Rabu, 30 Mei 2012

Yang Terkecil Yang Menentukan

Sumber : catalystmentalhealth.com

Dari sekian banyak permainan, puzzle termasuk mainan yang paling saya gemari. Semasa masih duduk di taman kanak-kanak saya paling senang bila bermain puzzle yang terbuat dari kayu. Bila harus beradu cepat dalam menyusun puzzle, saya sangat sulit untuk dikalahkan oleh teman-teman saya.

Suatu ketika sepulang dinas luar kota, Ayah saya pernah membelikan saya dan adik saya masing-masing sebuah puzzle bergambar. Tak terbayangkan bahagianya kami saat itu. Selang bertahun kemudian, kini giliran saya yang membelikan puzzle untuk adik-adik saya. Saya ingin mereka merasakan sensasi menyusun kembali puzzle menjadi sebuah gamabr yang utuh.

Hal yang terlihat "mudah" namun bisa sangat menyulitkan saat menyusun puzzle adalah ketika menempatkan kepingan puzzle terakhir. "Mudah" karena itulah kepingan terakhir, letaknya pun sudah bisa dipastikan. "Sulit" bila ternyata kepingan puzzle tersebut terselip hilang entah kemana. Kita harus mencari kesana kemari untuk menemukannya.

Sama halnya dengan kehidupan kita sehari-hari. Godaan terbesar justru datang saat kita hampir menyelesaikan sebuah pekerjaan. Rasa lelah bercampur hasrat untuk segera cepat selesai. Pada akhirnya banyak hal remeh yang seringkali kita abaikan. Lebih-lebih sebagai seorang pria (khususnya saya) memiliki kecenderungan untuk menyepelekan hal-hal yang kecil.

Melalui tulisan ini saya mencoba mengingatkan diri saya untuk selalu keep on focus until finish dalam mengerjakan segala sesuatu. Karena sebagai pribadi, saya masih sering mengabaikan hal yang kecil. Entah itu lupa menaruh barang, bepergian tanpa menggunakan kacamata, hingga menunda-nunda pekerjaan.

..."Kemenangan seorang pembalap sepeda tidak hanya ditentukan oleh kayuhan pertama atau terakhir saja, namun setiap kayuhan dari start hingga garis finish-lah yang menentukannya juara atau tidak. Tidak akan genap 1 juta bila kurang 50 rupiah. Tidak akan menjadi sebuah susunan puzzle yang indah bila hilang satu saja keping puzzle"...

Masih banyak hal kecil di sekeliling kita (saya) yang harus selalu diperhatikan dan dikerjakan secara serius. Karena bisa jadi disitulah penentu kesuksesan kita.


Keep Learning, Keep Growing!!
*Secara khusus saya ucapkan terima kasih untuk partner saya yang selalu (tanpa lelah) mengingatkan akan hal ini.

Senin, 28 Mei 2012

Officially Orange!!!

After worn "Green" uniform for a year, finally we change into our new "Orange" uniform. Ready to face new challenge, new responsibility, and new role.

Essa Abubakar Wahid - "Trainer Wannabe" Hehe

Bagus Dewaji Eko Noviardi - Tuban CBM Engineer

Wahyu Gunawan - Tuban Raw Mill and Kiln Jr.SI

Dede Kaladri Syamputra and I as Tuban Maintenance Planning Engineer

Ferry Nur Aditya - Tuban Finish Mill and Packhouse Jr.SI

Naek Marganda Pandiangan - Cilacap Electrical and Instrument Engineer

 
Keep Learning, Keep Growing!!

Minggu, 27 Mei 2012

Alasan Di Balik Memancing

sumber : images.picturesdepot.com

Konon aktivitas memancing merupakan obat mujarab untuk menghapus kepenatan setelah berjibaku dengan rutinitas sehari-hari ataupun persoalan hidup yang sangat complicated. Saya pun pernah membuktikannya. Beberapa minggu yang lalu, sebelum Final Presentation Dedicated OJT, saya beserta ayah dan ketiga adik saya pergi memancing ke sebuah tempat pemancingan. Dan benar saja, sekejap semangat dan mood saya membumbung tinggi.

Nah, alkisah di sebuah desa yang sangat tertinggal ada 2 pria berbeda generasi berobat di sebuah klinik kesehatan. Mereka datang dengan permasalahan yang berbeda. Ada yang mengeluh kehilangan nafsu makan, hingga mengadu susah buang air.

Karena persediaan obat yang terbatas, akhirnya sang mantri hanya memberikan obat penambah nafsu makan untuk 2 hari saja. Dan bila sakit masih berlanjut, sang mantri justru menganjurkan mereka untuk pergi memancing.

Benar saja setelah obat habis, keduanya masih mengeluhkan sakitnya. Akhirnya mereka pun pergi ke sungai untuk memancing. Secara kebetulan keduanya memancing di tempat yang sama.

Pria pertama adalah seorang kakek berusia sekitar 60 tahun. Sedang pria kedua ialah pemuda berumur 23 tahun. 2 jam telah berlalu sejak mereka pertama kali melemparkan kailnya. Belum ada satupun ikan yang memakan umpan mereka.

Di tengah kehehingan tersebut, sang pemuda memberanikan diri untuk membuka percakapan.
"Kek, sebenarnya apa yang kakek keluhkan kepada sang mantri?"

Kakek pun menjawab, "Kakek akhir-akhir ini kehilangan nafsu makan, terlebih sejak nenek sering mengeluh dan marah karena Kakek lebih perhatian kepada burung-burung peliharaan Kakek".

Sesaat kemudian Sang Kakek pun menyakan balik kepada pemuda tersebut, "Hey anak muda, apa pula yang kau keluhkan ke sang mantri, sampai kau diminta memancing segala?"

"Mmm..saya hanya bilang kepada Pak Mantri bila belakangan ini saya susah sekali buang air. Terutama sejak calon istri saya sering mengambek dan mencucu karena berulang kali saya telat mengangkat telepon dan membalas sms darinya."



Keep Learning, Keep Growing

Rabu, 23 Mei 2012

Satu Tahun "Membangun Bersama"


Sumber : goose.us/ Diambil dari salah satu koleksi foto dalam buku 100 tahun Holcim "Industrious".
Tidak ada sedikitpun bayangan bagi saya untuk berkiprah di industri semen. Saya pun tidak menduga jika harus memulai karir profesional di industri ini. Saya dibesarkan di lingkungan industri minyak, kerja praktik di industri strategis (pembuatan panser), selama kuliah pun saya tumbuh berkembang di lingkungan koperasi dan aktivitas kemahasiswaan lainnya. See, terbayang bagaimana bingungnya saya menghubungkan tiap milestone yang ada dalam kehidupan saya hingga kini.

Namun kemudian saya teringat salah satu impian sebelum lulus. Seandainya saya memang harus bekerja, saya ingin bekerja di sebuah perusahaan yang bisa membantu saya menaikkan kemampuan bahasa asing, mempermudah saya memiliki international networking, kemudian yang terpenting perusahaan tersebut bergerak di bisnis yang sustainable dan memiliki impact yang besar bagi masyarakat luas.

Tujuan saya saat itu jelas, industri minyak, entah perusahaan asing maupun BUMN. Namun ibu saya menambahkan satu lagi kriteria di dalam doanya, semoga saya bisa bekerja di Cilacap! Tentu saja maksud beliau PT.Pertamina RU IV. Namun Alloh memiliki rencana-Nya. Sampai tulisan ini dibuat, sudah setahun saya beraktivitas di PT. Holcim Indonesia.

Satu tahun yang lalu, 23 Mei 2011, saya beruntung bisa bergabung ke dalam Graduate Development Program salah satu perusahaan semen terkemuka di dunia*.

Selama itu pula saya dan teman-teman banyak mempelajari seluk beluk tentang industri yang memang kurang populer di bangku kuliah. 3 bulan pertama saya menjalani classroom training. Dibantu oleh para pembimbing, baik yang sudah  senior ataupun masih muda, setingkat team leader-engineer- hingga manager, kami dibimbing untuk menjadi seorang young cement engineer dalam waktu singkat.

6 bulan selanjutnya kami menjalani rotational OJT. Secara bergiliran kami menjalani OJT/magang, mulai dari Production Dept, Technical Dept, Maintenance Dept, Quarry Dept, Geocycle, Corporate Technical Services, hingga Occupational, Health, and Safety. Setelah itu, kami disebar ke berbagai fungsi yang sesuai dengan background pendidikan kami masing-masing. Saya sendiri kemudian menghabiskan sisa waktu 3 bulan terakhir untuk menjalani dedicated OJT di Maintenance Dept. Tepatnya Finish Mill Maintenance.

Selama periode tersebut, presentasi menjadi hal yang lumrah bagi kami. Hingga kami memiliki sebutan yang pas untuk menggambarkan profesi kami saat itu, yaitu Power Point Engineer. Hal ini merujuk pada aktivitas kami yang banyak bersentuhan dengan salah satu program presentasi paling populer, Microsoft Power Point.

Kini saya bersiap untuk menerima tanggung jawab yang lebih tinggi lagi. Mengutip pesan dari Uncle Ben di film Spiderman, "With Great Power, Comes Great Responsibility". Setelah setahun menjadi Power Point Engineer, saya diberi amanah sebagai Maintenance Planning Engineer.

"Katakanlah kapasitas produksi Finish Mill adalah 420 ton per jam. Sedang untuk membuat jalan raya, sekolah untuk masyarakat di pedalaman, pondok pesantren, perumahan, masjid, puskesmas untuk masyarakat tidak mampu, dan bangunan fisik lainnya dibutuhkan 130 ribu ton per hari. Jika saya tidak melakukan maintenance dengan cerdas, hingga menyebabkan operasi Finish Mill berhenti untuk 24 jam (loss production 420 ton per jam x 24 jam). Artinya, secara otomatis saya turut berkontribusi atas terlambatnya segala bentuk pembangunan yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat."

Semoga alinea di atas mampu mengingatkan saya untuk terus bersyukur, bersemangat dan meluruskan niat beribadah dalam menjalani profesi sebagai engineer.



Keep Learning, Keep Growing!!
*lebih pasnya, setahun yang lalu sebuah perusahaan multinasional beruntung memperoleh tanda tangan saya Hehe.

Senin, 14 Mei 2012

Gallery of the Week (the Fishing Time)

Yeeyy..Willkommen zurück mein Montag!!
How's life readers? I'm really fine and ready enough for any obstacles today!
This Monday I've a Final Presentation as the climax of Graduate Development Program. There're too much stresses and pressures. That's why yesterday has been my quite Sunday

I spent my Sunday the by having family time at fishing pond. We screamed, shocked, laughed, and those are totally fun! For My brothers and sister, it's their first experience in feeling how the strike was really amazing and addictive. Hehe. In the end of the day, it's really recharge my spirit of course.



Salas was waiting for his first strike.



Yesss..Royyan's strike!

My Daddy's guiding him. FYI, my Daddy was crazy about fishing. He's professional!

1 kg of Patin was attracting Salsa too.

Second strike by Royyan. Bawal was taking the bait fishing.

Yeay, finally we got 2 bawal, 2 patin, 2 gurameh, and 1 mujair. It's enough for us. Cant wait for next fishing time!




Keep Learning, Keep Growing!!

Jumat, 11 Mei 2012

Bermimpi, Berdoa, dan Berusaha

Banyak orang yang telah berkali-kali mencoba  melakukan sesuatu untuk mewujudkan keinginannya, namun berkali-kali juga mereka menemukan kegagalan. Dan saya pun sering mengalami hal seperti ini.

Pagi ini, bukan kebetulan bila saya melihat tayangan televisi yang dibawakan Ust. Yusuf Mansyur. Beliau banyak menyampaikan hal seperti yang saya utarakan di atas. Sudah banyak orang yang "bergerak" mengejar impiannya, namun tidak semuanya "meminta" kepada Sang Maha Kuasa. Akhirnya lebih banyak halangan dan rintangan yang dihadapi ketimbang kemudahan yang diraih.

Meski demikian, orang yang "bergerak" tanpa "meminta" masih lebih baik ketimbang orang yang "tidak pernah bergerak" dan "tidak pernah meminta". Artinya orang tersebut benar-benar tidak melakukan apa-apa. Jangankan "bergerak", "meminta" pun tidak pernah.

Bagaimana mungkin "meminta", jikalau tidak ada yang "diminta". Memang saya akui, seringkali muncul keraguan dan ketakutan dalam diri sendiri saat akan memulai bermimpi. Keberanian untuk bermimpi berbanding lurus dengan keyakinan akan pertolongan Alloh. Semakin kita yakin akan pertolongan Nya, semakin berani kita bermimpi.

Kemudian, bila kita telah memiliki mimpi (sesederhana apapun itu), maka sebarkanlah. Begitu kira-kira pesan seorang teman saya, Achmad Ferdiansyah. Semakin banyak yang tahu, semakin banyak yang mendoakan, dan semakin banyak yang akan mengingatkan kita manakala kita kehabisan spirit.

Di akhir acara, Ust. Yusuf mengingatkan kita untuk terus "meminta" kepada Nya. Baik tiap akhir sholat fardlu, dhuha, maupun solat lail. Tidak lupa memperbanyak amalan yang akan mempermudah datangnya pertolongan Nya.

Terakhir, teruntuk saya dan teman-teman yang masih berkutat dengan Tugas Akhir, berjuang mendirikan bisnisnya, bergerilya di medan recruitment test, bersusah payah membangun karir dan menyelesaikan Final Project. Mari saling mengingatkan untuk jangan pernah lelah berhenti untuk 3 hal, bermimpi, berdoa ("meminta"), dan berusaha ("bergerak")!!



Satu hal yang saya "minta" hari ini, mudahkan dan sukseskanlah Final Project saya Ya Rabb. 
"Failure Analysis of Pre Grinder's Bolt at Cement Mill Area, Holcim CIL Plant" 
No Maintenance, No Cement
No Cement, No More Building, No More School, No More Pesantren! 


Keep Learning, Keep Growing!!

Kamis, 10 Mei 2012

Aku Bangga (meski) Ayahku Seorang Pekerja Kasar

Sejak berkomitmen untuk berusaha menuliskan kisah-kisah orang inspiratif tiap minggunya, saya seperti terpacu untuk terus melihat perilaku orang-orang di sekitar dalam sudut pandang yang positif.  Setiap orang memiliki value yang kadang kala tersembunyi dan perlu kita gali lebih dalam untuk mengambil hikmahya.

Saya sangat berterima kasih kepada seseorang yang saya temui kemarin sore. Beliau adalah seorang pekerja kontrak dengan upah harian di pabrik tempat saya bekerja. Saat itu saya sedang berjalan kaki bersama seorang teman saat beliau tiba tiba datang menghampiri kami.

Beliau menyapa kami dengan sumringah, meski raut wajah beliau menunjukkan betapa letih dan lelahnya beliau. Setelah berbasa-basi singkat penuh keakraban, beliau dengan sopan menunjukkan sekumpulan kertas hasil print. Beliau meminta kami mengecek hasil print tersebut. Ternyata hasil print tersebut adalah tugas milik seorang anaknya yang masih duduk di bangku kelas 5 SD.

Guru di sekolahnya, memberinya tugas untuk membuat kliping tentang Regular Verbs dan Irregular Verbs. Karena keterbatasan fasilitas yang beliau miliki di rumah, baik komputer, printer maupun koneksi internet. Akhirnya beliau meminta tolong seorang karyawan pabrik untuk membantu menyelesaikannya.

Karena kasih sayang yang besarlah yang mendorong beliau rela melakukan apa saja demi anaknya. Saya tidak yakin sang anak tahu dengan pasti apa yang ayahnya lakukan di luar sana. Dia hanya tahu bahwa sang ayah pulang dengan membawa tugas sekolahnya yang sudah hampir selesai.

Beliau meneruskan cerita, setiap bulan beliau harus mengeluarkan uang sebesar dua belas ribu lima ratus rupiah untuk pelajaran tambahan di sekolah, pelajaran komputer. Hebatnya, sang anak selalu meraih nilai tertinggi di kelasnya untuk mata pelajaran tersebut. Dari cara beliau bercerita, saya bisa menggambarkan betapa bangganya beliau akan anaknya.

Namun sesaat kemudian saya berubah mendadak nelangsa, saat beliau bercerita bahwa sang anak suatu hari bertanya berapa harga laptop Pak? Beliau menjawab, “ Harga satu laptop sama dengan gaji bapak setahun nak." 

Meski sebenarnya sang anak berhak untuk mendapatkan laptop atas prestasi belajarnya yang luar biasa, namun beliau belum memiliki kemampuan untuk mewujudkan hal itu. Sehingga beliau pun hanya bisa berpesan “Sekarang yang penting kamu belajar yang rajin ya”. 

Jleb!!Sekali lagi, saya diingatkan untuk terus banyak bersyukur. Saya masih bisa hidup dan dibesarkan dengan segala fasilitas yang lebih dari cukup, pendidikan dan lingkungan yang baik. Saya pun diingatkan betapa kasih dan sayang orang tua sangat besar. Di tengah keterbatasan yang ada, mereka rela melakukan apa saja untuk anak-anaknya.

Oleh karena pengorbanan yang besar dan atas nafkah yang halal, tidak ada alasan untuk tidak bangga kepada orang tua kita, meski hanya seorang pekerja kasar.

Sumber : Syadside.wordpress.com


Keep Learning, Keep Growing!!

Selasa, 08 Mei 2012

Kebahagiaan Selalu Bermula Dari Hal Kecil

Tidak ada orang di muka bumi ini yang tidak ingin membahagiakan orang di sekitarnya. Namun kebanyakan orang (termasuk saya) sering berpikir terlalu muluk dan lebih banyak berasumsi bahwa untuk membahagiakan orang perlu ini itu, harus meraih ini itu, harus berbuat ini itu, dan sebagainya.

Kita cenderung berpikir apa yang ingin kita lakukan untuk membahagiakan orang ketimbang mencari apa yang sebenarnya dibutuhkan orang dari kita agar mereka bahagia. Pada akhirnya tidak semua yang kita lakukan bisa membuat orang di sekeliling kita nyaman atau bahagia.

Saya memiliki seorang dosen yang terkenal emosional dan killer. Kebetulan beliau adalah dosen pembimbing saya semasa menyelesaikan Tugas Akhir. Suatu pagi saya mengirim sebuah pesan singkat. Hanya menanyakan kabar yang saya lakukan. Singkat cerita kami pun saling berbalas SMS.

Di kemudian hari saat kami bertemu,  beliau bercerita bahwa pagi itu beliau merasa sangat bahagia. Saking senangnya, beliau bahkan menceritakan saya di depan mahasiswa saat kuliah di siang harinya.Kebahagiaan yang beliau rasakan bukan sekedar karena pesan singkat, namun karena beliau merasa diperhatikan dan diingat meski kini saya bukan lagi mahasiswa bimbingannya.

Saya pun memiliki seorang teman yang selalu membutuhkan kehadiran saya di saat nafsu makannya sedang menurun. Baginya kehadiran saya akan menaikkan selera makan hingga berkali-kali lipat. Seringkali kehadiran kita jauh lebih berarti daripada barang mewah hasil pemberian kita.

Berbicara tentang kehadiran, saya teringat tips dari Jamil Azzaini untuk mengobati orang tua kita yang sedang sakit dan susah makan. Bukan dokter spesialis, atau multivitamin mahal yang dibutuhkan beliau. Tapi kehadiran kita lah yang dirindukan beliau.

Saya memiliki seorang Ibu yang beberapa bulan yang lalu sempat jatuh sakit hingga masuk rumah sakit. Setelahnya, beliau harus senantiasa menjaga pola hidup dan makannya. Singkat cerita, hampir 2 bulan ini saya kembali pulang dan tinggal serumah dengan beliau.

Selama itu pula saya merasakan bahwa produktivitas saya di rumah tidak cukup membanggakan bagi orang tau saya. Aktivitas saya masih berkutat dengan bekerja-istirahat-bekerja. Belum ada aktivitas sosial dan keorganisasian seperti kala masih mahasiswa. Bahkan intensitas menulis saya pun jauh berkurang.

Di tengah keterpurukan itu saya pun meminta maaf kepada Ibu. Selama di rumah saya belum bisa menunjukkan apa-apa. Lalu apa jawaban Ibu saya?

Kira-kira begini jawaban beliau, "Nak, kau masih muda. Semangatmu masih sangat berapi-api. Kau ingin melakukan ini-itu, seolah-olah kau ingin menunjukkan banyak hal. Tapi percayalah, hanya dengan kehadiranmu, sekarang tidur Ibu selalu nyenyak. Hati Ibu selalu tenang bila melihat kau membimbing ketiga adikmu yang masih kecil pergi ke Masjid dan mengaji bersama. Kolesterol Ibu sudah jauh menurun sejak kau tinggal disini".

Sembari menahan haru, saya merasa kehadiran saya sangat berarti. Energi positif dalam jumlah yang sangat besar telah merasuki saya saat itu. Dalam hati saya bertekad untuk terus membahagiakan beliau.

Pada akhirnya, saya menyadari banyak hal-hal kecil yang sering kita lupakan namun bermakna besar bagi orang lain. Sebuah pesan singkat dan perhatian dari kita bisa mengubah mood yang terlanjur jelek mendadak menjadi luar biasa bagus. Kehadiran kita, meski hanya sementara, bisa menaikkan nafsu makan bahkan menurunkan kolesterol.

Ibu dan adik saya Essa Khairunisa Atsani
"Kini, meski saya jauh dari hingar bingar kota besar dan segala fasilitasnya, tinggal di kota terpencil dan memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk berkembang lebih tinggi, 
namun setidaknya saya senang bisa mencium tangan Ibu tiap pagi dan membuatnya lebih bahagia dan sehat".


 
Keep Learning, Keep Growing 

Senin, 07 Mei 2012

Istiqomah

Sumber : picturecorect.com

Setiap umat muslim di muka bumi selalu diingatkan untuk terus istiqomah dalam beribadah. Beribadah bisa diartikan dalam bentuk ibadah wajib maupun sunnah. Sedang dalam arti yang lebih luas, setiap pekerjaan yang didasari niat untuk mendekatkan diri dan mengharap ridlo-Nya, bisa disebut sebagai ibadah.

Bagi saya, menulis blog tidak lain tidak bukan adalah sebuah upaya untuk selalu bersyukur dan mengingat-Nya. Sayangnya, kira-kira sudah 1 bulan ini saya sama sekali tidak menulis. Dalam hal ini, saya merasakan betapa istiqomah tidak semudah seperti yang dilihat. Kata Ibu saya, sekali saja kita melalaikan aktivitas yang baik, maka selanjutnya akan ketagihan untuk terus melalaikannya. Karena memang godaan akan terus bertubi-tubi datang hinggap dan merayu kita. Hingga suatu saat kita pun akan benar-benar meninggalkannya.

Tidak hanya aktivitas menulis yang terbengkelai, tetapi juga sebagian besar target yang telah saya canangkan di awal bulan. Dari sekian banyak target, hanya Final Project yang menunjukkan perkembangan yang signifikan. Namun saya masih bersyukur, karena dengan adanya target bulanan saya bisa menilai diri sendiri. Karena  terbengkelainya target-target pribadi menunjukkan bahwa ada penurunan kinerja maupun kualitas diri.

Selama masa itu, bukan berarti saya tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah pada diri saya. Saya terus berpikir menemukan apa-apa yang menjadi akar permasalahan. Satu hal yang saya yakini bahwa aktivitas yang semakin padat tidak bisa dijadikan alasan untuk terus berkarya. Justru, saat-saat seperti inilah saya membutuhkan manajemen waktu yang lebih baik.

Pada akhirnya saya menemukan bahwa saya kekurangan inspirasi. Lalu apa yang saya lakukan?
Pertama, saat saya mendapatkan kesempatan untuk pergi ke luar kota dalam rangka urusan dinas, maka saya pun betul-betul memanfaatkannya untuk me-refresh semangat. Bukan kebetulan bila saya ditugaskan ke ITS Surabaya. Maka saya  pun bersilaturahmi ke figur-figur inspiratif yang mampu menjadi moodbooster dan membangkitkan fighting spirit yang sempat meredup. Ya, satu pekan yang lalu saya berkesempatan untuk melancong ke Surabaya dalam rangka uji material bolt di kampus ITS.

Kemudian yang kedua. Saya merombak sebuah gudang kecil berukuran 2 x 2.5 meter di rumah untuk saya jadikan sebuah ruang pribadi. Ya, saya berpendapat bahwa di tengah kesibukan dan interaksi dengan banyak orang, kita membutuhkan waktu dan ruang untuk sejenak kita untuk beristirahat, merenung, mengevaluasi dir dan menaikkan semangat. Di ruang ini, saya lengkapi dengan sebuah time table, papan foam sebagai visual management, berbagai perlengkapan alat tulis, meja tempat menata buku dan sebuah tempat tidur untuk istirahat.

Pada akhirnya saya kembali menyadari bahwa naik-turunnya kinerja atau bahkan mood sekalipun bukanlah hal yang aneh. Karena memang istiqomah dalam segala hal memerlukan usaha yang tidak mudah. Satu hal yang penting, jangan sampai kita kehilangan momentum untuk bangkit. Karena seperti yang telah saya tulis sebelumnya bahwa the Greatest glory isn't in never falling, but in raising everytime we fall.

Target saya bulan Mei hanya satu yaitu menyelesaikan target yang belum selesai di bulan April!   
Tetap semangat untuk kita semua!



Keep Learning, Keep Growing!!