Finally I did it!
First of all, Alhamdulillah atas segenap karuniaNya sehingga seminar*yang secara tidak sengaja direncanakan tepat pada 10 Nopember 2010 dan sidang tugas akhir berjalan cukup lancar. Saya akan mengulas beberapa hal tentang tugas akhir (pertama dan terakhir saya)*kelak thesis amin. Kali ini tentang seminar tugas akhir.
Untuk seminar ini, saya mencoba menggarapnya sebaik mungkin dan seunik mungkin (ya mungkin seperti Yoris Sebastian kala mendesain sesuatu)..hahah*kayaknya kali ini sebagai sarjana teknik saya agak berlebihan
*thanks to Niken for the poster
Gambar diatas merupakan poster yang tersebar via facebook. Agak aneh mungkin, disaat kebanyakan orang menghindari jumlah audience yang banyak, saya justru tanpa malu mengundang orang2 untuk berduyun-duyun menghadiri seminar saya, seolah seminar ini adalah resepsi pernikahan..hahhaha..ya bukan karena ingin pamer atau apa, tapi memang kehadiran orang banyak justru membuat saya tidak merasa sendiri ketika "dihujani pertanyaan" oleh para dosen penguji
*thanks to Niken for the poster
Gambar diatas merupakan poster yang tersebar via facebook. Agak aneh mungkin, disaat kebanyakan orang menghindari jumlah audience yang banyak, saya justru tanpa malu mengundang orang2 untuk berduyun-duyun menghadiri seminar saya, seolah seminar ini adalah resepsi pernikahan..hahhaha..ya bukan karena ingin pamer atau apa, tapi memang kehadiran orang banyak justru membuat saya tidak merasa sendiri ketika "dihujani pertanyaan" oleh para dosen penguji
Ya, saya mencoba mengambil posisi yang sedikit berbeda dalam melihat arti SEMINAR PROPOSAL TA. Bagi saya, seminar proposal TA itu :
1. Bukan ajang pembantaian apalagi pembunuhan. Bagi saya, ini adalah ajang diskusi antara mahasiswa dan dosen. Jadi, sejak awal saya tanamkan untuk tetap berpikir terbuka atas segala masukan yang diberikan. Cara berpikir ini (yang saya anggap cara berpikir positif) banyak membantu saya dalam menyelesaikan setiap pertanyaan dan menjauhkan debat kusir. Alhamdulillah, saya dimudahkan dalam memberikan penjelasan, sehingga tidak terjadi perdebatan yang berlarut-larut.
d Jadi seminar ini dilatarbelakangi oleh.............
d Jadi seminar ini dilatarbelakangi oleh.............
2. Ajang untuk menampilkan karya kita. Saya memiliki keyakinan dan idealisme bahwa setiap umat manusia dianugerahi karunia dan bakatnya masing2. Dengan bekal itu kita bisa mencipta atau berkreasi untuk dinikmati oleh orang banyak. Tidak heran bila saya benar-benar memposisikan diri selayaknya penyanyi solo yang sedang menghibur para audiens. Atau lebih pas-nya saya sedang memerankan seorang tokoh pelawak yang sedang mengocol di depan audiens. Trik ini membuat saya sedikit lebih enjoy dalam membawakan materi.
3. Sekali seumur hidup! Harga mati bagi saya, seminar proposal TA cukup sekali. Selebihnya saya berharap akan dilanjutkan seminar proposal tesis. Prinsip saya kemudian membawa saya untuk berpikir bahwa ini adalah momen langka yang cukup special. Bahkan saya samakan dengan momen khitan, dimana saya pun dikhitan sekali seumur hidup*lebai ni kayaknya haha. Atau bisa juga saya samakan dengan momen pernikahan*ya saya berniat menikah sekali seumur hidup dan dikenal sebagai suami yang sayang istrinya (macam baharudin jusuf habibie) Maka dari itu saya pun mengunggah poster untuk menarik massa. Hal ini kemudian berimplikasi pada banyak hal. Pembuatan poster sendiri memiliki banyak arti yang merepresentasikan jalan berpikir saya secara umum. Disamping itu, pemilihan tanggal pun tidak lepas dari perencanaan. Pemilihan 10 Nopember merupakan hasil perenungan yang cukup singkat, mengingat saya hanya diberi tenggat waktu dalam satuan minggu, bukan satuan hari.
4. Momen silaturahmi. Tanpa penyelenggaraan seminar ini, bisa jadi saya tidak akan kenal lebih dekat dengan para dosen. Ini sebabnya saya selalu tersenyum tiap kali berdiskusi dengan pra dosen penguji, karena saya memposisikan diri sebagai seseorang yang hendak menjalin sebuah persaudaraan.belum lagi kehadiran teman2 satu angkatan dan adik angkatan. Munafik kalo saya bilang : "saya lebih sering di mesin daripada di luar mesin". Sudah hampir 3 tahun (mulai tahun kedua kuliah) saya lebih sering menghabiskan waktu di Kopma atau di Asrama sdm iptek. Itu sebabnya kemunculan teman-teman akan membangkitkan memory saya ketika menghadapi sekumpulan SC yang tampan (dan menyeramkan tentunya).
Dari kiri ke kanan : Pak Indra "Leles" Sidharta (salah inspirator) dan Bu Kis "Iting" Agustin (dosen pembimbing sekaligus inspirator)
Dari kiri ke kanan : Aditya Alif "Suneo" (M50), Irfan "Budheng" Affandi (M50), Brian Nanda Sagara (M51), dan Dhanny "Dancir" (M50)
Dari kiri ke kanan : Pak Indra "Leles" Sidharta (salah inspirator) dan Bu Kis "Iting" Agustin (dosen pembimbing sekaligus inspirator)
Dari kiri ke kanan : Aditya Alif "Suneo" (M50), Irfan "Budheng" Affandi (M50), Brian Nanda Sagara (M51), dan Dhanny "Dancir" (M50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar