Hari ini saya punya cerita singkat tentang 2 pemuda dengan semangat belajar yang luar biasa hebat. Pertama adalah kisah tentang teman saya semasa GDP (Graduate Development Program) yang sedang meniti karirnya di Narogong, Bogor. Avid dilahirkan sebagai anak tunggal dari keluarga yang pas-pasan telah membuat dia harus bekerja lebih keras di setiap segi kehidupan yang dilaluinya. Perjuangannya sedari kecil hingga kuliah telah membawanya selalu dekat dengan kesuksesan. Setelah lulus dari ITS dengan predikat cumlaude, dia pun menyelesaikan program GDP sebagai lulusan terbaik. Kini 8 bulan setelah lulus, dia makin mendapatkan kepercayaan dari manajer dan rekan kerja lainnya. Fasilitas dan kemudahan pun mengikutinya, sebuah mobil dan rumah dinas menjadi buktinya.
Kemudian cerita kedua adalah tentang seorang pekerja lepas (out sourcing) yang berhasil menempuh pendidikan tinggi di tengah keterbatasan yang dimilikinya. Sebut saja Gatot. Dibesarkan dalam sebuah keluarga yang kurang harmonis, membuatnya pergi meninggalkan rumah selepas SMP. Di usianya yang masih sangat muda, dia pergi ke ibu kota untuk mengadu nasib. Mulai dari tukang batu hingga supir harian pernah ia jalani. Hingga kemudian dia bekerja pada sebuah perusahaan semen di Narogong, Bogor.
Lingkungan sekitar dan kondisi hidup yang serba pas-pasan telah menempa keduanya menjadi pribadi dengan semangat juang yang sangat tinggi. Berbekal tekad untuk hidup dan masa depan yang lebih cerah, mereka terus memacu diri untuk berbuat yang terbaik. Avid, semasa sekolah selalu belajar dengan gigih, hingga terus mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan tinggi. Sedang Gatot tidak kalah luar biasa, di tengah kesibukannya bekerja untuk menghidupi diri, dia sempatkan untuk mengambil paket C hingga lulus. Dan hebatnya, selepas paket C, dia meneruskan ke bangku kuliah!!
*
Saya sering merenung dan menjadikan kedua pribadi tersebut sebagai perbandingan. Terlebih bila semangat saya sedang menurun. Saya dibesarkan dengan kondisi ekonomi keluarga yang jauh lebih baik. Malu rasanya bila tidak bisa memiliki performa yang lebih baik dari mereka berdua.
Bila saya mengutip slogan yang tertulis di novel Negeri 5 Menara, Man Jadda Wa Jadda, barang siapa yang bersungguh-sungguh niscaya kesuksesan akan diraih. Serta kutipan dari semboyan almamater saya yang terinspirasi oleh ucapan Hittler, Uber Alles, berada di atas segalanya. Maka tidak ada alasan untuk tidak sukses bagi orang yang terus bersungguh-sungguh dan bekerja keras dalam men-deliver segala kemampuan dan potensi dirinya.
Oleh karenanya, sebagai mahluk yang diciptakan oleh Alloh dengan kesempurnaan tingkat tinggi, tiada yang bisa dilakukan selain terus berusaha untuk menjadi dan memberikan yang Terbaik. Sedang untuk menjadi yang terbaik, kita hanya perlu usaha yang "sedikit" lebih keras dibanding orang lain.
Bila untuk menjadi terbaik sulit untuk diraih, maka jadilah yang Pertama dalam segala hal. Baik dalam hal belajar, berprestasi, ataupun berkontribusi.
Bila kemudian sudah ada orang yang lebih dulu meraihnya, maka jadilah yang Berbeda. Setiap pribadi memiliki keistimewaan yang membedakan antara pribadi satu dengan lainnya.
**
Bagi sebagian besar orang, usia muda identik dengan semangat yang menggebu-gebu. Kini tantangan terbesar bagi kita adalah bagaimana menjaga semangat tersebut. Siapa yang bisa menjamin bahwa semangat ala pemuda itu akan tetap hidup hingga kita memasuki usia senja?
Layaknya energi listrik, untuk memastikan bahwa semangat itu tetap menyala, maka kelilingilah diri kita dengan orang-orang yang memiliki energi dan semangat yang sama atau bahkan lebih tinggi. Pastikan lingkungan kita selalu memacu diri untuk terus belajar, berbenah, dan bekerja.
Berani berkata Tidak untuk aktivitas yang hanya membuang energi, tidak produktif, tidak kontributif, dan menjauhkan kita dari impian yang kita tuju. Karena, sekali lagi, terlalu sayang bila hidup yang sesaat ini dilewatkan tanpa prestasi dan kontribusi.
Avid dan Gatot adalah sedikit dari sekian banyak orang yang terus memelihara semangatnya untuk belajar dan memberikan yang terbaik. Keduanya sangat layak untuk dijadikan sahabat, yang darinya kita bisa saling bertukar ilmu dan semangat. Mari perbanyak teman seperti mereka. Let's keep our learning spirit alive!
Keep Learning, Keep Growing
Kemudian cerita kedua adalah tentang seorang pekerja lepas (out sourcing) yang berhasil menempuh pendidikan tinggi di tengah keterbatasan yang dimilikinya. Sebut saja Gatot. Dibesarkan dalam sebuah keluarga yang kurang harmonis, membuatnya pergi meninggalkan rumah selepas SMP. Di usianya yang masih sangat muda, dia pergi ke ibu kota untuk mengadu nasib. Mulai dari tukang batu hingga supir harian pernah ia jalani. Hingga kemudian dia bekerja pada sebuah perusahaan semen di Narogong, Bogor.
Lingkungan sekitar dan kondisi hidup yang serba pas-pasan telah menempa keduanya menjadi pribadi dengan semangat juang yang sangat tinggi. Berbekal tekad untuk hidup dan masa depan yang lebih cerah, mereka terus memacu diri untuk berbuat yang terbaik. Avid, semasa sekolah selalu belajar dengan gigih, hingga terus mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan tinggi. Sedang Gatot tidak kalah luar biasa, di tengah kesibukannya bekerja untuk menghidupi diri, dia sempatkan untuk mengambil paket C hingga lulus. Dan hebatnya, selepas paket C, dia meneruskan ke bangku kuliah!!
*
Saya sering merenung dan menjadikan kedua pribadi tersebut sebagai perbandingan. Terlebih bila semangat saya sedang menurun. Saya dibesarkan dengan kondisi ekonomi keluarga yang jauh lebih baik. Malu rasanya bila tidak bisa memiliki performa yang lebih baik dari mereka berdua.
Bila saya mengutip slogan yang tertulis di novel Negeri 5 Menara, Man Jadda Wa Jadda, barang siapa yang bersungguh-sungguh niscaya kesuksesan akan diraih. Serta kutipan dari semboyan almamater saya yang terinspirasi oleh ucapan Hittler, Uber Alles, berada di atas segalanya. Maka tidak ada alasan untuk tidak sukses bagi orang yang terus bersungguh-sungguh dan bekerja keras dalam men-deliver segala kemampuan dan potensi dirinya.
Oleh karenanya, sebagai mahluk yang diciptakan oleh Alloh dengan kesempurnaan tingkat tinggi, tiada yang bisa dilakukan selain terus berusaha untuk menjadi dan memberikan yang Terbaik. Sedang untuk menjadi yang terbaik, kita hanya perlu usaha yang "sedikit" lebih keras dibanding orang lain.
Bila untuk menjadi terbaik sulit untuk diraih, maka jadilah yang Pertama dalam segala hal. Baik dalam hal belajar, berprestasi, ataupun berkontribusi.
Bila kemudian sudah ada orang yang lebih dulu meraihnya, maka jadilah yang Berbeda. Setiap pribadi memiliki keistimewaan yang membedakan antara pribadi satu dengan lainnya.
**
Bagi sebagian besar orang, usia muda identik dengan semangat yang menggebu-gebu. Kini tantangan terbesar bagi kita adalah bagaimana menjaga semangat tersebut. Siapa yang bisa menjamin bahwa semangat ala pemuda itu akan tetap hidup hingga kita memasuki usia senja?
Layaknya energi listrik, untuk memastikan bahwa semangat itu tetap menyala, maka kelilingilah diri kita dengan orang-orang yang memiliki energi dan semangat yang sama atau bahkan lebih tinggi. Pastikan lingkungan kita selalu memacu diri untuk terus belajar, berbenah, dan bekerja.
Berani berkata Tidak untuk aktivitas yang hanya membuang energi, tidak produktif, tidak kontributif, dan menjauhkan kita dari impian yang kita tuju. Karena, sekali lagi, terlalu sayang bila hidup yang sesaat ini dilewatkan tanpa prestasi dan kontribusi.
Avid dan Gatot adalah sedikit dari sekian banyak orang yang terus memelihara semangatnya untuk belajar dan memberikan yang terbaik. Keduanya sangat layak untuk dijadikan sahabat, yang darinya kita bisa saling bertukar ilmu dan semangat. Mari perbanyak teman seperti mereka. Let's keep our learning spirit alive!
Sumber : google.co.id |
Keep Learning, Keep Growing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar