Me time. Sebuah kesempatan untuk melakukan aktivitas yang disukai. Bisa bentuknya hobby bersama teman, atau aktivitas sendiri yang bisa memfasilitasi aktualisasi diri.
Sebenarnya baru mengenal istilah ini dari istri saya. Walaupun saya telah mempraktikannya sejak sekolah. Saya biasanya me time dalam bentuk bermain sepakbola/futsal atau mengikuti kegiatan organisasi.
Setelah menikah, memang tidak seleluasa seperti sebelumnya. Ada hati yang harus dijaga agar manajemen waktu bisa seimbang. Karena terlalu banyak me time pun justru akan membuat kita nampak egois.
Jalan tengahnya, kita membuat kesepakatan. Kita saling berbagi waktu berapa lama dalam seminggu yang bisa digunakan untuk me time. Atau sesekali saya ajak untuk ikut saya me time, lihat saya main futsal misal. Though it doesn't always work. Karena saya lebih sering dibully daripada dipuji olehnya. Sigh.
Nah, setelah lahir anak pertama variabelnya makin bertambah. Kini ada 2 sosok yang harus "diopeni". Makin challenging. Lahir anak kedua. Wow double combo. Maka skala prioritaskan kita terapkan di semua aktivitas.
Aktivitas yang tidak terlalu memberi added value digeser dulu. Aktivitas yang bisa didelegasikan, ya dicarikan orang lain untuk dikerjakan. Hobi yang menyita waktu dan tidak bisa "disambi", ya dikurangi. Apalagi yang menguras doku. Stop.
Sebaliknya aktivitas yang bisa dilakukan bersama sama, diperbanyak dan dirutinkan. Karena aktivitas seperti ini bisa menambah bounding, selain bisa melepas penat.
Misal berkebun dan cuci mobil bersama, atau main bola berdua, even kita ke masjid bersama saya manfaatkan untuk momen me time bersama anak, sambil kita bercerita atau memasukkan value-value keislaman.
Bahkan saya beberapa kali manfaatkan cuti untuk me time dengan keluarga di rumah. Seperti halnya awal minggu ini. Saya bergantian dengan istri untuk me time dengan anak. Karena anak saya sekarang dua, maka kami bergiliran jaga satu dan lainnya.
We made a list of any activities which cover must do, fun, simple, and of course enhance the bounding. We went to market, car free day, florist, our new friend cafe and resto (tropicana green).
Sedangkan di rumah, saya dan anak pertama refurbish sepeda roda tiga yang sudah 2 tahun tidak dipakai agar bisa dinaiki si bungsu. Lalu kita keliling di sore hari bertiga bersama.
Istri saya pun menyempatkan hampir setengah hari hanya bersama si sulung, karena selama ini dirasa lebih banyak menghabiskan waktu dengan si bungsu. Maka diajaklah si sulung berkeliling dari toko donat hingga reflexy massage. Sementara saya bersama si bungsu di rumah. Every body was happy.
As a couple we need to keep supporting each other, should get better everyday. As a parent we need to take care the children full heartedly. The at the end we elevate our value of "me time", since our family time is now our new me time.
Keep Learning, Keep Growing!!