Rabu, 10 April 2013

The Greatest Glory in Living the Life (Hamil di Luar Nikah)

Pernah suatu ketika, seorang trainer menyampaikan ke saya sebuah quote terkenal dari Nelson Mandela, "the greatest glory in living lies not in never falling, but in rising every time you fall". Bila saya terjemahkan secara kasar ke dalam bahasa, kira-kira seperti ini bunyinya "Kesuksesan yang paling haqiqi dalam menjalani kehidupan tidak dilihat dari seberapa sering kita jatuh, tapi seberapa cepat kita bangkit saat kita terjatuh".

Banyak tokoh dunia yang telah membuktikan bahwa kesuksesan hanya bisa diraih setelah menemukan banyak kegagalan sebelumnya. Thomas Alfa Edison menemukan komposisi yang tepat untuk membuat sebuah bohlam lampu setelah melewati percobaan yang ke-100, dimana 99 perceobaan sebelumnya selalu gagal. Isaac Newton pun demikian. Setelah sekian lama mengutak-atik rumus. Akhirnya menemukan formulasi hukum gravitasi saat sedang istirahat di bawah pohon.

Pada intinya tidak ada kesuksesan yang instan. Semakin banyak kita mencoba, semakin banyak kita menemui kegagalan.  Dan bila kita semakin cepat bangkit, maka semakin dekat pula dengan kesuksesan.

Meski demikian, prinsip ini hendaknya digunakan untuk hal-hal yang positif, jangan untuk kasus yang akan saya tulis di bawah ini.

Diceritakan ada seorang ayah yang murka setelah mengetahui anak perempuannya hamil di luar nikah. Beliau hendak menuntut pertanggung jawaban dari sang pria.

"Siapa bedebah yang telah menghamilimu! Suruh dia datang menghadap Ayah!"teriak sang Ayah.
Sedang disampingnya, sang Ibu masih terus menangis tersedu-sedu.

Melihat Ayahnya murka, sang anak perempuan yang masih menangis pun bergegas mengambil dan menelepon laki-laki yang dimaksud.

"Bang, kalo abang memang pria yang bertanggung jawab, datang ke rumah saya sekarang juga bang", kata sang anak perempuan sambil terus menangis.

Tidak lama setelahnya, datang sebuah mobil Ferrari merah berhenti di depan rumah. Sejurus kemudian, turunlah seorang lelaki paruh baya dari mobil. Setelah mengucapkan salam dan dipersilahkan, sang pria pun masuk ke rumah.

Lelaki itu berhadapan dengan Ibu dan Ayah dari anak perempuan yang telah dihamilinya. Dia pun berkata, "Saya adalah pria yang telah menghamili anak bapak. Terus terang saya tidak dapat menikahi putri bapak, karena istri saya tidak mengizinkan saya."

"Meski demikian, saya akan tetap bertanggung jawab. Sekiranya anak bapak kelak melahirkan seorang bayi perempuan, akan saya wasiatkan sebuah supermarket, sebuah hotel, dan uang tunai 1 milyar."

"Dan sekiranya kelak anak bapak melahirkan seorang bayi laki-laki, saya akan mewasiatkan dua buah supermarket, dua buah hotel, dan uang tunai 2 milyar untuknya."

"Tapi sekiranya nanti anak bapak keguguran, apa yang harus saya lakukan?"

Sesaat sang Ayah pun berpikir di samping sang Ibu yang telah berhenti menangis.
Akhirnya, sambil menepuk punggung pria tersebut, sang Ayah berkata dengan bijak,
"Kalau keguguran, kamu coba lagi ya."



Keep Learning, Keep Growing!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar