Sama halnya atom yang saling berikatan satu sama lain,
manusia memiliki kecenderungan untuk memiliki ikatan pada sesuatu yang
berkesan mendalam di hatinya. Ikatan itu bisa kepada seseorang orang yang memiliki kesan khusus, atau kepada tempat yang berkesan. Bisa berupa rumah kenangan, kampung halaman, atau tempat sekolah.
Ada pula yang berkesan pada tempat kerjanya yang pertama.
Terkesan bisa karena budaya kerjanya, lingkunganya, pengalaman baru, rekan kerjanya atau mungkin remunerasinya.
Sama seperti saya. Belum pernah sekalipun saya pindah perusahaan sejak lulus 7 tahun yang lalu. Di saat beberapa teman saya sudah menjelajah jauh nun disana, saya masih asyik bergelut-berkarya-berkembang di tempat pertama kali saya merasakan pengalaman kerja.
Masih teringat jelas akan kriteria tempat kerja yang saya
idamkan sebelum apply, yaitu multinational company,
overseas opportunity, global networking access, possibility to move to Cilacap, dan not engineering work *haha. Kriteria satu hingga lima saya raih tidak sampai 2 tahun
masa kerja dan disempurnakan di tahun ke 6 bersamaan dengan Preventive
Maintenance Engineer Certification, dimana setelahnya praktis global networking makin terbuka lebar. Tinggalah kriteria terakhir yang nampaknya saya sudah mulai berdamai dengannya.
Masih teringat betapa antusiasnya saat menempuh perjalanan untuk seleksi wawancara, bersama-sama menaiki kereta dari Surabaya ke Jakarta. Kemudian lolos wawancara user setelah diberi pertanyaan sederhana, "bagaimana cara penanganan korosi di pabrik semen?". Lalu dilanjut
wawancara direktur yang lagi-lagi mendapat pertanyaan sederhana namun dalam, siap bekerja on call?
Masih teringat saat masih berjaket hijau tanda karyawan
pemula. Bercengkerama dengan seorang superitendent produksi yang kelak
menjadi area manager, Jamalludin. Interaksi yang sangat akrab, sharing
ilmu dan quiz singkat tiap hari, hingga tawaran untuk mengenakan jaket orange-nya selama overhaul, hanya agar bisa memiliki kesan sebagai karyawan
tetap di depan para kontraktor saat itu. Dukungan yang luar biasa.
Masih teringat betapa bahagia ditempatkan di kota Cilacap. Berkat
doa Ibu yang ingin anaknya kembali ke kota kelahiran, akhirnya tercapai bekerja di kampung halaman. Kemudian berlanjut perjalanan
pertama ke luar negeri. Meski hanya ke Vietnam, namun perjalanannya tepat di bulan Ramadhan, not
easy at all.
Masih teringat dipindahkan lagi, kali ini ke Tuban. Tak disangka bisa berkesempatan bergabung ke Tuban Project Team. Belajar langsung dengan kumpulan orang terpilih dari internal perusahaan, hingga rekan dari lintas benua dan tentunya lintas budaya. Boss pertama saya super unik dan energik, seorang
insinyur yang lebih terlihat sebagai musisi dibanding Engineering Manager. Raul
Turcu.
Kemudian proses re-organisasi membawa saya bergabung dengan seorang Canadian Chinese yang lebih pantas dipanggil seorang kakek dibanding
Mechanical Construction Lead. Lagi-lagi kesempatan ini membawa saya pada sebuah lingkungan yang dalam sehari-hari banyak mengeluarkan kosa kata dalam bahasa Inggris.
Masih teringat perjalanan kemudian berlanjut dari Tuban Project Team menuju
Tuban Operational Team bersama seorang rekan, paklik, mentor berkarir moncer, Muhammad Junaedi. Kami kembali bergeser
dari lingkungan proyek menuju ke lingkungan perawatan pabrik.
Pak Haris Chumaedi dan Pak Adi Santosa. Beliau-lah, dua orang yang membuat saya tak berkutik saat wawancara. Meski demikian mereka jugalah yang memberikan saya tiket dan kesempatan untuk mengikuti sertifikasi Preventive Maintenance Engineer.
Pak Haris Chumaedi dan Pak Adi Santosa. Beliau-lah, dua orang yang membuat saya tak berkutik saat wawancara. Meski demikian mereka jugalah yang memberikan saya tiket dan kesempatan untuk mengikuti sertifikasi Preventive Maintenance Engineer.
Hingga sudah 7 tahun
berjalan, kini berada di tengah tim yang luar biasa, Maintenance Mechanical Dept. Tim
di belakang layar yang siap tidak siap harus siap sedia melayani pesanan semua pihak dalam rangka
menjaga agar pabrik tetap beroperasi on budget, on time dan on quality. Pak Mustain, Pak
Suradi, Pak Nanang, Bu Zahro, Mas Yudi, Mas Henry, Mas Wisda dan semua anggota tim yang
terlalu banyak untuk ditulis.
Ini adalah perjalanan kisah dengan begitu banyak ikatan di
dalamnya, hingga rasanya cukup untuk dijadikan
sebuah film ataupun sebuah buku novel. Inilah perjalanan saya yang sedang berproses dari fase pemuda menuju fase yang lebih dewasa.
Suka duka menjadi seorang pejuang di perawatan pabrik, mengiringi kisah tumbuhnya keluarga kecil saya, dari awal menempuh hidup baru bersama istri, dilanjut dengan kelahiran anak pertama, bersama membangun rumah, hingga berlanjut saat mendapat tambahan anak kedua.
Suka duka menjadi seorang pejuang di perawatan pabrik, mengiringi kisah tumbuhnya keluarga kecil saya, dari awal menempuh hidup baru bersama istri, dilanjut dengan kelahiran anak pertama, bersama membangun rumah, hingga berlanjut saat mendapat tambahan anak kedua.
Kebersamaan selama 7
tahun yang mungkin akan segera berakhir. Sangat cepat,karena inilah potret industri kami saat ini.
Kini saatnya tetap berdoa untuk yang terbaik dan mulai
menghitung hari kapan seragam ini akan segera berganti. Bersiap untuk riding the wave of change. Karena siap tidak siap, perubahan akan segera datang.
Hitung mundur, mulai!
Hi kak, aku baca2 thread kakak di holcim. Kebetulan aku lolos buat interview BOD, kalo boleh adakah kontak email yang bisa saya hubungi? Saya ingin tanya2 tentang interview BOD kak, makasih sebeumnya :)
BalasHapus